Pengangguran di Indonesia, Siapa yang Mesti Disalahkan?

Wayan Andreano
Mahasiswa Di Universitas Kristen Indonesia
Konten dari Pengguna
18 Maret 2023 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wayan Andreano tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi stres menganggur. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres menganggur. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk tinggi dengan sumber kekayaan alamnya yang melimpah. Ini membuat Indonesia pantas disebut selaku negeri yang kaya akan sumber dayanya, baik pada sumber energy alam ataupun sumber energi manusianya.
ADVERTISEMENT
Perihal ini harusnya bisa membagikan keuntungan besar buat perekonomian di Indonesia. Tetapi perihal itu belum dapat terwujud sebab kondisi di Indonesia sekarang tidak semacam yang kita bayangkan. Ini sebab pemerintah Indonesia yang belum bisa mengefesiensikan sumber energi alam serta manusianya yang melimpah.
Kenyataannya saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan ataupun dengan kata lain jadi pengangguran di negaranya sendiri. Pengangguran terdapat sebab jumlah populasi yang tiap saat bertambah dengan jumlah penduduk yang terus menjadi meningkat itu.
Pengangguran merupakan orang yang masuk dalam angkatan kerja hingga tahun yang lagi mencari pekerjaan serta belum mendapatkannya. Orang yang tidak mencari kerja seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA/SMK, mahasiswa akademi besar, serta lain sebagainya yang sebab suatu perihal tidak ataupun belum memerlukan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Tingkat pengangguran terbuka dari lulusan SMA naik dari 6,69 persen pada tahun lalu dan menjadi 8,55 persen di tahun ini. dari lulusan SMK, naik dari 8,42 persen menjadi 11,45 persen, serta universitas dari 5,7 persen menjadi 6,97 persen.
Permasalahan pengangguran yang begitu berbelit, menjadikan pemerintah cukup kesulitan buat menanganinya. Pemerintah bisa jadi bukan faktor utama dalam masalah ini, melainkan pengangguran itu sendiri.
Sebab, terdapat sebagian faktor penyebab pengangguran, serta kebanyakan faktor-faktor itu mengacu kepada pengangguran itu sendiri. Faktor-faktor tersebut seperti kualitas tenaga kerja, upah kerja minimum, serta sedikitnya kemauan menciptakan lapangan kerja sendiri.
Kualitas tenaga kerja barangkali adalah aspek utama tenaga kerja agar mendapatkan pekerjaan. Kualitas tenaga kerja yang masih kurang membuat kesempatan mendapatkan pekerjaan semakin sulit.
ADVERTISEMENT
Upah kerja minimum adalah salah satu aspek yang membuat pengangguran bertambah. Dengan gaji yang rendah, calon tenaga kerja hendak merasa tidak mau melamar pekerjaan.
Ditambah dengan permasalahan buruh yang senantiasa memohon peningkatan pendapatan tiap tahunnya membuat industri keberatan. Sebab permintaan mereka tidak sebanding dengan hasil penciptaan yang dihasilkan serta terciptalah PHK ataupun pemutusan ikatan kerja.
Terlalu sedikitnya tenaga kerja untuk menciptakan lapangan pekerjaan menjadikan peningkatan jumlah pengangguran sangat banyak. Terlalu berharapnya para calon tenaga kerja terhadap lapangan pekerjaan yang sangat sedikit menjadikan jumlah wirausahawan sangat sedikit di Indonesia.
Tapi, tidak seluruh orang dapat menjadi wirausahawan. Sebab menjadi wirausahawan diperlukan kemampuan yang mencukupi, serta pula modal. Modal jadi faktor penentu seorang wirausahawan.
ADVERTISEMENT
Namun menjadi wirausahawan sangat susah di Indonesia. Proses yang rumit membuat mereka sukar untuk membuka lapangan kerja baru. Jadi, bila kita memandang ke lingkungan sekitar kita, pemerintah yang mengebu-gebu agar para rakyatnya untuk membuka lapangan kerja baru malah dihadapkan dengan suasana dengan proses yang susah.
Belum lagi dengan adanya pajak yang bisa dibilang lumayan besar. Sehingga program kerja pemerintah yang baik jadi rusak justru karena kebijakannya sendiri.
Bisa jadi, penyebab pengangguran bukan hanya pemerintah, tetapi juga dari calon tenaga kerja itu sendiri. Dari Pemerintah yang kebingungan dengan cara mengatasi pengangguran, sementara dari pengangguran sendiri yang hanya bisa menuntut dan menyalahkan pemerintah. Padahal, mungkin merekalah yang jadi sumber masalahnya.