Konten dari Pengguna

Mindset Orang Tua Zaman Dulu Yang Seharusnya Dihilangkan Di Era Modern

Widya Tri Wardani
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Program Study Sistem Informasi
15 November 2024 13:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Widya Tri Wardani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mindset (sumber:https://chatgpt.com)
zoom-in-whitePerbesar
Mindset (sumber:https://chatgpt.com)
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai pola pikir atau yang biasa disebut dengan mindset, banyak di kalangan orang tua zaman dulu yang menganggap bahwa memiliki banyak anak sama artinya dengan memiliki banyak rezeki, atau secara singkat, banyak anak berarti banyak rezeki. Nyatanya, di era modern seperti ini, mindset atau pemikiran tersebut justru dapat menyiksa orang tua. Tidak hanya orang tua, tetapi secara tidak langsung, mereka yang memiliki banyak anak dalam keadaan ekonomi yang tidak stabil atau bahkan terbatas akan menyiksa anak-anak itu sendiri. Mengapa demikian? Jika kita perhatikan belakangan ini, banyak sekali orang yang mengalami kesulitan ekonomi, seperti pengemis atau pengamen, yang dapat kita lihat di setiap sudut jalan. Dari sekian banyak yang saya lihat, banyak pula yang dengan percaya diri mengemis sambil membawa anak mereka.
ADVERTISEMENT
Banyak di antara kita mungkin merasa kasihan melihat keadaan mereka, dan hal itu sangat wajar karena sebagai manusia, kita memiliki rasa empati terhadap sesama. Namun, pernahkah kalian berfikir dengan mindset kalian? Mengapa dalam keadaan seperti itu mereka masih memikirkan untuk memiliki anak?
Memiliki anak memang tidaklah mudah, dan banyak di antara kalian mungkin sangat mengharapkan hal ini terjadi dalam kehidupan kalian. Di era yang serba modern ini, memiliki mindset "banyak anak banyak rezeki" justru akan menyiksa kalian. Hal ini dapat dilihat dari harga setiap produk susu yang sangat beragam, baik dari segi merek maupun harga, yang dapat memicu pemikiran yang tidak baik. Kita dapat mengambil contoh dari kisah nyata, di mana banyak kasus pencurian susu ditoko-toko seperti Indomaret atau sejenisnya terjadi hanya karena mereka tidak mampu membeli produk susu yang dianggap mahal tersebut. Dari situ, seharusnya kita menyadari apa yang seharusnya kita lakukan dan tidak kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Memiliki banyak anak boleh saja, tetapi dengan syarat kita mampu membiayai mereka dari lahir hingga dewasa. Merawat anak tidaklah mudah dan memerlukan banyak pengeluaran. Janganlah kita terjebak dalam pola pikir orang tua zaman dulu yang akan menyiksa kita dan anak kita di zaman seperti ini. Orang yang miskin dan melarat sering kali mengaitkan agama serta ayat-ayat yang terkandung di dalamnya setiap kali mereka ditegur atau diedukasi mengenai anak dan rezeki. Bukan berarti mereka tidak percaya kepada Tuhan atau tidak memiliki iman, tetapi rezeki tidak akan turun dari langit dalam bentuk uang, meskipun kalian memiliki banyak anak. Uang harus diacari sendiri, dan bisa jadi anak-anak itulah rezeki, sebab rezeki tidak selalu berkaitan dengan uang.
ADVERTISEMENT
Kalian pasti sering mendengar kalimat-kalimat di bawah ini:
Itulah beberapa kalimat yang seharusnya tidak diterapkan di era modern ini, kalimat-kalimat yang berlandaskan nalar untuk menghasut orang lain agar segera menikah, memiliki anak, dan kemudian masuk ke dalam penderitaan setelah berumah tangga. Mindset seperti itu tidak selalu berhasil di era modern ini, kita perlu beradaptasi dengan perubahan zaman dan mempertimbangkan konteks serta tantangan yang dihadapi saat ini. Pendekatan yang fleksibel dan terbuka terhadap ide-ide baru akan lebih membantu kita dalam menghadapi berbagai situasi, baik dalam merawat anak maupun dalam aspek kehidupan lainnya.
ADVERTISEMENT
Pesan kepada anak muda di luar sana: Jika kalian menyadari bahwa kalian miskin atau tidak memiliki ekonomi yang cukup untuk menghidupi seorang anak, bahkan istri kalian sendiri, tahanlah keinginan kalian untuk menikah dan memiliki anak. Terlebih lagi, jika kalian menikah hanya untuk memenuhi hasrat semata. Pertama-tama, pastikan kondisi finansial kalian layak, baru kemudian menikah.
Selain finansial, kesiapan mental juga sangat penting, karena kelak akan menjadi orang tua. Untuk pasangan suami istri, jika kalian menyadari bahwa kalian merupakan pasangan yang benar-benar kurang dalam segi ekonomi, maka berhentilah melahirkan banyak anak ke dunia. Janganlah kalian melahirkan mereka jika hanya untuk memenuhi kebutuhan makan saja kalian tidak sanggup.
Bagaimana mereka dapat memperoleh segala hak-hak mereka sebagai anak, seperti pendidikan yang wajib mereka terima, jika untuk memenuhi kebutuhan makan saja mereka kesulitan? Apa yang kalian harapkan? Apakah kalian berharap mereka tumbuh besar, kemudian menjadi orang sukses di masa depan dan memberikan kemewahan kepada kalian?
ADVERTISEMENT
Widya Tri Wardani, Mahasiswi Strata 1 (S1) Sistem Informasi Universitas Pamulang
Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Mawardi Nurullah, M.Pd