Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Makna Hidup, Sudahkah Anda Mengetahui?
1 Juni 2022 18:11 WIB
Tulisan dari Widya Rahma Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernah tidak sih, tanya sama diri sendiri buat apa aku hidup? Atau buat siapa aku hidup? Atau mengapa bisa aku hidup? Pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang diri sendiri seperti, pertanyaan tersebut terkadang membuat kita berlama-lama menghabiskan waktu kita untuk menemukan jawabannya, terlebih jika kita sudah masuk ke dalam “overthinking”.
ADVERTISEMENT
Nah, aku akan mengajak kalian menemukan jawabannya, meskipun dalam pandangan pribadiku tulisanku saja tidak cukup, tetapi setidaknya kalian pernah menemukan tulisan yang membahas pertanyaan kehidupan.
Jadi, mari kita berkenalan terhadap seseorang terlebih dahulu. Perkenalkan ada seseorang yang mungkin masih kurang akrab bagi kita, beliau adalah Viktor Frankl seorang penemu teori kepribadian yang akan dibahas di artikel ini. Beliau lahir pada 26 Maret 1905. Pada suatu hari, beliau ini menjadi tahanan NAZI, yang saat itu sangat berkuasa di Jerman. Nah, di penjara inilah teori ditemukan. Teori apa itu?
Teori itu dinamakan teori kebermaknaan atau jika dalam bahasan psikologi artinya, Logoterapi. Nah, cara kerja logoterapi ini adalah bagaimana kita bisa menemukan makna hidup sebagai motivasi kita menjalani hidup sehari-hari? Peran lain dari logoterapi adalah dia-logoterapi- membantu manusia untuk melihat dunia sebagaimana mestinya dan dari sudut pandang yang luas. Agar menjadi suatu kebermaknaan dalam logoterpai maka dibutuhkan 3 makna yang mendasarinya yaitu, makna hidup, makna cinta, dan makna penderitaan.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana caranya kita dapat menemukan ketiga makna, tersebut? Caranya adalah, saat ingin menemukan makna hidup ada 3 hal yang harus diperhatikan. Pertama dalam menemukan makna hidup terdapat 3 hal yaitu,
a. Creative values/nilai kreatif
Jadi, kalau ingin mencari makna hidup kita harus mengetahui creative valuesnya, nilai kreatif itu terletak pada aktivitas yang dilakukan. Semisal kita adalah mahasiswa, maka kita haru memahami makna dari menjadi seorang mahasiswa itu sendiri. Saat kita menjadi mahasiswa kita terkadang hanya berfokus pada “cepat lulus” dan akhirnya melupakan makna itu sendiri.
Maknanya itu sebenarnya, dapat ditemukan semisal saat kita berinteraksi dengan dosen, teman, dan lain sebagainya. Dapat disimpulkan, bahwa jangan hanya terfokus pada “cepat lulus” sehingga kita melupakan kebahagiaan dari menjadi mahasiswa.
ADVERTISEMENT
b. Experiential values/nilai penghayatan
Cara kita bersikap menurut experential values adalah dengan menerima dunia secara pasif. bagaimana sih maksudnya? Jadi, maksud pasif di sini adalah bagaimana kita menikmati alam, musik, budaya, karya seni dan sebagainya. Terutama yang ingin ditekankan di sini adalah “cinta”.
c. Attitudinal values/nilai bersikap
Attitudinal values ini terjadi saat kita berada dalam posisi yang tidak dapat mengubah sesuatu hingga akhirnya kita akan menerima dan menemukan suatu makna. Suatu contoh, semisal kita gagal dalam suatu pekerjaan secara logika kita tidak bisa mengulang masa lalu untuk mengubah hari ini, kan.
Nah, caranya jika menurut nilai bersikap adalah dengan kita menerima kegagalan tersebut maka, kita akan menemukan makna dari kehidupan.
ADVERTISEMENT
Kedua, dalam mencari makna cinta kita dapat memahami manusia lain. Caranya adalah dengan kita tidak mencintai apa yang “dimiliki”, tetapi kita mencintai eksistensinya. Dengan begitu, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tersebut tidak akan tergantikan oleh orang lain.
Ketiga, dalam hal makna penderitaan. Sudah sepatutnya kita ketahui bahwa hidup tidak akan selalu berjalan sesuai yang kita inginkan, tetapi pasti saja ada yang namanya kegagalan. Nah, bagaimana caranya kita bisa melihat suatu kegagalan itu bukan hal yang harus kita takuti. Caranya adalah dengan menerima kegagalan tersebut. Ada suatu kutipan yang sangat bagus dari Frankl yaitu, “Penderitaan tidak lagi menjadi penderitaan ketika si penderita sudah menemukan makna penderitaannya”.
Logoterapi juga mengenalkan beberapa teknik yang dapat dilakukan yaitu, ada paradoxical intention, dereflection, dan self-transcendence. bagaimana tuh, caranya? Jadi mari kita lihat,
ADVERTISEMENT
a. Paradoxical Intention
Kita itu harus punya rasa “humor” dahulu, guys. Maksudnya bagaimana? Jadi kita harus mengubah sikap kita yang tadinya takut jadi “akrab’ sama rasa takut. Tidak harus ketakutan, tetapi semua rasa yang menurut diri kita mengganggu.
Sebagai contoh, saat kalian mengalami insomnia jangan coba untuk memejamkan mata kita dan bertaburan kata-kata “ayo tidur” di kepala kita, tetapi paradoxical intention mengajak kita untuk menikmati insomnia tersebut dengan terjaga sepanjang malam hingga kita mengantuk.
b. Dereflection
Artinya, adalah kita mengalihkan keluhan atau penderitaan kita dengan hal yang positif. Saya akan mengambil contoh dari insomnia kembali, saat mengalami insomnia maka bayangkan bahwa saat itu juga kita melakukan sesuatu seperti, mencuci baju, mengepel, menyapu, dan kegiatan-kegiatan yang membuat kita tidak ingin melakukan, maka cara membayangkan tersebut membuat kita ingin cepat-cepat tidur.
ADVERTISEMENT
c. Self-Transcendence
Digunakan untuk memahami bahwa keberadaan diri kita sejatinya bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi untuk sesuatu atau seseorang. Nah, dengan kita memahami dan merasa pada tahap ini, maka kita dapat melakukan aktualisasi diri dan menemukan kebahagiaan atau kesenangan.
Nah, begitulah cara kita menemukan makna hidup, teman-teman. Jadi, jangan lupa untuk selalu menikamti hidup dan berpikir bahwa hidup itu tidak selalu senang agar kehidupan kita seimbang. Jadi, coba jujur sama diri sendiri dan temukan makna kehidupan kamu.