Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Semangat Kemerdekaan, Asian Games, dan Dewan Keamanan PBB
24 Agustus 2018 22:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari wendibudi raharjo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta (18/8). Foto diambil dari https://www.liputan6.com/news/read/3622382/makna-di-balik-kemegahan-panggung-pembukaan-asian-games-2018
ADVERTISEMENT
Layak berbanggakah kita di tahun ini? Patut berbahagiakah kita di tahun ini? Bolehkah kita lebih optimis untuk masa depan Indonesia?
Jawaban dari itu semua adalah ‘’ya’’. Malahan harus ‘’ya’’ alias wajib hukumnya.
Berbanggalah bangsa Indonesia. Berbahagialah bangsa Nusantara ini. Dan optimislah wahai pemuda pemudi untuk makin cerahnya Indonesia di hari-hari kedepan.
Kenapa begitu? Setidaknya karena tiga hal dan itu semua terjadi dalam tahun ini. Yakni semangat nasional langka kemerdekaan RI ke-73, Asian Games, dan Indonesia di Dewan Keamanan PBB.
Gelegar kebahagian, kebanggaan, dan optimisme nasional yang mencuat dan menebal karena tiga momentum itu jauh bernilai diatas hiruk pikuk politik saat ini.
Semangat Kemerdekaan RI ke-73 ala "Joni Belu"
Belum lupa dari ingatan nasional akan aksi heroik Spiderman ala ‘’Joni’’ dari Belu, NTT.
ADVERTISEMENT
Dirinya gagah berani dan sukarela telah menyelamatkan pengibaran bendera Merah Putih di tengah upacara 17 Agustus 2018 di pantai Atambua, perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Demikian juga tak ketinggalan aksi spektakuler serupa dari bocah Reza Mangar asal Aru, Maluku ketika upacara HUT Aru ke-14 beberapa bulan sebelumnya.
Tontonan aksi berbahaya oleh seorang Joni dan Reza sarat dengan berbagai hikmah dan pelajaran positif yang menyentuh hati layak dipetik dan dicontoh.
Bukan berarti bahwa anak-anak kita harus jago panjat pohon atau tiang. Tetapi secara sederhana si Joni atau Reza telah menggugah kita sebagai bangsa untuk tidak lupa pada nilai-nilai kegigihan, sukarela, pantang menyerah, dan cinta tanah air.
Nilai-nilai yang tidak hanya dibutuhkan dalam upaya memajukan pembangunan ekonomi bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
Namun perlu dilestarikan untuk meneguhkan jati diri bangsa yang majemuk dengan semangat kerukunan antara anak-anak bangsa dibawah Bhinneka Tunggal Ika. Kini dan sepanjang masa.
Dari momen yang heboh seperti inilah rasa optimisme negeri dapat terbangun.
Peristiwa yang mampu meyakinkan seluruh anak bangsa akan masih banyaknya generasi muda penerus cinta tanah air andalan bagi Indonesia di masa depan.
Joni asal Belu, NTT seusai atraksi penyelamatan bendera Merah Putih di Upacara 17an di Pantai Atambua.
Asian Games 2018
Seakan turut menggegap-gempitakan perayaan 17-an, Pembukaan atau Opening Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno pada Sabtu (18/8) telah menjadi kado terbaik bagi Indonesia dikala usianya ke-73 tahun.
Event itu turut menggelegar se-antero nusantara dan juga kawasan Asia. Bahkan mungkin tepukan tangan meriah tak terlihat nun jauh dari belahan dunia lainnya.
ADVERTISEMENT
Ia telah mengukir dalam-dalam tembok prestasi bangsa di tahun yang melelahkan ini akibat sumpeknya masalah politik yang mendera.
Meski telah berlalu seminggu lamanya, Opening Ceremony Asian Games berlangsung seru dan wow banget, yang hingga kini masih menyisakan rasa haru dan bangga tiada tara.
Tampil di hadapan ratusan juta penonton, baik nasional maupun mancanegara, perhelatan berlangsung sukses dalam seluruh wajah tampilannya. Dari aspek budaya, kesenian hingga sentuhan nasionalisme Indonesia, lengkap semua disajikan.
Belum lagi entertainment selera milenial berupa atraksi bermotor ‘’Kamen Rider’’ oleh sosok Presiden Jokowi yang menandai pembukaan acara mengundang rasa mantab luar biasa.
Terlepas apapun komentar miring dikaitkan dengan bumbu politik. Toh “its just a show”. Tidak perlu dibuat pusing kepala barbie.
ADVERTISEMENT
Anak-anak jaman now pun tampaknya berhasil dibuat terkesima. Bahkan tidak sedikit pada awalnya yang merasa Presiden Jokowi sendirilah yang sesungguhnya memerankan semua adegan bermotor Yamaha hitam itu.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan entertainment show Presiden Jokowi turut menginspirasi pertunjukan serupa dari pemimipin negara lainnya.
Senyum dan tepukan apresiasi datang dari berbagai tamu asing yang hadir pada malam pembukaan.
Tidak terlewatkan adalah komentar positif dari media asing, seperti dari Korea Selatan, Cina, Singapura, bahkan sampai ke media di New York, Amerika Serikat.
Semuanya bergelimang dengan pemberitaan yang mengacungi jempol atas keren dan spektakulernya semua rangkaian acara Opening Asian Games.
