Curhat Nelayan: Bank Masih Takut Memberi Kami Pinjaman

2 Mei 2017 8:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Cantrang. (Foto: Dok. lamongankab.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Cantrang. (Foto: Dok. lamongankab.go.id)
Salah satu kendala para nelayan untuk beralih dari alat tangkap cantrang ke alat penangkapan ikan yang lebih ramah lingkungan yakni sulitnya pendanaan atau modal yang didapat dari Perbankan (bank). Hal tersebut juga yang dikeluhkan oleh kebanyakan para nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Bajomulyo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Salah seorang nelayan yang tak mau disebutkan namanya tersebut mengatakan, bank sulit memberikan pinjaman karena risiko nelayan terlalu besar. Misalnya mereka khawatir nelayan tak bisa melunasi angsuran pinjaman karena kapal tenggelam atau penghasilan yang tidak menentu.
"Mereka takut kami enggak bisa bayar (pinjaman) atau kalau kapalnya rusak atau tenggelam," ujarnya kepada kumparan (kumparan.com) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Selasa (2/5).
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BPPI) Semarang Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahid menambahkan seharusnya kekhawatiran bank tersebut tidak lagi terjadi. Sebab, kapal yang digunakan nelayan kini telah diukur ulang oleh pihak Kementerian Perhubungan, diketauhi identitasnya dan dilihat kondisinya.
ADVERTISEMENT
"Harusnya enggak khawatir lagi, karena kapal-kapal nelayan sekarang sudah diukur ulang. Tadinya mereka bilang kapalnya berukuran di bawah 30 gross ton, sekarang diukur ulang ternyata bisa 85 gross ton, kondisinya dilihat seperti apa," timpal Wahid.
Seorang nelayan di atas perahu. (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang nelayan di atas perahu. (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Sementara itu, Peneliti di Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim, Suhana yang ikut melihat kondisi nelayan mengakui bila perbankan masih enggan memberikan pinjaman ke nelayan karena risiko yang cukup besar.
"Karena nelayan kan dianggap enggak capable bagi perbankan, masih high risk. Jadi untuk kredit atau pinjam uang ke bank masih banyak pertimbangannya dari bank," paparnya.
Ini yang menjadi pekerjaan rumah cukup berat bagi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terutama agar proses pergantian cantrang ke alat tangkap ramah lingkungan bisa dilakukan dengan cepat.
ADVERTISEMENT
"Mereka saya rasa mau beralih ke alat penangkapan ikan yang lebih ramah lingkungan, tapi memang bagi kapal-kapal besar kita ini terkendala di modal. Harga jaring gillnet memang enggak murah," jelasnya.
Sebelumnya, KKP juga telah memfasilitasi permodalan untuk 55 kapal berukuran 10-30 gross ton dengan nilai mencapai Rp 3,88 miliar selama 2016. Pihak KKP juga meminta kepada perbankan untuk mempermudah pinjaman nelayan.