Kendala Program Sejuta Rumah Murah Jokowi yang Tak Pernah Capai Target

16 Mei 2017 12:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jokowi meninjau rumah murah. (Foto: Antara/Risky Andrianto)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi meninjau rumah murah. (Foto: Antara/Risky Andrianto)
Realisasi program satu juta rumah murah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo tak pernah mencapai target. Padahal pembangunan rumah murah penting untuk mengatasi kekurangan kebutuhan (baclog) perumahan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Realisasi program satu juta rumah tahun 2016 mencapai 805.169. Rinciannya adalah pembangunan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) mencapai angka 569.382 unit sedangkan rumah non MBR terbangun sebanyak 235.787 unit. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015 lalu di mana capaiannya hanya sekitar 699.770 unit. Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lana Winayanti mengatakan program murah masih memiliki banyak kendala.
"Masih banyak kendala di antaranya rendahnya daya beli calon konsumen dan proses penyesuaian yang lambat terutama di lingkungan rusun di mana perlu mediasi antara pengembang dan penghuni," ungkap Lana saat ditemui di acara 2nd Property & Mortgage Summit 2017 yang digelar di Grand Ballroom Kempinski, Kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (16/5).
ADVERTISEMENT
Rumah murah di Cikarang, Bekasi (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah murah di Cikarang, Bekasi (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Selain itu yang menjadi masalah utama dalam pembangunan rumah murah bagi MBR adalah mahalnya harga lahan di wilayah perkotaan. Sehingga pembangunan rumah murah hanya bisa dilakukan di pinggiran kawasan DKI Jakarta.
"Lainnya belum ada alokasi perumahan lahan khusus untuk MBR dan rencana tata ruang, harga tanah yang sangat mahal, dan ketersediaan tanah berkurang khususnya MBR di perkotaan, dan sulitnya pembebasan sertifikasi tanah, belum terinregrasi penyediaan PSU," paparnya.
Oleh karena itu, agar program sejuta rumah murah bisa mencapai target, perlu adanya koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengembang. Dia mengaku, pemerintah pusat saat ini memiliki keterbatasan dalam penyediaan rumah murah di mana persentasenya hanya 5 persen sampai 10 persen dari target.
ADVERTISEMENT
"Penyediaan rumah yang dapat difasilitasi langsung hanya 10-15 persen dari target sejuta rumah, bantuan pembiayaan hanya 35-40 persen total target sejuta rumah pertahunnya," jelasnya.