Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Fenomena Junk Food: Mengapa Makin Banyak yang Tergoda?
5 November 2024 16:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Widia Sinta wati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
1. Pendahuluan
Junk food kini bukan lagi sekadar makanan, tetapi sudah menjadi gaya hidup bagi banyak orang. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, semua bisa menikmati junk food dengan mudah, kapan saja dan di mana saja. Makanan cepat saji ini memang terkenal enak dan praktis, tetapi juga kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang alasan di balik maraknya penjualan junk food, pengaruh FOMO (fear of missing out) serta "aji mumpung," hingga kelebihan dan kekurangannya.
ADVERTISEMENT
2. Data di Sekitar
Berdasarkan data dari berbagai survei, konsumsi junk food di kalangan masyarakat Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut penelitian, lebih dari 50% anak-anak dan remaja mengonsumsi junk food setidaknya sekali seminggu. Selain itu, dengan hadirnya layanan pesan antar yang semakin praktis, akses terhadap junk food semakin mudah. Banyak restoran cepat saji yang melaporkan peningkatan penjualan karena orang-orang kini bisa memesan makanan hanya dengan beberapa kali klik di aplikasi ponsel.
3. FOMO atau Aji Mumpung
Fenomena FOMO atau "fear of missing out" juga turut mendukung tren konsumsi junk food. Ketika melihat teman atau influencer di media sosial memposting makanan cepat saji, banyak orang merasa "ketinggalan" jika tidak ikut mencoba. Di sisi lain, "aji mumpung" juga berperan besar. Ketika ada promo besar-besaran, seperti diskon atau beli satu gratis satu, banyak yang tergoda untuk membeli tanpa berpikir panjang. Hal-hal seperti ini membuat junk food semakin diminati, walaupun konsumen sebenarnya paham risiko kesehatan yang menyertainya.
ADVERTISEMENT
4. Kelebihan
Mengapa junk food begitu digemari? Salah satu kelebihannya tentu saja adalah kepraktisan. Dalam waktu singkat, kita bisa mendapatkan makanan yang mengenyangkan tanpa perlu repot memasak. Selain itu, junk food menawarkan rasa yang menggugah selera dengan paduan asin, gurih, dan manis yang sulit ditolak. Harganya pun relatif terjangkau dan ramah di kantong, terutama bagi para pelajar dan pekerja yang sibuk.
5. Kekurangan
Di balik segala kelebihan tersebut, junk food juga memiliki banyak kekurangan. Kandungan gizi dalam junk food sangat rendah dibandingkan makanan sehat. Kalori tinggi, gula, lemak jenuh, serta garam berlebihan dalam junk food dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan lainnya jika dikonsumsi berlebihan. Selain itu, junk food juga dapat menimbulkan efek ketagihan karena kandungan gulanya, yang membuat orang cenderung sulit berhenti dan menginginkan lebih.
ADVERTISEMENT
6. Penutup
Maraknya junk food memang tidak bisa dihindari dalam era modern ini. Meski memberikan kemudahan dan kepuasan instan, penting bagi kita untuk tetap bijak dalam mengonsumsinya. Menjaga pola makan seimbang dan mengurangi konsumsi junk food bisa menjadi langkah kecil namun signifikan demi kesehatan di masa depan.