Cegah Inflasi, Pemerintah Tak Cukup Hanya Amankan Pasar Induk Cipinang

23 Mei 2017 12:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gerakan Stabilisasi Pangan Bulog (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerakan Stabilisasi Pangan Bulog (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
Inflasi masih menjadi momok menakutkan bagi pemerintah. Segala macam cara dilakukan guna menekan inflasi, misalnya dengan operasi pasar dan mengawasi pergerakan harga di pasar eceran.
ADVERTISEMENT
Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamurti mengungkapkan dari tahun ke tahun pola pendorong laju inflasi selalu berubah. Untuk mencegah inflasi, dulu pemerintah hanya mengawasi peredaran beras di Pasar Induk Cipinang. Tetapi sekarang tidak.
"Dulu amanin Cipinang saja inflasi nasional beras bisa terkendali, sekarang enggak," ungkap Bayu saat hadir di diskusi Perilaku Konsumen Pangan di Perkotaan dan Stabilitas Harga yang digelar di Hotel Sari Pan Facific, Thamrin, Jakarta, Selasa (23/5).
Menurut Bayu, hal ini terjadi karena semakin banyak penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di kawasan perkotaan. Sehingga pola konsumsi masyarakat perkotaan lebih besar dibandingkan di desa.
Penjual cabai di pasar tradisional (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual cabai di pasar tradisional (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Bayu menjelaskan untuk tahun ini 60 persen konsumen Indonesia berada di kawasan perkotaan dengan total daya beli konsumen sebesar 75 persen atau senilai 800 miliar dolar AS per tahunnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, 10 tahun yang akan datang 71 persen penduduk Indonesia bertempat tinggal di kawasan perkotaan dengan total daya beli konsumen sebesar 85 persen atau setara dengan 1,8 triliun dolar AS.
Tingginya angka konsumsi di perkotaan disebabkan pola urbanisasi yang berubah serta tumbuhnya kota-kota baru pusat perekonomian yang semakin kuat.
"Produksi kita masih tersentralisasi jadi ekosistem tidak memungkinkan ada produksi di seluruh Indonesia," sebutnya.
Sementara itu, saat ini pemerintah memang tidak hanya memberikan pengawasan super ketat di Pasar Induk Cipinang yang menjadi sentra distribusi beras terbesar di Indonesia. Ada Pasar Induk Kramat Jati yang menjadi sentra pendistribusian sayuran dan buah-buahan terbesar di Indonesia juga diawasi super ketat.