Konten dari Pengguna

SIAP DIGELAR, KENDURI RAKYAT YOGYA PERINGATI DISYAHKANNYA UUK DIY

Widihasto Wasana Putra
Direktur Operasional & Pemasaran XT Square | Sekjend Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia PUTRI DIY | Ketua Sekretariat Bersama Keistimewaan DIY | Ketua Gerakan Rakyat Pancasila | Anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta | IG @hastoprakosa | Twitter @hastodiningrat
5 Agustus 2017 17:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Widihasto Wasana Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjuangan panjang masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (1998 - 2012) mendapatkan kepastian hukum peraturan perundang-undangan yang mengatur soal kewenangan keistimewaan DIY patut terus direfleksikan. Tujuannya agar implementasi UUK DIY Nomor 13 Tahun 2013 dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Untuk itu Dinas Kebudayaan DIY pada Kamis (31/8) mendatang pukul 10.00 - 15.00 WIB
SIAP DIGELAR, KENDURI RAKYAT YOGYA PERINGATI DISYAHKANNYA UUK DIY
zoom-in-whitePerbesar
akan menggelar peringatan pengesyahan UUK DIY di pasar Bringharjo Yogyakarta. Lokasi kegiatan di jantung pasar rakyat tertua dan terbesar di Yogyakarta diharapkan relevan dengan tema acara yakni "Meneguhkan Keistimewaan DIY ntuk Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat."
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dipastikan hadir dan akan melakukan dialog dengan pedagang pasar. Sanggar Kesenian Pasar Kota Yogyakarta ikut tampil meriahkan acara dengan menyuguhkan kesenian uyon-uyon, keroncong, campursari dan dagelan mataram.
Para pedagang pasar Bringharjo menyambut antusias gelaran acara ini. Mereka akan membuat nasi tumpeng sebanyak 5 buah masing-masing berupa nasi kuning, putih, hitam, merah dan hijau. Lima buah nasi tumpeng ini melambangkan peringatan ke 5 UUK DIY. Nasi tumpeng akan dinikmati seluruh hadirin (dahar kembul bujana) termasuk oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X.
ADVERTISEMENT
Kenduri Rakyat Yogya ini memiliki sejumlah makna, pertama sebagai bentuk "Manunggaling Kawula lan Gusti," yakni bersatunya (manunggal/nyawiji) antara Raja/pemimpin dengan kawula/rakyatnya. Kedua merupakan bentuk implementasi visi "Among Tani Dagang Layar," artinya pemerintah memiliki keberpihakan terhadap keberlangsungan ekonomi rakyat.