Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Sultan Bakal Hadiri Kenduri Rakyat Istimewa
29 Agustus 2017 21:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Widihasto Wasana Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ndang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang keistimewaan DIY yang mengatur lima kewenangan keistimewaan yakni pengisian jabatan kepala daerah, kelembagaan, pertanahan, kebudayaan dan tata ruang pada 31 Agustus 2017 mendatang akan berusia lima tahun.
ADVERTISEMENT
Dalam rentang waktu tersebut pemerintah DIY bersama DPRD DIY telah merampungkan empat buah peraturan daerah istimewa (perdais) dan masih menyisakan satu raperdais kebudayaan.
Diluar urusan regulasi muncul pertanyaan mendasar: sejauh mana implementasi program-program keistimewaan telah memberikan dampak bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat?
Tentu tidak mudah menjawab pertanyaan ini terlebih gini ratio di DIY masih tergolong tinggi secara nasional.
Kesejahteraan masyarakat memiliki dua dimensi, yakni kesejahteraan secara batin dan kesejahteraan secara lahiriah. Secara batin kewenangan keistimewaan diharapkan dapat menunjang terciptanya rasa aman, tentram, damai dan keharmonisan di tengah-tengah masyarakat. Yogyakarta sendiri sejauh ini menempati ranking tertinggi tingkat harapan hidup nasional.
Kemudian secara lahiriah keistimewaan diharapkan mampu ikut meningkatkan kemakmuran masyarakat melalui program-program keistimewaan berdampak.
ADVERTISEMENT
Untuk memaknai momentum lima tahun pengesyahan UUK DIY, rencana digelar KENDURI RAKYAT ISTIMEWA dengan tema "Meneguhkan Keistimewaan DIY Untuk Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat," pada Kamis 31 Agustus 2017 mulai pukul 09.30 - 14.30 di plasa lantai dasar pasar Beringharjo Yogyakarta. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dijadwalkan hadir untuk melakukan pemotongan tumpeng sekaligus berdialog dengan para pedagang pasar.
Acara Kenduri Rakyat Istimewa akan dibagi dalam empat sesi. Sesi pertama berlangsung pukul 10.00 - 12.00 akan diisi macapat, tarian, keroncong, campur sari dan fragmen drama persembagan para pedagang yang terhimpun dalam Sanggar Kesenian Pasar Kota.
Sesi kedua pukul 12.00 - 13.00 acara kenduri rakyat yang ditandai pemotongan lima buah tumpeng oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dilanjutkan dengan dahar kembul bujana.
ADVERTISEMENT
Berikutnya sesi ketiga pukul 13.00 - 14.00 dialog Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan para pedagang pasar.
Sesi terakhir keempat pukul 14.00 - 14.30 adalah penyerahan tali asih kepada pedagang pasar dan buruh gendong yang berusia paling sepuh dan dua kelompok pengajian pasar yakni Dewi Khotijah dan Asma'ul Husna.
Urgensi dari acara Kenduri Rakyat Istimewa sedikitnya ada dua hal. Pertama sebagai bentuk rasa syukur mengingat UUK DIY merupakan buah perjuangan panjang masyarakat Yogyakarta, taruhlah sejak tahun 1998 hingga 2012. Kedua sebagai momentum bagi semua pemangku kebijakan untuk melakukan refleksi dan evaluasi atas capaian dan hasil dari implementasi program-program keistimewaan DIY.
Pemilihan pasar Beringharjo sebagai lokasi penyelenggaraan acara mengandung pesan strategis. Yakni dengan harapan implementasi program keistimewaan kedepan dapat makin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Beringharjo menjadi representasi paling penting manakala kita berbicara mengenai isu-isu kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pasar Beringharjo merupakan pasar tertua dan terbesar di Yogyakarta. Meski baru dibangun permanen di era Sri Sultan HB VIII tahun 1925, diyakini aktivitas perdagangan di tempat itu setua usia kota Yogyakarta.
Nama Beringharjo sendiri diambil dari nama alas atau hutan Bring yang dibuka oleh Pangeran Mangkubumi atau yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk di atasnya didirikan Kraton Yogyakarta.
Keberadaan pasar Beringharjo juga berada dalam rentang garis filosofi Panggung Krapyak - Kraton - Pangurakan - Margo Mulyo - Margo Utomo dan Tugu Golong Gilig.
Kehadiran Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X ke pasar Beringharjo juga menjadi peristiwa yang menandai sejumlah makna penting, pertama "Manunggaling Kawula lan Gusti" yakni nyawiji atau bersatunya Raja (pemimpin) dengan kawula (rakyat).
ADVERTISEMENT
Kedua bentuk keberpihakan pemerintah terhadap keberlangsungan ekonomi kerakyatan sebagai manifestasi visi "Among Tani Dagang Layar."
Pada acara Kenduri Rakyat Istimewa pedagang pasar akan kompak mengenakan busana adat Nusantara. Duet pelawak senior Yogyakarta yakni Marwoto Kawer dan Yati Pesek akan turut memeriahkan acara sebagai pembawa acara.
Acara bersifat terbuka untuk umum. Siapapun boleh hadir dengan mengikuti arahan petugas di lapangan.
Panitia merilis dua hastag untuk menunjang pengunggahan acara ini di sosial media. Hastag nya ada dua yakni #kendurirakyat dan #soboberingharjo.
Salam Jogja Istimewa.
Widihasto Wasana Putra