Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hari Keadilan Internasional Ironi Eksploitasi Pekerja Anak Tambang Kobalt Kongo
7 Juli 2023 12:54 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Wa Ode Nurfadillah Defanny tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut Aristoteles yang mengatakan bahwa keadilan adalah tindakan yang terletak di antara memberikan terlalu banyak dan sedikit yang dapat diartikan memberi sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi haknya. Sedangkan menurut Socrates, keadilan yaitu apabila pemerintah dengan rakyatnya terdapat saling pengertian baik, itulah adil atau keadilan. Bila para penguasa mematuhi dan mempraktekan ketentuan-ketentuan hukum, dan bila pemimpin negara bersikap bijaksana dan memberi contoh kehidupan yang baik.
ADVERTISEMENT
Dari dua pandangan tokoh di atas mengenai keadilan dapat disimpulkan bahwa, keadilan adalah tindakan, baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun individu terhadap rakyatnya atau individu disekitarnya. Tindakan memberi atau menerima sesuai dengan apa yang menjadi hak dan kewajibanya. Ketika berbicara tentang keadilan maka erat kaitanya dengan hak asasi manusia atau HAM, dalam hal ini bagaimana keadilan hak asasi manusia dalam hal eksploitasi pekerja anak di Kongo dalam idustrialisasi pertambangan kobalt.
Korelasi antara industrialisasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat telah lama menimbulkan perdebatan. Setiap keputusan yang diambil di tingkat negara atau supra negara seharusnya memang ditujukan untuk memenuhi hak dasar manusia, di antaranya adalah hak ekonomi dan hak sosial. Keputusan untuk membentuk United Nations Development Program (UNDP) pada tahun 1990 menggarisbawahi kesadaran negara bangsa dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif melalui penggabungan indikator sosial ekonomi dalam pembangunan manusia. Penggabungan tersebut dapat dilihat dari dua bentuk hubungan yang saling berantai. Kegiatan ekonomi dan pertumbuhan kualitas hidup manusia saling berkaitan satu sama lain apabila keputusan ekonomi tersebut diwujudkan sesuai dengan prinsip-prinsip umum hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Kobalt adalah suatu unsur kimia yang mempunyai simbol periodik Co dengan nomor atom 27. Kobalt merupakan komponen utama dalam pembuatan baterai EV yang beratnya mencapai 4 kilogram. Di dalam artifikasi sejarah para penambang Eropa sudah lama menggunakan nama kobold Ore (bahasa Jerman untuk bijih mahluk gaib eropa goblin) untuk beberapa mineral penghasil pigmen biru; Cobalt dinamakan demikian karena logam tersebut mengeluarkan asap beracun yang mengandung arensik yang mematikan saat dilebur.
Republik Demokratik Kongo (RDK) adalah salah satu negara yang berada dibenua Afrika merupakan sebuah negara yang bergantung kepada hasil ekspor. Industry ekspor utama adalah kobalt salah satu yang menjadikan negara ini sebagai penghasil kobalt terbesar di dunia, lebih dari 70% kobalt dunia berasal dari negara Kongo. Ironisnya, meski dianugerahi harta karun melimpah negara tersebut menjadi salah satu negara termiskin didunia. Bahkan, tiap kali permintaan EV melonjak, negara tersebut justru memasuki “kiamat kecil.” Dan praktek pertambangan tersebut juga tidak lepas dari diperkerjakanya buruh anak yang cukup masif. Mereka terlibat dalam penambangan emas,berlian tembaga dan bijih timah.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian terbaru pada tahun 2014, UNICEF memperkirakan terdapat 40.000 anak yang bekerja di lokasi pertambangan China di Kongo.43 Sebagaimana didefinisikan oleh UNICEF, indikator pekerja anak di sini adalah anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun, yang melakukan setidaknya satu hingga 42 jam kegiatan ekonomi dan pekerjaan rumah tangga gabungan.
Menurut Resolusi Dewan Hak Asasi Manusia 36/30 29 September 2017, masalah pekerja anak di balik eksplorasi mineral China Di Kongo ini diklasifikasikan sebagai pelanggaran hak asasi manusia, dan ILO juga menganggap pertambangan sebagai salah satu bentuk pekerjaan terburuk untuk anak karena risikonya yaitu mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak. Organisasi Amnesti Internasional sebagai organisasi yang memperjuangkan hak asi manusia mengungkapkan bahwa perusahaan raksasa di bidang teknologi, seperti Apple, Samsung, Microsoft, hingga Tesla mengunakan baterai lithium dari kobalt hasil eksploitasi anak-anak Kongo.
ADVERTISEMENT
Menurut situs resmi Amnesti Internasional, lebih dari 40 ribu anak Di Kongo harus memikul 20 hingga 40 kilogram hasil tambang kobalt setiap hari. Pekerjaan itu dilakukan 12 jam penuh, dengan upah hanya 1-2 USD per hari (sekitar Rp15-30 ribu). Banyak pekerja anak yang jatuh sakit akibat pekerjaan tersebut. Menghirup debu kobalt dapat menyebabkan penyakit pada paru-paru. Sedangkan kulit yang kontak langsung dengan kobalt dapat menyebabkan dermatitis atau peradangan pada kulit. Fakta lainya banyak dari mereka tidak memiliki masker atau sarung tangan untuk melindungi diri saat bekerja.
Miris sekali memang melihat keadaan mereka. Hidup di negara yang kaya akan sumber daya alam tidak menjamin anak-anak ini mendapatkan kehidupan yang layak. Resiko kesehatan dan juga kematian sangat mungkin untuk mereka hadapi. Industrialisasi pertambangan yang tidak sesuai standar membuat mereka dalam kondisi keselamatan yang minim. Tenaga, waktu yang mereka kerahkan tidak sesuai dengan apa yang mereka harusnya dapatkan, yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah, apakah ini yang dinamakan keadilan, apakah keadilan sudah diberikan sebagaimana seharusnya, lantas siapakah yang harusnya memberikan keadilan untuk anak-anak tersebut.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan pertanyaan besar untuk semua pihak tidak hanya negara tapi aktor lain yang terlibat didalamnya. Semoga diperingatinya hari keadilan internasional ini sebgai sinyal dan teguran bagi semua pihak bahwa ada anak-anak yang tidak terpenuhi haknya di belahan bumi benua Afrika.