Atasi Bau Mulut: Menyambut Lebaran dengan Percaya Diri

widiya ulfa
Widiya Ulfa lahir pada tanggal 24 Desember 1996, merupakan seorang Dosen Program Studi Teknik Gigi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
31 Maret 2024 17:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari widiya ulfa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak lama lagi umat muslim akan merayakan hari lebaran. Selain dari persiapan untuk kue lebaran atau persiapan lainnya, persiapan kebersihan diri menjadi bagian yang terpenting, termasuk menjaga kebersihan gigi dan mulut.
ADVERTISEMENT
Bau mulut menjadi keluhan utama bagi sebagian orang, terutama pada saat berpuasa. Bau mulut yang tidak ssedap karena kurangnya konsumsi makanan dan cairan selama beberapa jam. Hal ini bisa menjadi masalah, terutama saat kita berinteraksi dengan orang lain, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun selama ibadah di masjid atau tempat umum lainnya. Jika kondisi ini dialami, maka dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri pada seseorang, apalagi pada saat berkumpul di hari lebaran.
Dikutip dari jurnal Safria Andy terkait Puasa di bulan ramadhan, menyebutkan bahwa “Bau mulut jika dikaitkan dengan pandangan agama, bahwa bau mulut telah dikodratkan bagi orang yang berpuasa agar mereka dapat berhati-hati untuk menjaga lisannya. Kajian kesadaran seorang hamba”, sehingga bau mulut tersebut menjadi pengingat bagi orang yang berpuasa untuk selalu bijaksana dalam berkata, berpikir dahulu sebelum berkata.
ADVERTISEMENT
Masalah besar akan timbul jika bau mulut sudah mulai menganggu dalam kegiatan sehari-hari yang membuat orang lain terganggu dengan bau mulut dan membuat kita tidak percaya diri. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir masalah kondisi bau mulut. Tindakan tersebut antara lain: membersihkan karang gigi, mengatur pola makan saat sahur dan berbuka, dan menyikat gigi secara teratur.
Pertama adalah membersihkan karang gigi. Selain dari segi estetika, timbulnya karang gigi dapat menyebabkan bau mulut, penyakit pada gusi dan jika lebih parah dapat memicu terjadinya penyakit sistemik. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa karang gigi harus dibersihkan secara rutin.
Metode pembersihan karang gigi yang efektif adalah berkunjung ke pelayanan kesehatan gigi. Kemudian dokter gigi atau tenaga profesional lainnya melakukan pembersihan karang gigi dengan menggunakan alat scaler, merupakan salah satu perangkat yang digunakan oleh dokter gigi atau tenaga kesehatan gigi untuk membersihkan karang gigi dan plak dari permukaan gigi. Karang gigi yang memiliki sifat keras dan lengket sehingga membuat alat ini memiliki ujung yang tajam atau berlekuk, terbuat dari stainless steel, sehingga dapat mengikis dan menghapus karang gigi dan plak dari permukaan gigi. Penggunaan scaler harus dilakukan dengan hati-hati oleh tenaga profesional untuk menghindari kerusakan pada gigi atau jaringan gusi. Itu sebabnya penting dalam penggunaan peralatan ini dilakukan oleh dokter gigi atau ahli tenaga kesehatan gigi yang terlatih dan berpengalaman.
Kondisi Rongga Mulut Pasien Sebelum dan Sesudah dilakukan Tindakan Scaling, Sumber: Dokumen Pribadi
Metode yang kedua adalah mengatur pola makan saat sahur dan berbuka. Hal ini berhubungan langsung dengan asupan makanan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh. Ketika kita berpuasa, tubuh tidak mendapatkan cairan selama berjam-jam antara waktu sahur dan berbuka. Kurangnya konsumsi air dapat menyebabkan mulut menjadi kering, yang merupakan lingkungan ideal bagi bakteri penyebab bau mulut untuk bertahan dalam rongga mulut.
ADVERTISEMENT
Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak tanpa cukup serat seperti buah dan sayuran juga memicu timbulnya bau mulut yang tidak sedap, hal ini dapat menyebabkan perubahan pada pH mulut dan meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga terjadinya bau mulut, sehingga perlu perhatian terhadap asupan makan, baik saat sahur maupun berbuka puasa.
Metode ketiga yang tidak kalah penting adalah menggosok gigi dengan waktu yang tepat. Waktu yang ideal untuk menyikat gigi saat bulan puasa adalah setelah sahur dan sebelum memulai ibadah puasa, serta setelah berbuka puasa. Waktu menggosok gigi ini diharapkan dapat membersihkan sisa-sisa makanan yang mungkin menempel pada permukaan gigi, serta dapat menjaga kebersihan mulut secara konsisten. Penggunaan siwak dan obat kumur tanpa alkohol juga bisa menjadi alternatif menjaga kebersihan gigi dan mulut selama berpuasa.
ADVERTISEMENT
Penting untuk diingat bahwa menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan bagian terpenting dalam menjalankan ibadah puasa dengan baik, karena kebersihan mulut adalah bagian dari kebersihan diri secara keseluruhan dalam Agama Islam. Jika kita sudah menerapkan kegiatan tersebut, maka saat lebaran nanti terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang bersih paripurna dan membuat kita tampil lebih percaya diri.
Sumber:
Andy, S., 2018. Hakikat puasa Ramadhan dalam perspektif tasawuf (tafsir QS Al-Baqarah: 183). Jurnal Ibn Abbas, 1(1), pp.1-17.
Arabaci, T., Cicek, Y. and Canakci, C.F., 2007. Sonic and ultrasonic scalers in periodontal treatment: a review. International journal of dental hygiene, 5(1), pp.2-12.