Konten dari Pengguna

Pamungkas: Mindfulness for Success

Agatha Intan
ASN Kementerian Perindustrian
8 Agustus 2021 7:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agatha Intan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah Anda sering gegabah dalam mengambil keputusan? Apakah Anda masih tersesat dalam kekalutan masa lalu? Apakah Anda sering gelisah akan masa depan? Mungkin buku karya Tim Wesfix berjudul Mindfulness for Success dapat menjadi jawabannya.
ADVERTISEMENT
Mindfulness merupakan terjemahan dari istilah Pali (India kuno) yaitu “Sati”. Sati memiliki 3 makna antara lain kesadaran (awareness), perhatian (attention), dan mengingat (remembering). Menurut biksu Buddha, Thich Nhat Hanh, mindfulness adalah kesadaran akan apa yang terjadi dalam diri kita dan di sekitar kita pada saat ini.
Seringkali kita menemui orang-orang yang tidak sadar, sekaligus tidak hadir di present moment. Ada yang teramat sibuk bagai galah di tengah arus. Ada yang kecanduan dengan media sosial. Ada yang hanyut dalam kabar burung dan berita di media. Dampaknya, hidup mereka terombang-ambing dari peristiwa satu ke peristiwa lain, tanpa sungguh-sungguh dapat merasakan, apalagi memetik suatu pesan.
E-book "Mindfulness for Success" (Sumber: dokumen pribadi).
“Pamungkas” memang kata yang cocok untuk menggambarkan bagaimana bagian akhir buku ini menjadi andalan untuk tetap tenang dalam segala kondisi. Kalau ini berhasil untuk saya, pasti berhasil juga untuk Anda. Maka, izinkan saya berbagi praktik daily (mindful) habit yang bertujuan untuk meletakkan dasar yang paling penting, yaitu sepenuhnya mencintai diri Anda dan lingkungan Anda saat ini.
ADVERTISEMENT
1. Kesadaran dalam Bernapas
Hari demi hari kita menjalani seluruh kegiatan dari yang termudah hingga tersulit. Namun, tidak sekalipun kita menjadwalkan “bernapas”. Coba sadari, di dalam napas ada inti sari kehidupan dalam bentuk yang paling sederhana dan esensial.
Ada baiknya, sisihkan waktu 5-10 menit untuk mengambil napas secara berirama. Misalnya menarik napas dalam 3 hitungan dan membuang napas dalam 3 hitungan. Sisipkan kalimat afirmasi “Aku sadar aku bernapas”, “Aku sadar aku hidup”, “Aku bersyukur”.
2. Berjalan dengan Tenang
Sama halnya dengan bernapas, kita juga menganggap remeh berjalan. Padahal manusia tiada hari tanpa berjalan. Seringkali kita berjalan sambil pikiran mengawang, membawa kegusaran, atau bahkan kekosongan pikiran.
Jika ada kesempatan, berjalanlah dengan pelan. Rasakan ayunan tangan, koordinasi gerak kaki, lalu selaraskan dengan irama napas. Sembari menjaga ketenangan, resapi, dan syukuri hari ini.
ADVERTISEMENT
3. Amati Tangan Anda
Mindfulness mengajarkan untuk memperhatikan hal-hal yang seolah berlalu begitu saja, sebab teramat biasa. Tangan selalu bertindak sedemikian otomatis, menuruti insting Anda. Padahal orang yang terserang stroke pada tangan harus mati-matian menggerakkannya. Ada baiknya, kita berlatih untuk mencermati lalu mengapresiasi kerja kedua tangan ini.
4. Makan dengan Tenang
Bayangkan ada 2 orang sama-sama makan Nasi Padang. Orang pertama makan dengan sungguh-sungguh menikmati tanpa melakukan kegiatan lain. Orang kedua makan sambil membalas pesan atau berselancar dalam media sosial. Perlu disadari bahwa dibalik makan ada sejuta kebaikan. Mulai saat ini makanlah dengan tenang, nikmati suap demi suap.
5. Berpuasa Media
Menaruh emoticon senyum melalui percakapan di Facebook berbeda dengan tersenyum atau tertawa terbahak-bahak bersama teman-teman sambil minum di kafe. Anda perlu menyadari bahwa interaksi sesungguhnya ada di dunia nyata. Mulailah mematikan ponsel beberapa jam dalam sehari. Nikmatilah aktivitas di dunia nyata tanpa teralihkan pada hal-hal di dunia maya.
Orang-orang yang acuh tak acuh karena gadget (Sumber: pexels.com).
