Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Serunya Belajar Mengolah Nipah di Nagari Ulakan
6 Agustus 2024 14:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Weli Ardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Universitas Andalas melaksanakan KKN di Nagari Ulakan yang terletak di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman. Nagari yang terkenal akan wisata religi dan pantainya ini juga memiliki sumber pangan melimpah. Salah satu yang identik ialah buah nipah. Mahasiswa KKN UNAND Ulakan pun tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai buah nipah sekaligus cara mengolahnya.
Buah nipah (Nypa fruticans) adalah buah dengan kandungan gula (27,2 g/100g) dan karbohidrat cukup tinggi (56,4 g/100g), serta mengandung vitamin C sebesar 0,60 g/100g (sumber : Buletin Plasma Nutfa Vol.17 No 1 Th.2011) . Buah nipah berasal dari sejenis tumbuhan palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut dekat tepi laut. Nagari Ulakan yang sebagian daerahnya ialah rawa pasang surut banyak ditumbuhi pohon nipah. Pohon nipah tumbuh di pertemuan antara air payau, air tawar, dan air laut, ucap salah seorang bapak penjual nipah di Ulakan. Masyarakat setempat juga mengucapkan bahwa pohon nipah tumbuh secara liar alias tanpa ditanam sendiri.
Buah nipah diolah oleh masyarakat menjadi minuman pelepas dahaga yang menyegarkan dengan nama es nipah. Es nipah berisi buah nipah sendiri ditambah bahan lainnya seperti es, jeli dan tape singkong serta disiram oleh kental manis dan sirup. Es nipah banyak ditemukan di Korong Gantiang Tangah Padang atau sepanjang tepi jalan raya yang menghubungkan kota Padang dan kota Pariaman. Buah nipah segar dalam bentuk tandan turut dijual untuk masyarakat yang ingin mengolahnya sendiri.
Bersama Mande, salah seorang penjual es nipah, Para mahasiswa KKN UNAND belajar membuat es nipah. Dimulai dari cara memanen buah nipah, cara membuka kulit luarnya, hingga cara membuat es nipah itu sendiri. Di kedai jualan Mande, terdapat beberapa varian es nipah yakni: es nipah original dengan harga Rp. 8000, es nipah topping es krim dengan harga Rp. 12.000, es nipah topping alpukat dengan harga Rp. 15.000. Ibu Nelfa turut menjelaskan untuk setandah buah nipah segar dibanderol dengan harga Rp. 10.000 hingga Rp. 35.000 per kilo,ucap Ibu Nelfa.
ADVERTISEMENT
Strategi promosi berupa foto dan video yang diunggah di jejaring sosial seperti Instagram, WhatsApp dan TikTok membuat es nipah cukup eksis dan dikenal. Rasa penasaran akan es nipah membuat banyak pelanggan yang tahu dari jejaring sosial datang jauh-jauh ke Korong Gantiang Tangah demi mencicipinya.
Selain es nipah, masyarakat setempat juga memanfaatkan bagian lain dari tanaman nipah ini. Daun nipah muda dimanfaatkan sebagai pembungkus rokok alami, air nira diolah menjadi gula merah nipah, buah nipat turut diolah menjadi manisan atau bahan campuran kue tradisional salah satunya kue bawang. Pemanfaatan bagian lain menjadi produk bernilai jual ini bukan hanya memberikan nilai tambah ekonomi tapi juga mendorong pelestarian ekosistem pesisir. Meningkatnya permintaan produk berbasis nipah membuat masyarakat semakin termotivasi menjaga kelestarian tanaman ini.
ADVERTISEMENT
Pemerintah turut berperan dalam pengembangan produk nipah dengan mengadakan pelatihan dan pendambingan bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan variasi produk nipah ini. Dari penjelasan Mande, salah seorang penjual es nipah, dulu sudah ada pelatihan dari pemerintah mengenai pengembangan produk berbahan dasar buah nipah ini seperti bahan tambahan pembuatan yupi, keripik, hingga bahan tambahan pembuatan donat. Hal ini diharapkan dapat lebih meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus membuka peluang pasar yang lebih luas baik tingkat lokal maupun nasional.