Garap Tambang Nikel di Halmahera, Investor China Ini Siapkan Rp 69,1 T

11 Juli 2017 14:25 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Binsar Panjaitan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Panjaitan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan asal China, Delong Group, mengincar investasi di sektor tambang nikel yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara. Untuk itu, Delong Group meminta bantuan kepada pemerintah memfasilitasi investasi langsung di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan investasi yang dilakukan Delong Group di Indonesia bukanlah yang pertama kali.
Sebelumnya, Delong Group pernah berinvestasi di kawasan Morowali, Sulawesi Tengah dengan membangun pabrik carbon steel di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah. Kapasitasnya mencapai 3,5 juta ton per tahun dan total nilai investasi sebesar 980 juta dolar AS.
"Mereka (Delong Group) ada tambang lagi di sana (Halmahera), mereka mau beli tambang itu dari perusahaan Perancis. Dia mau investasi ke sana," ujar Luhut, di Hotel ShangriLa, Jakarta, Selasa (11/7).
Tambang Nikel. (Foto: Thinkstock/Zetter)
zoom-in-whitePerbesar
Tambang Nikel. (Foto: Thinkstock/Zetter)
Luhut menjelaskan, tambang nikel di Halmahera saat ini dimiliki oleh perusahaan asal Perancis. Salah satu perusahaan asal Prancis yang berinvestasi di sana hanya PT Weda Bay Nickel yang tidak lain adalah anak usaha Emerat SA.
ADVERTISEMENT
Luhut menyatakan Delong Group siap mengembangkan investasi tambang nikel di Halmahera. Dana sekitar 5,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 69,1 triliun (kurs Rp 13.300) juga sudah disiapkan.
"Nilai investasi tambangnya hingga 5,2 miliar dolar AS. Ini dia (Delong Group) minta kita bantu fasilitasi, tahun depan baru bisa," ucapnya.
Selain tambang Nikel di Halmahera, Delong Group juga mengincar beberapa proyek di Indonesia. Luhut mengatakan pemerintah siap memfasilitasi sekaligus memberikan kemudahan berinvestasi kepada Delong Group.
"Kenapa mereka (Delong Group) mau mengembangkan investasi? karena mereka lihat sudah ada bukti percepatan proses administrasi dan kami protect kepentingan mereka di sini," pungkas Luhut.