Konten dari Pengguna

Flexitarian: Alternatif Pintar untuk Diet Ketat dan Pola Makan Tradisional

Wellyalina
- Dosen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas - Auditor Halal
22 Agustus 2024 9:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wellyalina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar. Pengukuran lingkar perut (sumber: https://www.istockphoto.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar. Pengukuran lingkar perut (sumber: https://www.istockphoto.com/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maraknya berbagai diet ekstrem dan pola makan tradisional yang sering kali sulit diikuti secara konsisten, pola makan flexitarian muncul sebagai alternatif yang lebih realistis dan berkelanjutan. Konsep flexitarian, yang mengutamakan konsumsi makanan berbasis nabati tetapi tetap mengizinkan konsumsi produk hewani dalam jumlah terbatas, menawarkan solusi seimbang yang dapat mengakomodasi kebutuhan kesehatan sekaligus mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Diet ketat seperti keto atau paleo sering kali memerlukan penghindaran makanan tertentu secara total, yang bisa menjadi tantangan dalam jangka panjang dan menyebabkan perasaan terbatas atau bahkan berisiko kekurangan nutrisi. Di sisi lain, pola makan tradisional dengan porsi besar produk hewani sering kali berkontribusi pada dampak lingkungan yang negatif dan masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan obesitas.

Pola makan flexitarian, dengan pendekatan yang lebih fleksibel, menawarkan keuntungan dalam hal variasi dan keseimbangan. Dengan menempatkan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan sebagai pusat perhatian, namun tetap memberikan ruang untuk konsumsi produk hewani dalam jumlah yang lebih kecil, pola makan ini dapat mendukung kesehatan yang baik sambil meminimalkan dampak lingkungan.

Gambar. Pola porsi Flexitarian (sumber: pixabay.com)
Fleksibilitas ini juga membuat pola makan flexitarian lebih mudah diintegrasikan ke dalam gaya hidup sehari-hari, mengurangi risiko kegagalan diet yang sering terjadi dengan pendekatan yang lebih ketat. Ini memungkinkan individu untuk membuat pilihan yang lebih sadar dan berkelanjutan tanpa merasa tertekan untuk mengikuti aturan yang kaku.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa diet berbasis nabati dapat mengurangi risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Dengan mengadopsi pola makan flexitarian, orang tidak hanya dapat merasakan manfaat kesehatan dari konsumsi makanan nabati, tetapi juga mendapatkan nutrisi yang diperlukan dari produk hewani secara bijaksana.
Secara keseluruhan, pola makan flexitarian menyediakan alternatif yang lebih adaptif dan praktis untuk diet ketat dan pola makan tradisional. Ini adalah pilihan yang pintar bagi mereka yang ingin mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan tanpa harus mengorbankan fleksibilitas dan kenyamanan dalam konsumsi makanan.
Penulis : Wellyalina, S.TP., M.P.
Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Andalas
ADVERTISEMENT