Konten dari Pengguna

10 Tanda Penumpang KRL di Indonesia Belum Siap Dikasih Fasilitas Bagus

Widy
Tingginya langit belum kuasa digapai, dalamnya laut belum dapat dipijak, dan pikiran manusia tidak pernah berisi yang sama.
31 Agustus 2017 11:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Widy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
10 Tanda Penumpang KRL di Indonesia Belum Siap Dikasih Fasilitas Bagus
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kenapa Penumpang KRL di Indonesia Belum Siap Dikasih Fasilitas KRL Bagus
ADVERTISEMENT
Mungkin saya tidak seperti para pembaca kumparan lain, yang sudah lebih lama menggunakan jasa KRL dalam beraktivitas di Jakarta. Jika ditotal, kira-kira saya sudah hampir 4 tahun mengandalkan KRL sebagai sarana transportasi saya pulang dan pergi ngantor. Sudah murah, tidak kena macet pula.
Seperti yang kita ketahui, bahwa banyak stasiun besar di Jakarta yang sedang mengalami perbaikan, bahkan mau digantikan dengan bangunan yang baru. Lajur KRL pun diperbanyak, untuk dapat menampung lebih banyak penumpang dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Namun, yang saya mau bahas di sini bukan infrastrukturnya. Bangunan, rel, dan lainnya bisa dibangun. Mungkin tidak mudah, tetapi saya yakin tidak semudah membangun budaya ber-KRL yang sopan dan tenggang rasa. Nah, itu yang mau saya bahas. Berdasarkan pengalaman, saya rangkum jadi 10 alasan:
ADVERTISEMENT
1. Nyerobot Antri Masuk dan Keluar Gerbang
Buru-buru? Semua orang juga buru-buru. Semua orang ingin cepat. Entah itu mengejar KRL lanjutan yang baru saja berhenti atau memang ada janji sebentar lagi. Malah ada yang ditegor, eh dia yang lebih galak. Situ waras? FYI, kita hidup sama orang lain dan kita bukan pusat tata surya.
2. Jalan di Peron Seperti Orang Mabuk
Jadi sebetulnya Indonesia ini negara nyetir kiri atau nyetir kanan? Jalan nggak bisa di satu lajur aja gitu? Kiri ya kiri semua. Kasih jalan untuk orang-orang dari arah berlawanan. Setidaknya kalau jalan menunduk sambil mantengin handphone, ya lurus saja lah. Jangan kaya lagi ikutan lomba “car drift”, ngepot sana - sini.
ADVERTISEMENT
3. Tidak Sayang Nyawa
Sampeyan ini manusia atau kucing? Tahu kan kalo pepatah kucing bernyawa sembilan itu cuma pepatah? Jika petugas peron bilang berhenti karena ada KRL mau masuk atau meninggalkan stasiun, ya diikuti dong. Intinya ya untuk keselamatan kita semua kok. Ingat kalau ada yang menunggu kita dengan selamat sampai di rumah.
4. Nyerobot Antrian Persiapan Naik KRL
Sudah jelas ada batas garis kuning. Sudah ada yang mengantri di paling depan, eh masih ada yang niat ngepat-ngepot supaya bisa antri paling depan, walaupun melewati garis kuning. Hati-hati hidung kesrempet KRL, brosis! Malah ada yang berani negor, “Mas/Mba’. Geseran dikit dong. Dikiiiit aja.”
5. Tidak Ngasih Orang Turun Terlebih Dahulu
ADVERTISEMENT
Ingin duduk? Semua ingin duduk. Lelah? Semua juga lelah setelah beraktivitas. Mau tidur? Tidur di kamar tidur, bukan di KRL. Ya jangan marah kalau ada yang sengaja menabrakkan diri karena mau turun. Masa mau turun kereta aja kaya adegan 300 pasukan elit Sparta mau perang sama ribuan pasukan Persia? Sabar.
6. Cuek Sama Penumpang yang Lebih Membutuhkan Tempat Duduk
Ini sih pemandangan setiap hari. Banyak pemuda pemudi manja, yang sok memejamkan mata atau pura-pura mengamati handphone. Kalau memang lagi sakit atau tidak memungkinkan untuk berdiri lama, sampaikan secara baik-baik. Tidak perlu pakai emosi dan urat.
7. Ngobrol atau Telpon Dengan Suara Seperti TOA
Semua orang berhak untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan di angkutan umum. Kalau kebelet ingin ngobrol, gunakan suara yang pelan atau lakukan di mana saja, tetapi tidak di dalam KRL. Begitu pula dengan menerima dan berbicara lewat telepon.
ADVERTISEMENT
8. Tiduran di Kursi
Namanya saja kursi, bukan matras atau tempat tidur. Kursi buat duduk. Tidur ya di kasur. Keegoisan macam begini membuat penumpang lain tidak nyaman dan seharusnya orang lain, yang berdiri, berhak duduk di kursi itu.
9. Seperti Tidak Punya Mulut Untuk Bilang “Permisi”
Mau turun tadi kereta penuh? Boleh saya sedikit mendorong, tetapi harus disertai dengan omongan “permisi”. Jangan main sikut dan dorong kaya lagi pertandingan sepak bola. Kalau ditegur, eh malah lebih galak. Really?
10. Sumbu Pendek
KRL adalah transportasi paling populer saat ini. Keramaian yang amat sangat terkadang tidak terelakkan, pun senggol-senggolan. Cobalah mengerti bahwa tidak ada satu pun yang ingin berdesakkan seperti itu. Semua ingin sampai di kantor dan pulang dengan tepat waktu. Kecuali diperlakukan secara tidak senonoh atau kurang ajar, yang maklumi saja bahwa senggolan tidak terelakkan.
ADVERTISEMENT
Ya kira-kira begitulah hasil observasi saya selama berkendara menggunakan KRL dan berinteraksi dengan para penumpang lainnya.
Harapan saya supaya tulisan ini bisa membuat jadi bahan perenungan. Langsung jadi penumpang yang sopan dan tenggang rasa? Selama tidak memikirkan kenyamanan orang lain dan hanya memikirkan diri sendiri, percayalah bahwa perubahan tidak akan pernah terjadi.
Apakah 10 alasan itu ada yang terlewatkan oleh saya? Silahkan banget untuk ditambahkan di kolom “comment” di bawah ini ya.
Terima kasih.