Kebijakan Impor Daging Kerbau Beku Dikeluhkan Peternak Lokal

28 April 2017 18:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bungkusan daging kerbau impor asal India. (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bungkusan daging kerbau impor asal India. (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
Adanya impor daging kerbau beku dari India dan daging sapi beku dari Australia oleh pemerintah dikeluhkan oleh peternak maupun pedagang sapi lokal di daerah. Penjualan sapi siap potong menjadi anjlok dan harga jual juga turun mulai dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Salah satu jagal sapi di Jabodetabek, Edy Wijayanto mengatakan selama setahun ini pihaknya mengalami penurunan penjualan ke pedagang sapi. Biasanya dalam sehari ia bisa memotong 5-8 ekor sapi, namun saat ini hanya mampu memotong 1-2 ekor sapi per hari.
"Biasanya tiga sampai empat hari, sekarang hampir sepuluh hari baru habis," ujar Edy dalam diskusi peternak sapi di Hotel Pomelotel, Jakarta, Jumat (28/4).
Sementara itu, peternak sapi potong di Jawa Timur, Joko Utomo mengatakan selama setahun ini ternak sapi mengalami penurunan yang sangat signifikan. Beruntungnya, kata dia, musim Lebaran Haji di Indonesia bisa mendorong kenaikan harga ternak sapi.
Daging kerbau yang dimusnahkan. (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Daging kerbau yang dimusnahkan. (Foto: Nadia Riso/kumparan)
"Normalnya harga sapi dengan biaya operasional pakan Rp 45 ribu per kg, kenyataannya sekarang di lapangan kami beli di pasar itu di bawah Rp 40 ribu per kg," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pedagang sapi lokal, Toto Suwoto juga mengeluhkan hal yang sama. Pihaknya kini hanya mampu menjual 25 ekor sapi per bulan, dari yang biasanya 100 ekor per bulan.
"Dengan harga sapi sekarang ini, sangat mustahil sapi lokal bisa dijual di pasar dagingnya, sapi mandek karena tidak terserap di pasar," katanya.
Hal yang sama juga dialami di rumah potong hewan di Jabodetabek, misalnya dialami oleh Karnadi. Menurutnya, permintaan terhadap daging sapi lokal saat ini sangat menurun.
"Saya biasa 1 hari di tahun lalu sekitar 80-90 ekor sapi, sekarang 25-30 ekor," pungkasnya.