Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
BERBICARA AJA KOK TAKUT?!
10 Agustus 2018 14:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Widy Wirasugema tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang ragu dengan kemampuan berbicaranya. Lah kok bisa? Berbicara itu hal yang mudah dan kalau dibilang sulit, rasanya itu pertanyaan yang aneh. Saya mempunyai seorang anak laki-laki dan saat dia lahir, saya (sebagai seorang Ayah) sudah mencoba untuk mengajarinya berbicara (walaupun saya tahu, belum umurnya untuk anak saya bisa berbicara). Kita tarik dulu mengenai definisi dari berbicara. Berbicara itu memiliki arti, yaitu menyampaikan sebuah atau beberapa informasi kepada lawan bicara (kalau bicara sendiri itu baru bahaya y. Hehe). Menyampaikan sebuah informasi, sebagai contoh saya bertanya mengenai alamat kepada seseorang dan orang tersebut (lawan bicara) menyampaikan apa yang saya tanyakan. Lalu apa yang membuat menjadi sulit??
ADVERTISEMENT
Nah, mari kita bahas bersama. Saya memberikan contoh seseorang yang menanyakan alamat rumah saja, dimana orang yang memberikan atau merespon pertanyaan mengenai alamat rumah akan menjadi sulit bila si responder tidak mengetahui lokasi yang ditanyakan oleh si penanya. Sama halnya pada public speaking, pada sebuah seni berbicara membutuhkan skill.
Skill pertama yang akan kita bahas adalah "need more information". Seorang pemberi informasi haruslah mempunyai gudang informasi yang cukup untuk bisa memberikan sebuah informasi kepada penanya informasi. Informasi apa yang harus dimiliki? Kita bahas pada skill kedua.
Skill kedua yang akan kita bahas adalah "self mastery". Seorang pemberi informasi harus menguasai materi apa yang mereka kuasai. Kita kembalikan pada contoh diatas y, andaikan si pemberi informasi tidak menguasai lingkungan tempat tinggal rumahnya, pasti yang membutuhkan informasi dari si pemberi informasi akan mengalami kesulitan. Kesulitan juga akan dirasakan oleh si pemberi informasi, yaitu sulit mengarahkan. Nah, kalau si pemberi informasi menguasai akan lain jalan ceritanya. Menguasai berarti master.
ADVERTISEMENT
Skill ketiga yang akan kita bahas adalah "rehearsal... rehearsal... rehearsal...". Untuk bisa menjadi master tentunya harus menjalani berbagai tahapan. Tahapan-tahapan itu adalah latihan. Untuk bisa menguasai lokasi tempat tinggal kita, kita harus rajin berkeliling komplek perumahan tempat kita tinggal. Mungkin untuk mereka yang tinggal di komplek perumahan yang kecil, tidak membutuhkan waktu lama untuk memahami kompleknya tapi untuk mereka yang tinggal di komplek cukup besar, pasti butuh waktu cukup lama. Sama halnya dengan public speaking juga membutuhkan latihan. Latihan apa? Latihlah diri Anda untuk menjadi seorang pembicara handal.
Skill keempat yang akan kita bahas adalah ATM (amati, tiru dan modifikasi). Dalam latihan kita bisa gunakan skill keempat ini. Anda bisa cari siapa tokoh public speaking yang menurut Anda sangat memotivasi diri untuk menjadi seorang speakers handal, lalu amati caranya saat bicara didepan umum (bisa download videonya di Youtube, tonton secara berulang-ulang). Setelah kita amati, mulailah kita tiru. Tentunya diawal bisa kita lakukan didepan kaca, namun terlalu lama di depan kaca juga tidak baik karna seorang speakers adalah praktek didepan audience langsung. Setelah kita tiru, bisa dimodifikasi. Kita modifikasi cara berbicaranya, bisa kita gantikan dengan cara lain (yang menurut kita atau kita rasakan nyaman dengan diri kita).
ADVERTISEMENT
Demikianlah 4 skill yang harus dimiliki oleh seorang public speaking. Semoga dapat membantu para bibit-bibit sejati speakers.
Salam Motivasi.
Bangkit, Berani dan Lakukan.
Widy Wirasugema., S.Sos,CT