13 Stasiun MRT di Jakarta Punya Konsep Desain Berbeda

Seorang petugas di kawasan proyek MRT. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase I dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia sepanjang 16 km ditargetkan beroperasi 1 Maret 2019 mendatang. Saat ini PT MRT Jakarta tengah ngebut menyelesaikan proyek dengan bekerja siang dan malam.

Rute Lebak Bulus-Bundaran HI akan dilalui 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah. Rincian dari 7 Stasiun layang tersebut adalah Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Sedangkan 6 stasiun bawah tanah yang dimaksud adalah Bundaran Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Jarak antarstasiun berkisar 0,8 - 2,2 km.

Yang unik adalah, masing-masing stasiun memiliki konsep desain yang berbeda. Ada ciri khas yang diberikan oleh PT MRT Jakarta.

Lokomotif MRT. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)

"Hal ini berdasarkan latar belakang sejarah tempat tersebut, kesadaran lingkungan dan konektivitas manusia," tulis PT MRT Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/3).

Berikut ini konsep desain stasiun layang MRT Jakarta:

1. Stasiun Lebak Bulus dengan konsep Green Valley,

2. Stasiun Fatmawati dengan konsep Royal Blue,

3. Stasiun Cipete Raya dengan konsep Brown Earth,

4. Stasiun Haji Nawi dengan konsep Betawi Culture,

5. Stasiun Blok A dengan konsep Traditional Market,

6. Stasiun Blok M dengan konsep Garden City,

7. Stasiun Sisingamaraja dengan konsep ASEAN Spirit.

Adapun konsep desain untuk stasiun bawah tanah adalah sebagai berikut:

1. Stasiun Senayan dengan konsep Wealthiness,

2. Stasiun Istora dengan konsep Sports Place,

3. Stasiun Bendungan Hilir dengan konsep Nature,

4. Stasiun Setiabudi dengan konsep Peacefulness,

5. Stasiun Dukuh Atas dengan konsep Forest,

6. Stasiun Bundaran HI dengan konsep International Style.