6. Dengarkan Sekitar Anda
ADVERTISEMENT
Kini, orang lebih menyibukkan diri dengan gadget, entah sedang membaca e-news, bolak-balik mengecek media sosial, atau memasang earphone untuk mendengarkan musik. Disadari atau tidak, kita yang dekat menjadi jauh dan acuh tak acuh dengan lingkungan.
Coba berhentilah sejenak dari aktivitas Anda saat ini, lalu dengarkan setiap hal di sekitar Anda. Suara detik jam, langkah kaki, dan suara remeh lainnya yang menjadi komponen keseharian Anda.
7. Pandang Sekitar Anda
Sama halnya dengan indra pendengaran, cobalah berhenti sejenak dan perhatikan sekitar Anda. Hanya sedikit orang yang memanfaatkan kesempatan ini. Maka, tidak mengherankan bahwa orang zaman sekarang lemah dalam empati dan mudah terprovokasi.
8. Ketika Menunggu
Mindfulness dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Setiap kali Anda sedang menunggu atau dalam sebuah antrean, bersikaplah tenang. Manfaatkan waktu untuk mendengar dan memandang sekitar Anda.
ADVERTISEMENT
9. Berterima Kasih pada Seseorang
Setiap hari berlalu dengan kebaikan. Ojek online yang mengantar ke kantor, penjaja makanan yang menyediakan hidangan, rekan yang kooperatif dalam bekerja, dan sebagainya. Semuanya “berkonspirasi” menyusun hari Anda. Namun, tidak semua orang sungguh-sungguh menyadari. Ada baiknya, ucapkan terima kasih dengan tulus kepada orang-orang di sekitar Anda, sadari peran dan kontribusi mereka.
10. Filler Words (Menyadari kata tak perlu)
Filler words adalah kata-kata yang dipakai saat berbicara tapi tidak menambah makna. Misalnya emm, anu, kayak, dan lain-lain. Ada baiknya kita berlatih untuk menghentikan kebiasaan ini dan mencoba mengetahui apa alasan dibalik kecenderungan tersebut. Apakah grogi, tidak percaya diri, atau tidak tenang? Cari solusinya.
11. Pemeriksaan Batin
ADVERTISEMENT
Sokrates, seorang filsuf dari Yunani, menyatakan bahwa “Hidup yang tidak pernah dikaji, bukanlah hidup yang pantas dijalani.” Mengkaji hidup dapat dilakukan dengan memeriksa batin selama 10 menit. Kembali mengingat apa saja yang sudah Anda alami hari ini, apa yang Anda lakukan sekarang, dan apa yang Anda ingin lakukan.
Pemeriksaan batin idealnya dilakukan setiap hari. Setelah berlalu seminggu, pemeriksaan batin dilakukan di akhir pekan untuk merangkum apa yang dilakukan selama 7 hari tersebut. Demikian seterusnya hingga berjalan tahunan.
12. Ubah Kebiasaan
Mindfulness mengajak kita untuk menaruh perhatian terhadap detail kebiasaan diri. Cobalah mengganti kebiasaan sepele seperti menggosok gigi dengan tangan kiri atau menggunakan jam di tangan kanan. Dengan mengubah kebiasaan, Anda memiliki kesempatan untuk menyadari aktivitas tersebut.
ADVERTISEMENT
13. Leave No Trace (Tinggalkan dalam keadaan sedia kala)
Banyaknya aktivitas yang dilakukan baik di rumah maupun di kantor, bukan menjadi alasan kita meninggalkan ruangan dalam kondisi berserakan. Ada baiknya, kita berlatih untuk meninggalkan ruangan dalam keadaan seperti sedia kala. Segalanya tertata, rapi, dan bersih.
14. Sadari Postur
Setiap hari Anda terbenam dalam kesibukan, sehingga terkadang Anda dalam kondisi postur tubuh yang tidak nyaman. Ketika sedang beraktivitas cobalah untuk mengamati postur. Lalu secara perlahan, perbaiki postur Anda.
15. Bermeditasi
Meditasi tidak terlepas dari konsep mindfulness. Jika bagi Anda masih terdengar asing, maka Anda harus mulai mencoba luangkan waktu 30-60 menit. Lakukan dengan postur paling nyaman dan paling tahan lama. Mulailah dengan secara perlahan-lahan menarik dan membuang napas. Biarkan pikiran terkonsentrasi pada napas. Banyak panduan meditasi sederhana yang mudah diikuti dalam YouTube, Podcast, dan Instagram.
ADVERTISEMENT
Akhir kata, jangan tinggal di masa lalu, jangan bermimpi tentang masa depan, konsentrasikan pikiran pada saat ini dengan tenang. Semakin tenang seseorang, semakin besar kesuksesannya, pengaruhnya, dan kekuatannya untuk kebaikan.