Konten dari Pengguna

Terkadang Ejekan Adalah Pujian Yang Tak Rela Untuk Disampaikan

Widy
Tingginya langit belum kuasa digapai, dalamnya laut belum dapat dipijak, dan pikiran manusia tidak pernah berisi yang sama.
11 Juli 2017 14:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Widy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Terkadang Ejekan Adalah Pujian Yang Tak Rela Untuk Disampaikan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sumber Gambar: Google.com
Ada beberapa orang yang terlalu gengsi untuk memberikan tepukan di pundak sambil berkata “GOOD JOB!”, mengulurkan tangan sambil berucap “CONGRATS!”, bahkan sekedar memberikan apresiasi dengan mengucapkan “Terima kasih”. Perlakuan tersebut bisa didapat di mana pun, baik lingkungan kerja, pertemanan, bahkan (pasang muka kaget) orang tua.
Kaget (Foto: Giphy.com)
zoom-in-whitePerbesar
Kaget (Foto: Giphy.com)
ADVERTISEMENT
Alasannya bisa macam-macam. Bisa jadi emang kerjaan kita yang jelek tapi kita ngerasa udah maksimal, bisa jadi karena kultur perusahaan yang beranggapan bahwa memuji hanya membuat kita lengah dan merasa cepat puas, atau – yang ingin gw bahas – bisa jadi kita udah kerja bagus tapi harus aja dicari kesalahannya dan dibesar-besarkan oleh si you-know-who.
Percaya atau engga, hal ini gw lihat sering terjadi, ga cuma di kehidupan kita sehari-hari, tapi terpampang jelas juga di media massa. Hanya untuk mempertahankan harga diri di depan para keluarga, teman, dan pendukung, kita ga segan-segan untuk mencari borok mereka, yang sebetulnya sudah berbicara, bertindak, dan berkarya secara luar biasa hebatnya. Rasanya perlu banget untuk merendahkan orang lain, demi merasa hebat dan berkuasa. This kind of people need to learn sportsmanship.
ADVERTISEMENT
Gw selalu percaya bahwa untuk berbuat yang terbaik, kita tidak perlu teriak bahwa kita adalah yang terbaik, apalagi mengharapkan kita dibilang yang terbaik. Orang nyinyir pasti ada. Orang ga sportif pasti ada. Orang gengsian pasti ada.
Pernah dengan ungkapan “Orang yang berbicara di belakang kamu, berada tepat di posisinya. Di belakang kamu”? That’s it. Nothing else matters.
Jadi buat teman-teman yang sedang berusaha mengejar kebahagiaan: Go after your dreams and don’t stop. Belajar bedain mana kritik yang membangun, mana yang ga perlu didengar sama sekali.