Konten dari Pengguna

Menjaga Warisan Budaya: Pangan Tradisional di Perjamuan Penting

Wellyalina
- Dosen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas - Auditor Halal
11 September 2024 15:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wellyalina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Stall Makanan Tradisional Foto: dok.azalia amadea/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Stall Makanan Tradisional Foto: dok.azalia amadea/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makanan memegang peranan penting dalam setiap acara penting, baik itu acara kenegaraan, pernikahan, atau acara formal lainnya. Tak hanya mengenyangkan, namun juga menjadi simbol identitas budaya dan kebanggaan masyarakat setempat. Seiring dengan percepatan globalisasi, kehadiran makanan tradisional lokal di acara-acara besar menjadi semakin penting untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya.
ADVERTISEMENT
Pangan lokal tradisional adalah cerminan dari keragaman budaya dan sejarah suatu daerah. Setiap hidangan yang disajikan tidak hanya memiliki cita rasa khas, tetapi juga mengandung cerita tentang asal-usul, tradisi, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Misalnya, rendang dari Sumatra Barat bukan hanya makanan yang terkenal secara internasional, tetapi juga menyimpan makna budaya tentang kebersamaan, kesabaran, dan keuletan dalam proses memasaknya.
Gambar. Pangan Tradisional (Sumber: pixabay.com)
Selain itu, mempromosikan pangan lokal tradisional di acara penting dapat memperkuat rasa kebanggaan terhadap identitas bangsa. Dalam konteks global, di mana makanan cepat saji dan hidangan dari luar negeri semakin mendominasi, menyajikan makanan tradisional dapat menjadi pernyataan bahwa kita menghargai dan melestarikan kekayaan budaya kita sendiri. Hal ini juga bisa menjadi media diplomasi budaya, memperkenalkan keunikan dan kekayaan kuliner kepada tamu dari berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, menjaga kehadiran pangan lokal tradisional dalam acara penting bukan tanpa tantangan. Gaya hidup modern yang serba cepat seringkali membuat orang lebih memilih makanan instan yang praktis. Selain itu, regenerasi pengetahuan tentang cara membuat makanan tradisional juga mulai menurun.
Inilah mengapa, pemerintah, pelaku usaha kuliner, serta masyarakat harus bersinergi dalam melestarikan kuliner lokal, baik melalui edukasi, inovasi, hingga promosi yang menarik.
Pada akhirnya, menghadirkan pangan lokal tradisional dalam perjamuan acara penting bukan hanya soal makanan, tetapi juga komitmen untuk melestarikan identitas budaya. Setiap gigitan dari hidangan tradisional adalah bentuk penghormatan kepada para leluhur dan warisan yang mereka tinggalkan. Dengan cara ini, kita tidak hanya sekadar menikmati makanan, tetapi juga turut menjaga sejarah dan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.
ADVERTISEMENT