Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
#MARIBICARA–TAMAN SRI BADUGA (1)
24 Maret 2018 19:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Widdy Apriandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Purwakarta yang dulu bukanlah yang sekarang. Kini, kota yang dulu-dulu sohor sebagai "kota pensiun" ini berasa jauh lebih meriah. Bergairah. Juga, jangan lupa. ; tambah ikonik.
ADVERTISEMENT
Serius. Saat ini, ikon kota dan beragam destinasi wisata bermunculan di banyak titik. Walhasil, ya jadi makin seru saja. Sekurang-kurangnya, tempat nongkrong di Purwakarta jadi makin variatif.
Mesti diakui, geliat pembangunan pesat digenjot di era kepemimpinan Dedi Mulyadi. Dua kali menjabat sebagai Bupati, infrastruktur diakselerasi habis-habisan. Bahkan, hingga terkesan obsesif. Demi realisasi janji "Jalan Leucir" (Jalan bagus : Pen), barangkali.
Termasuk, urusan ke-pariwisata-an. Destinasi wisata lokal dikampanyekan besar-besaran. Baik wisata alam maupun arsitektural. Belakangan, spot-spot wisata Purwakarta yang sebelumnya tidak terkenal mulai menggeliat.
Apalagi, yang sudah kadung ikonik. Ya, jelas tambah kebanjiran kunjungan.
Contohnya ; Taman Air Mancur Sri Baduga. Spot publik yang nyaris legendaris ini betulan disulap megah. Bahkan, dilansir nationalgeographic.co.id, Taman Air Mancur Sri Baduga disebut-sebut sebagai Taman Air Menari (Dancing Water) terbesar se-Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Bangga? Tentu. Sebab, pelan tapi pasti, Taman Air Mancur memuncak sebagai alasan orang untuk singgah di Purwakarta. "Kapan air mancur dibuka?" kata Vicky Rahardja, kawan yang seorang senior barista (tukang racik kopi : Pen) asal Jakarta, ketika berkunjung ke Purwakarta, beberapa waktu lalu.
Kepenasaran Vicky boleh jadi mewakili orang-luar-kota yang tiba di Purwakarta. Maka, tidak mengherankan jika taman air mancur selalu ramai pengunjung tiap kali dibuka.
"30.000 pengunjung," kata Kepala Bidang Pariwisata - Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata & Kebudayaan (Disporaparbud) Purwakarta, Heri Anwar, lewat pesan Whatsapp, Sabtu (24/03), ketika saya konfirmasi soal angka kunjungan publik tiap kali Taman Sri Baduga dibuka.
Luar biasa. Saya kira, rekaman statistik tersebut cukup ajeg sebagai bukti kalau Taman Sri Baduga mampu menyedot atensi massa. Tapi, makin mencengangkan lagi ketika Pak Kabid menyatakan, "kunjungan lebih banyak dari luar Purwakarta."
ADVERTISEMENT
Keren! Hal ini, menurut saya, layak dikaji lebih lanjut. Sebab, tentu efeknya akan kemana-mana. Dari pariwisata yang solid, roda ekonomi akan bergerak. Makin konstan, berarti akan terjadi siklus ekonomi baru di sekitar spot wisata. Dan seterusnya, hingga menciptakan pola konsumsi baru, peningkatan kelas sosial. Ujung-ujungnya ; kesejahteraan.
Mudah-mudahan Pak Kabid mau diajak diskusi lebih jauh...he..he..he...