Konten dari Pengguna

Ada PLTS di Konser Coldplay?

Widya Ayu Salsabila
Engineering Physics Student at Bandung Institute of Technology
20 Februari 2022 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Widya Ayu Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konsep "eco-friendly" dari konser Coldplay mendatang, "Music of the Spheres World Tour" (sumber: https://sustainability.coldplay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Konsep "eco-friendly" dari konser Coldplay mendatang, "Music of the Spheres World Tour" (sumber: https://sustainability.coldplay.com/)
ADVERTISEMENT
Kalian yang merupakan penggemar band rock asal Inggris ini pasti sudah tau kalau mereka akan mengadakan konser bertajuk “Music of the Spheres World Tour”. Konser ini disambut dengan sangat antusias oleh penggemar setia mengingat konser terakhir yang digelar Coldplay adalah pada tahun 2017. Selain penggemar, para aktivis lingkungan dan energi terbarukan ternyata juga menyambut meriah konser ini. Kira-kira kenapa ya?
ADVERTISEMENT
Sudah tidak asing lagi bagi para penggemar bahwa vokalis dari Coldplay, Chris Martin, merupakan seorang aktivis yang kerap menyuarakan pendapatnya mengenai perubahan iklim. Alasan Chris untuk vakum konser selama 5 tahun juga karena ambisinya untuk menyelenggarakan konser yang karbon netral. “We are taking time over the next year or two, to work out how our tour can not only be sustainable [but] how can it be actively beneficial.”, ucapnya pada wawancara dengan BBC di tahun 2019. Menurut penelitian di Cina pada tahun 2021, rata-rata emisi karbon yang dihasilkan dari acara konser adalah 0,994 kg/orang. Bayangkan berapa banyak emisi karbon dari konser Coldplay perharinya yang memiliki penonton hingga 80 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan targetnya, 2 tahun kemudian Coldplay mengumumkan penyelenggaraan world tour 2022 melalui akun media sosial. Konser ini seketika menjadi pembicaraan hangat terutama di kalangan aktivis lingkungan dan energi terbarukan. Melalui website resmi, Coldplay menuliskan rencana penyelenggaraan konsernya yang mengusung konsep “eco-friendly”. Bersama dengan ahli bidang sustainability dan engineer, Coldplay bertekat untuk mengurangi emisi karbon yang dikeluarkan dari konser sebesar 50%. Banyak strategi yang akan dilakukan, salah satunya adalah menggunakan energi terbarukan. Coldplay akan menggunakan listrik grid yang berasal dari energi terbarukan. Nah yang lebih menarik lagi, Coldplay juga merencanakan untuk membuat PLTS di area konser. Loh, apa tidak susah ingin konser harus membangun PLTS segala? Ini dia yang keren. Coldplay akan menggunakan teknologi yang mungkin banyak orang belum familiar. Bukan menggunakan solar panel biasa, PLTS yang dibagun akan menggunakan solar tiles. Apa itu solar tiles?
Solar roof Tesla (sumber: https://www.ecohome.net/guides/3502/tesla-solar-roof-cost-competitors-review/)
Solar tiles pertama kali diperkenalkan dalam bentuk prototipe oleh Tesla pada tahun 2016. Saat ini, sudah banyak kompetitor lainnya yang ikut mengembangkan teknologi ini. Cara kerja solar tiles sebenarnya sama seperti solar panel biasa. Lalu, apa yang membuat solar tiles menarik perhatian? Yang pertama adalah bentuknya yang kecil dan seperti namanya, berbentuk seperti genting atap rumah. Bayangkan atap rumah kalian bisa menghasilkan listrik tanpa harus memasang solar panel yang berat dan struktur tambahan untuk menopangnya, keren kan! Keunggulan ini juga yang membuat pengguna PLTS atap mulai banyak beralih ke solar tiles karena tidak menggangu estetika rumah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keunggulan utama lainnya dari solar tiles adalah pemasangannya yang relatif lebih praktis dan mudah dibandingkan dengan solar panel. Beberapa perusahaan seperti Tesla dan GAF juga terus mengembangkan teknologi ini dengan target pengguna dapat memasang solar tiles dengan mandiri. Nah, keunggulan ini yang membuat Coldplay memilih untuk menggunakan solar tiles di PLTS pada konsernya mendatang. Penggunaan solar tiles memungkinkan PLTS dapat dibangun dengan cepat dan dibongkar-pasang ke venue konser selanjutnya.
Namun, masih banyak kekurangan dari teknologi ini. Efisiensi dari solar tiles saat ini hanya berada di kisaran 10 – 15%. Sedangkan rata-rata solar panel memiliki efisiensi 16%, bahkan ada yang mencapai 22%. Solar tiles juga sangat bergantung pada kemiringan atap, tidak seperti solar panel yang bisa ditambahkan struktur penopang untuk menyesuaikan kemiringan. Selain itu, teknologi yang masih dibilang cukup baru menyebabkan harga solar tiles masih tinggi. Harga solar tiles bisa mencapai 2 kali lipat harga solar panel per kilowatt-nya. Belum banyak pula perusahaan yang memiliki teknologi ini sehingga opsi solar tiles di pasaran masih terbatas. Walaupun masih banyak kekurangan, teknologi ini termasuk yang berkembang pesat dan pastinya akan terus semakin baik lagi.
ADVERTISEMENT
Wah, kalian yang merupakan penggemar Coldplay pasti bangga banget punya band favorit yang terus menggalakan karbon netral dan penggunaan energi terbarukan ke masyarakat luas. Sebagai penggemar setia, kalian pastinya jadi ingin ikut mendukung gerakan ini juga kan? Walaupun tidak bisa datang ke konser Coldplay sama seperti Aku, kalian bisa ikut mendukung Coldplay dengan share mengenai konser “eco-friendly” ini atau info energi terbarukan lainnya ke orang sekitar. Mungkin di masa depan nanti, semua musisi akan menyelenggarakan konser dengan konsep serupa dan mengajak penggemar mereka untuk mendukung gerakan yang sama. Semakin banyak yang tau, semakin banyak yang sadar.
Referensi:
Solar Roof. www.tesla.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Januari 2022.
Coldplay to pause touring until concerts are 'environmentally beneficial'. www.bbc.com (dalam bahasa inggris). Diakses tanggal 19 Januari 2022.
ADVERTISEMENT
Sustainability Initiatives. sustainability.coldplay.com (dalam bahasa inggris). Diakses tanggal 19 Januari 2022.
Solar Roof Tiles vs Solar Panels. www.solarguide.co.uk (dalam bahasa inggris). Diakses tanggal 19 Januari 2022.
Fan, Yi, dkk. (2021). The Sustainability of Online Concert and Live Concert. Cina: MSETEE.