Konten dari Pengguna

JALAN-JALAN KOPI #1 WARUNG KOPI PAHLAWAN (WKP)

Widdy Apriandi
Jurnalis Newspurwakarta.com, Penulis & Enthusiast Barista Call For Project : 0818.0980.9590
20 April 2018 10:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Widdy Apriandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kapan terakhir kali coffee trip, bung? Hmm...kalau saya, jujur, lupa lagi. Saking sudah lama ngga jalan-jalan khusus melipir kedai kopi.
ADVERTISEMENT
JALAN-JALAN KOPI #1 WARUNG KOPI PAHLAWAN (WKP)
zoom-in-whitePerbesar
Baru malam kemarin saya menyempatkan diri lagi untuk jalan-jalan kopi. Bareng istri. 'Ngelongok' kedai kopi kawan di sekitar jalur jalan taman pahlawan. "Warung Kopi Pahlawan (WKP)" namanya.
Setiap orang punya selera. Tanpa kecuali, urusan kopi. Salah satu alasan saya datang ke sini (untuk ke sekian kalinya) adalah karena WKP lumayan concern urusan kopi.
JALAN-JALAN KOPI #1 WARUNG KOPI PAHLAWAN (WKP) (1)
zoom-in-whitePerbesar
Terbukti, line-up kopi yang disajikan WKP relatif bervariasi. Walhasil, pelanggan jadi punya pilihan. Saya pilih Arabika-Blue Batak. Sementara, istri saya kepincut nyobain Arabika-Manglayang. Keduanya hasil sangrai tangan yang sama : Jacob Roastery.
Si barista, Ridho namanya, asyik bertugas di belakang bar. 'Khusyuk'. Memang harus begitu, kecuali bila dari awal niat asal-asalan.
JALAN-JALAN KOPI #1 WARUNG KOPI PAHLAWAN (WKP) (2)
zoom-in-whitePerbesar
Maka, jangan heran bila beragam perkakas berserak di bar. Printilan demi printilan, dari mulai Thermometer, timbangan digital hingga timer selalu siap sedia. Semacam pra-syarat untuk mencapai visi agung bernama "cup of excellence". Secangkir kopi sempurna.
ADVERTISEMENT
Kopi beres diseduh. Segera kami cicip. Sebab, sejatinya kopi perlu diapresiasi sejak penyajian awal hingga tandas. Dari suhu panas hingga adem.
JALAN-JALAN KOPI #1 WARUNG KOPI PAHLAWAN (WKP) (3)
zoom-in-whitePerbesar
Transisi temperatur menyingkap variasi spektrum kopi. Dari asam segar dan kompleks ketika panas, hingga kecut di saat dingin. Kira-kira, begitulah.
Kopi manglayang datang pertama. Sedangkan, kopi Blue batak tiba berikutnya. Mantap.
Langsung kami coba. Yang manglayang, menurut kami, cenderung berasa tipis ; entah bodi kopi, tingkat keasaman, hingga jejak rasa lepas dicicip. Ada rasa-rasa seperti lemon meski 'timbul-tenggelam'. Justru, yang lebih dominan adalah rasa caramel berpadu dark chocolate. Tapi, secara keseluruhan, tingkat kemanisan (sweetness) kopi ini dapat dikategorikan sedang.
JALAN-JALAN KOPI #1 WARUNG KOPI PAHLAWAN (WKP) (4)
zoom-in-whitePerbesar
Kalau harus jujur, kopi Blue Batak jauh lebih menawan. Setelah dicicip, kami sepakat kalau kopi ini enak sekali. Sekurang-kurangnya, karena faktor kompleksitas. Paduan rasa gula asam (tamarin) berpadu dengan sensasi teh hitam yang kentara. Eksotis. Lain dari itu, yang jadi catatan kami adalah bodi kopi ini cenderung tebal. Sekaligus, jejak rasa yang panjang lepas dicicip.
ADVERTISEMENT
JALAN-JALAN KOPI #1 WARUNG KOPI PAHLAWAN (WKP) (5)
zoom-in-whitePerbesar
Begitulah. Tapi, ini pendapat pribadi, lho. Lebih baik jika datang dan coba sendiri ke sini.
Btw, harga per cangkir ngga bikin was-was, kok. Oleh si owner dibandrol Rp. 16.000 saja.
Aman, kan? Worthed, lah. Asli. So, buat yang penasaran pengen nyoba seduhan a la WKP, langsung aja melipir ke lokasi. Alamatnya di Jalur Jl. Taman Pahlawan, Depan pintu masuk Toserba Giant, Purwakarta.