Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
5 Tips untuk Menyaring Informasi Hoaks di Dunia Maya
10 Maret 2019 17:32 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
Tulisan dari Wenny Fabiomarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suatu malam tiba-tiba terdengar dering pesan masuk dari salah satu media sosial di telepon genggam saya. Dengan rasa penasaran saya buka pesan tersebut. Ternyata pesan tersebut adalah dari teman baik saya yang meneruskan pesan yang mungkin didapat dari grup percakapan lainnya yang berupa konten gambar.
ADVERTISEMENT
Saya biasanya sangat berhati-hati terhadap pesan gambar yang didapat melalui media sosial dan tidak pernah mengunduh konten yang mencurigakan. Namun, karena yang mengirim adalah teman baik saya dan dikhawatirkan penting, akhirnya saya mengunduh dan membuka pesan gambar tersebut.
Ternyata memang benar, setelah saya buka, pesan tersebut adalah jenis pesan yang selalu saya hindari. Pesan gambar tersebut intinya berisi tentang peringatan kepada semua orang tua agar menghindarkan anaknya dari menonton salah satu film seri anak di aplikasi video berbagi, karena di dalam tayangan tersebut diselipkan video yang bisa menghipnotis anak untuk mengikuti tantangan bunuh diri.
Pesan tersebut dilengkapi dengan judul yang provokatif dan gambar karakter yang sangat menyeramkan, namun tidak terdapat sumber informasi sama sekali. Pesan yang cukup mengerikan buat saya karena membayangkan banyaknya orang tua yang akan percaya dan ketakutan membaca isu ini. Saya yang tidak semudah itu percaya terhadap isu/informasi yang beredar di media sosial, kemudian mencari isu tersebut di mesin pencari untuk mendapatkan informasi bahwa isu tersebut adalah berita hoaks atau fitnah.
ADVERTISEMENT
Itulah salah satu contoh informasi hoaks yang beredar di masyarakat kita saat ini. Dengan semakin canggihnya teknologi dan semakin meningkatnya penggunaan media sosial dalam kehidupan masyarakat, penyebaran berita hoaks, atau informasi fitnah sulit untuk dihindari. Semua golongan masyarakat, baik yang berpendidikan ataupun tidak, dapat mengakses, membagikan, bahkan membuat informasi sendiri.
Apalagi saat ini Indonesia akan menjelang perhelatan pilpres dan pileg 2019. Informasi hoaks yang beredar sangatlah masif yang biasanya bertujuan untuk memenangkan atau menyudutkan salah satu pasangan capres dan cawapres ataupun caleg. Oleh karena itu, diperlukan logika, kemampuan, dan pengetahuan kita untuk menyeleksi informasi yang masuk melalui media sosial. Berikut beberapa tips untuk menyaring informasi hoaks yang beredar:
ADVERTISEMENT
Banyak informasi dan berita hoaks memiliki judul yang provokatif dan cenderung tidak netral, serta menyudutkan salah satu pihak. Isi beritanyapun dibuat sehingga menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki oleh si pembuat hoaks.
Menurut informasi dari narasumber media, saat ini juga terdapat industri hoaks di mana terdapat orang-orang yang memanfaatkan hoaks, membuat berita palsu untuk mendapatkan keuntungan. Mereka dibayar untuk membuat hoaks, menyebarkannya, dan menjadikannya viral.
Oleh karena itu, jika menemukan berita dengan judul provokatif tersebut, sebaiknya anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, atau media terpercaya.
Cermatilah Informasi yang diperoleh dari website atau alamat link URL. Jangan mempercayai informasi yang didapat dari situs yang belum terverifikasi resmi seperti alamat situs yang menggunakan domain blog. Mengapa tidak boleh? karena domain blog adalah domain pribadi seseorang.
ADVERTISEMENT
Bisa saja seseorang itu menulis pendapat pribadinya yang tidak bisa diverifikasi dan tidak sesuai fakta. Saat ini banyak sekali situs berita yang tidak bisa diverifikasi oleh Dewan Pers Indonesia, danberpotensi menyebarkan berita palsu.
Menurut Dewan Pers, media yang terverifikasi adalah media yang sudah mampu menegakkan kode etik jurnalistik. Oleh karena itu pembaca diharapkan mempercayai berita yang didapatkan dari website atau dalam link URL media mainstream yang telah diverifikasi oleh Dewan Pers.
Berita yang sesuai dengan fakta adalah berita yang memiliki sumber resmi dan terpercaya. Bisa saja suatu berita menjadi viral padahal di dalamnya tidak tercantum sumber yang membuat atau menyebarkan berita tersebut. Jika suatu isu itu penting dan viral, pastinya media mainstream atau televisi nasional menayangkan berita tersebut. Karena tidak mungkin media nasional atau media resmi menayangkan atau menyampaikan berita atau informasi hoaks atau tidak benar karena akan merusak reputasinya dan menyalahi aturan penyiaran dan undang-undang yang berlaku terkait media.
ADVERTISEMENT
Jika isi konten tidak benar dan tidak sesuai fakta, media nasional atau media resmi bisa dimintai pertanggung jawaban atas isi berita, namun jika tidak ada sumber resmi atau sumbernya tidak jelas, pembaca tidak bisa meminta klarifikasi atau pertanggung jawaban ke media tersebut.
Pembaca penting memperhatikan apakah berita tersebut berdasarkan fakta atau opini.
Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan pribadi dari penulis berita sehingga tidak bisa dikatakan objektif.
Di era teknologi yang sangat canggih saat ini, setiap orang bisa melakukan manipulasi terhadap suatu foto dan video sehingga terlihat asli. Kadangkala suatu video dibuat sedemikian rupa menyerupai siaran berita di televisi, atau suatu video dipotong sebagian sehingga memiliki arti yang jauh berbeda dari kenyataannya. Video dan foto palsu tersebut kemudian disebarluaskan untuk memprovokasi penonton atau pembaca.
ADVERTISEMENT
Untuk mengecek keaslian foto, pembaca bisa memanfaatkan mesin pencari google yaitu dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
Untuk mendapatkan dan mengklarifikasi apakah suatu berita itu hoaks atau bukan, dan juga untuk memerangi berita-berita palsu yang beredar, masyarakat bisa ikut serta dalam sejumlah grup diskusi atau fanpage anti hoaks di facebook seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Indonesian Hoax Buster, Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Masyarakat juga bisa ikut serta berkontribusi mencegah hoaks dengan melaporkannya di grup tersebut atau melaporkan konten negatif ke alamat e-mail [email protected]. Masyarakat anti hoax juga menyediakan laman aduan hoax di data.turnbackhoax.id.
ADVERTISEMENT
Sumber: https://zonasultra.com/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya.html, https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media
Sesdilu 63