Konten dari Pengguna

Beragam Bisnis Kuliner di Kota Batu

widartik naningsih
Guru Sejarah di SMKN 3 Batu
17 Juni 2022 17:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari widartik naningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi. Kios kaki lima
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi. Kios kaki lima
ADVERTISEMENT
Pada zaman dulu di kampung banyak warung kopi sederhana. Bangunan dinding terbuat dari bambu dan lantainya dari tanah. Mereka menjual kopi tubruk atau kopi pahit. Penjualnya menggoreng sendiri biji kopi dicampur dengan beras dan jagung. Kemudian menumbuknya di lumpang batu dan diayak secara kasar. Sehingga kalau dibuat minuman rasanya pahit serta masih ada butiran-butiran kecil atau orang jawa mengatakan letek. Makanannya soto daging, rawon, nasi campur, nasi pecel dan pisang goreng. Masalah harga sangat murah sekali masih terjangkau oleh masyarakat kampung pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Selain warung kopi ada juga warung rujak cingur makanan khas dari Jawa Timur. Komposisinya terdiri dari campuran lontong, tahu goreng, tempe goreng, sayuran selada air, kol, mentimun, kecambah, buah mete, bengkoang dan belimbing. Diberikan bumbu kacang tanah dicampur dengan terasi, asam jawa, cabe, gula jawa, petis. Kemudian semua bumbu dihaluskan dalam cobek batu. Setelah halus di tambah air dan di siramkan di atas lontong dan semua campurannya tadi baru rujak cingur siap dimakan.
Disamping rujak cingur penjual juga menyediakan kolak pisang dengan agar-agar, yang disajikan dalam mangkok cembung dan disantap setelah makan rujak cingur. Warung rujak cingur biasanya buka pada pagi hari sampai jam tiga sore , jajanan ini cukup murah bagi masyarakat kampung.
ADVERTISEMENT
Tingkatan ekonomi masyarakat Indonesia sekarang ini sudah bisa dikatakan ekonomi menengah ke atas. Kelas ekonomi bawah hanya tinggal dua puluh lima prosen saja. Jadi kebutuhan masyarakat selain untuk pendidikan, sandang dan pangan juga membutuhkan hiburan ke tempat wisata. Seperti wisata edukasi, wisata alam, wisata kuliner dll. Seiring semakin ramainya dunia wisata dan untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan, masyarakat beramai-ramai membuka usaha bisnis kuliner. Baik di tempat wisata, pinggir jalan raya bahkan ada yang di tengah kampung. Bisnis kuliner, bagai jamur di musim hujan.
Sekarang kemanapun kita pergi akan banyak menjumpai rumah makan, cafe dan outlet-outlet yang menjual makanan ringan. Makanan dan minumannya dikemas sesuai dengan kebutuhan pembeli. Untuk rumah makan biasanya yang dijual makanan tradisional sampai dengan makanan kekinian. Dari sayur lodeh, pecel, pepes, sayur asem, ayam geprek, capcay, mie ayam, nasi goreng, dan masih banyak lagi yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Kadangkala rumah makan nuansanya digabungkan dengan alam dan tempat makannya cukup luas. Sehingga pengunjung selain menikmati makan sambil menikmati pemandangan alam. Baik buatan manusia maupun pemandangan alam yang nyata atau asli.
Outlet paling banyak berada di pinggir jalan yang dijual hanya makanan kekinian. Misalnya juice buah dan sayuran, stik kentang, somay, cilok, cireng, tempura, seblak, roti bakar dan minuman ringan. Sedangkan cafe mereka menjual bermacam-macam minuman kopi dengan berbagai toping. Cara membuatnya dengan menggunakan mesin pembuat kopi. Pembelinya dari kalangan anak muda karena cafe-cafe yang ada dilengkapi dengan fasilitas musik karaoke dan wifi, yang menjadi trend anak muda zaman sekarang.
Bagi para pembeli yang ingin menikmati kuliner di luar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Apabila masuk rumah makan, dilihat dulu apakah ada daftar makanan beserta harganya, agar kita tidak tertipu. Karena sudah sering terjadi pembeli sudah terlanjur memesan makanan dan langsung menikmatinya pada saat pembayaran, ternyata harganya sangat mahal. Sehingga terjadi pertengkaran antara penjual dan pembeli. Bagi pembeli muslim dan pada saat itu sedang berada di suatu wilayah yang didominasi masyarakat non musilm, carilah rumah makan yang berlebel halal, sehingga makanan yang kita beli semuanya aman untuk di santap.
ADVERTISEMENT
Untuk para penjual agar mendapatkan pengunjung dan pelanggan yang banyak, harus juga memperhatikan hal-hal yang tidak disukai oleh pembeli. Misalnya kebersihan rumah makan, cara penyajian makanan, kebersihan. Penampilan karyawan harus bersih dan rapi, kebersihan peralatan makan, tata letak etalase perlu diperhatikan.
Jangan menaruh sisa makanan di tempat sampah yang letaknya terlihat oleh para pembeli. Pelanggan yang sedang makan bila melihat sampah berserakan biasanya selera makannya langsung hilang. Hindari penyajian makanan yang tanpa sengaja ada rambutnya, diteliti terlebih dahulu. Makanan yang terbuat dari sayuran sebelum dimasak harus dibersihkan terlebih dahulu, dari ulat atau binatang kecil lainnya. Jangan sampai binatang-binatang yang merupakan hama ikut dimasak dan disajikan kepada pembeli.
Apabila tempat berjualan dengan sawah atau di lokasi yang padat pemukiman harus di jaga. Jangan sampai tikus, kecoak dan binatang menjijikkan yang lain masuk ke rumah makan. Bila kondisi tersebut dibiarkan, dapat dipastikan pengunjung tidak akan kembali untuk membeli makanan di tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Penjual dan karyawan harus ramah terhadap pengunjung, bila para pengunjung membutuhkan sesuatu harus segera di layani. Contohnya minta air putih, minta lap untuk membersihkan makanan atau minuman yang tumpah, karena pembeli adalah raja. Apapun jenis makanan yang kita jual rasa itu harus nomer satu. Bila makanan rasanya enak, bersih dan tidak mahal, pengunjung dengan sendirinya yang akan mempopulerkan rumah makan kita. Bisnis kuliner meningkat ekonomi rakyat terangkat.
Dokumentasi Pribadi kafe