Kinerja Keuangan Blue Bird dan Express Anjlok, Akibat Taksi Online?

21 Maret 2017 7:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Taksi Blue Bird (Foto: Dokumentasi website Blue Bird)
Laporan keuangan dua perusahaan taksi konvensional terbesar di Indonesia yaitu Blue Bird dan Express tidak menggembirakan di tahun 2016. Salah satu penyebabnya adalah karena keberadaan taksi online. 
ADVERTISEMENT
Hingga kuartal III 2016, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatatkan laba periode berjalan turun 42,30 persen menjadi Rp 360,86 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 625,42 miliar. 
Pendapatan perseroan juga turun 9,06 persen menjadi Rp 3,64 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,03 triliun.
Kinerja perseroan tersebut merosot dipicu dari laba pelepasan aset tetap turun menjadi Rp 22,17 miliar dari Rp 69,75 miliar. Perseroan juga alami penurunan pendapatan bunga menjadi Rp 5,4 miliar.
Pendapatan lain-lain turun menjadi Rp 27,02 miliar dari Rp 37,85 miliar. Laba per saham dasar yang didistribusikan ke pemilik entitas induk menjadi 144 hingga dari periode sama tahun sebelumnya 250.
Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 2,76 triliun pada 30 September 2016 dari periode 31 Desember 2015 sebesar Rp 2,82 triliun. Aset perseroan naik menjadi Rp 7,28 triliun. Perseroan kantongi kas sekitar Rp 337,99 miliar.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi demo taksi online (Foto: Darren Whitesite/Reuters)
Sementara itu, hal yang sama juga terlihat pada kinerja keuangan PT Express Transindo Tbk (TAXI). Express harus mencatatkan rugi hingga kuartal III 2016 sebesar Rp 81,80 miliar dari periode sama sebelumnya untung Rp 11,07 miliar.
Pendapatan perseroan turun 28,94 persen menjadi Rp 512,57 miliar. Beban langsung perseroan turun menjadi Rp 395,80 miliar. Laba bruto pun turun 50 persen menjadi Rp 116,77 miliar. Laba usaha merosot 71,35 persen menjadi Rp 46,29 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 161,63 miliar.
Perseroan alami rugi pendapatan lain-lain sekitar Rp 1,58 miliar dari sebelumnya untung Rp 2,76 miliar. Perseroan juga alami rugi selisih kurs Rp 1,66 juta dari sebelumnya untung Rp 1,39 juta. Laba per saham alami rugi Rp 38,16.
ADVERTISEMENT
Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 1,87 triliun pada 30 September 2016 dari periode 31 Desember 2015 Rp 1,96 triliun. Namun, perseroan memiliki utang obligasi mencapai Rp 992 miliar. Aset perseroan mencapai Rp 2,71 triliun. PT Express Transindo Utama Tbk kantongi kas Rp 14,78 miliar pada 30 September 2016.
Analis First Asia Capital, David Sutyanto mengungkapkan anjloknya laporan keuangan kedua perusahaan taksi konvensional tersebut adalah karena keberadaan taksi online. 
"Jadi jelas kalau dilihat dari korelasinya sangat jelas sekali, taksi online baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap taksi konvensional ini," ungkap David kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (20/3).
Tidak hanya itu, keberadaan taksi online juga ikut mempengaruhi perusahaan taksi konvensional dengan skala yang lebih kecil. Taksi online muncul dengan menawarkan hal baru yang belum ada di taksi konvensional, teknologi.
ADVERTISEMENT
"Jangankan dua yang besar yaitu TAXI dan Blue Bird, taksi-taksi yang lain juga sangat sulit sekali menahan gempuran taksi online ini. Mereka tutup atau mereka mengalihkan bisnisnya menjadi partner dari taksi online tersebut. Ini adalah first strike serbuan teknologi bagaimana perubahan orang bertransportasi menaiki taksinya," jelasnya.