Tidak sia-sia mungkin dalam benak negara-negara anggota Asian Games, khususnya Dewan Eksekutif Olympic Council of Asia yang memilih Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Asal tahu saja, hampir Indonesia batal terpilih seandainya Viet Nam kala itu di tahun 2014 meneruskan niatannya sebagai tuan rumah Asian Games.
Toh adalah wajar juga dan bahkan wajib bagi Indonesia untuk membuat dunia takjub melalui acara pembukaan yang top markotop karena ini merupakan kedua kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games sejak pertama kalinya di tahun 1962 silam.
Opening Ceremony Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto diambil dari https://indianexpress.com/article/sports/asian-games/asian-games-2018-indonesia-welcomes-asia-with-explosive-opening-ceremony-5313485/
Suksesnya Asian Games membuktikan sejatinya Indonesia negara besar nan melebihi rata-rata negara berkembang. Indonesia tak kalah dengan negara maju, terlebih jika seluruh komponen bangsa kompak dan serius fokus pada kemajuan negara semata.
Dari Asian Games lah dunia pun terkesima dan menjadi percaya pada Indonesia yang meski majemuk, penuh warna-warni suku, budaya, agama, maupun selera politik beserta kehebohannya, tetapi bisa bersatu untuk membangun negara dan pegah teguh komitmen dalam olah raga internasional.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dikatakan Menlu Retno, “Asian Games ini bisa menjadi perekat persahabatan dan perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan”.
Dan tentunya menunjukkan pula bahwa Indonesia penuh dengan bintang-bintang kreatif motor penggerak ekonomi berbasis seni budaya. Seperti yang diwakili oleh 7 anak bangsa sebagai motor kreastifitas Pembukaan Asian Games.
Indonesia di Dewan Keamanan PBB
Jauh sebelum aksi Joni dan gemerlap Asian Games, ada satu yang tidak luput dari daftar manis prestasi bangsa. Itu ialah terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) tanggal 8 Juni 2018 di Markas Besar PBB di New York.
Indonesia akan menyandang anggota DK PBB mulai 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Dua tahun lamanya Indonesia diamanatkan warga dunia untuk bekerja dan berkontribusi bagi perwujudan perdamaian dan keamanan internasional.
Amanat yang keren di kalangan dunia tetapi tidak mudah pelaksanaannya. Kampanye supaya dipilih jadi anggota DK PBB sudah saja sulit, nah ketika terpilih masuk dan mulai bekerja juga tidak kalah sulitnya. Apalagi di saat maraknya ancaman dan tantangan keamanan dunia yang makin kompleks dan ruwet, seperti terorisme dan radikalisme.
Momen saat Indonesia terpilih sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB di Markas Besar PBB New York. Foto diambil dari https://news.detik.com/internasional/d-4061710/jadi-anggota-tak-tetap-dk-pbb-keempat-kalinya-bagi-indonesia
Duduk sebagai anggota organ PBB yang paling prestisius yang mengurusi keamanan dunia, Indonesia akan terjun kedalam arus maha dahsyat guna menemukan solusi bersama atas berbagai krisis global, seperti konflik di Suriah,Yaman, Libya, DR Congo, Mali, hingga konflik Palestina-Israel.
ADVERTISEMENT
Ya betul, masalah Palestina-Israel diurusi oleh DK PBB. Ibarat medis, itu adalah “pasien” tetap di “klinik DK PBB”. Maka itulah Indonesia antusias menjadi salah satu “dokter klinik” untuk mengupayakan agar “pasien” konflik Palestina-Israel bisa sembuh total alias damai. Amin.
Nantinya banyak hal yang bisa diperbuat Indonesia di DK PBB. Selama dua tahun itu Indonesia akan kebagian menjadi Presiden DK PBB sebanyak 2 kali, masing-masing pada tahun 2019 dan 2020 dengan masa presidensi satu bulan.
Di saat itulah Indonesia berkesempatan besar mengukir solusi krisis dunia, terlebih konflik Palestina-Israel, melalui penyusunan resolusi-resolusi DK PBB yang menjadi hukum internasional. Walaupun harus diakui tidaklah mudah.
Lho kenapa? Karena meski semua anggotanya berkeinginan luhur akan terciptanya perdamaian dunia, namun tetaplah realitanya DK PBB sarat dan kental dengan nuansa politik dari masing-masing anggotanya.
ADVERTISEMENT
Terlebih agenda politik negara-negara besar yang menjadi anggota tetap dan punya hak veto, seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, dan Rusia, yang satu sama lainnya acapkali tidak sejalan. Indonesia karena anggota tidak tetap ya tak punya veto.
Inilah yang tentunya harus dipahami oleh khalayak publik Indonesia. Mereka wajar berharap besar kepada Indonesia di DK PBB tapi tetap paham dinamika politik praktis dunia didalamnya.
Itulah tantangan lain yang akan dilalui Indonesia untuk mampu mengarungi banyak karang dan batuan kepentingan negara-negara super power.
Bermodalkan rekam jejak yang baik, Indonesia dituntut menjembatani aneka warna kepentingan tadi demi tetap lurusnya arah kemudi DK PBB menuju penciptaan perdamaian dunia.
Tanpa harus berpikir pusing, warga nusantara layak berbangga dengan dijadikannya Indonesia sebagai peace maker di PBB. Dan so pasti Indonesia berhasil menjalankan amanat dunia
ADVERTISEMENT
Itulah ketiga torehan cemerlang yang bisa kita nikmati hingga kini di tahun 2018. Masih akan ada lagi prestasi negeri nan heboh yang akan berdatangan. So pasti.