Konten dari Pengguna

Mengenal FPV, Virus Paling Mematikan pada Kucing

Wiji Nurhayat
Menulis lagi, sekolah lagi.
14 Januari 2019 14:29 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
Tulisan dari Wiji Nurhayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenal FPV, Virus Paling Mematikan pada Kucing
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
foto: Junet Family
"Virus ini sangat mematikan terutama bagi kucing yang belum divaksin. Biasa banyak menyerang anak kucing yang memiliki imun rendah."
ADVERTISEMENT
Musim hujan masih mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, musim hujan tahun ini diprediksi akan berlangsung hingga bulan Februari 2019. Maka sebagai Cat Lovers, Anda harus waspada.
Musim hujan adalah waktu di mana virus dan bakteri berkembang cukup cepat. Sebagai Cat Lovers, Anda harus mulai waspada untuk menjaga si empus agar tidak terkena virus maupun bakteri. Kewaspadaan harus ditingkatkan karena ada satu virus mematikan yang bisa membunuh kucing Anda dalam hitungan hari. Ya, virus itu bernama Feline Panleukopenia Virus (FPV).
Sebagai Cat Lovers, terus terang saya kebablasan bahwa virus ini telah menyerang salah satu kucing saya. Namanya Melki, usianya baru masuk 3 bulan. Melki adalah jenis kucing lokal yang saya adopsi di bulan November 2018. Saat itu, Melki masih bayi merah yang dibawa oleh induknya bernama Junet.
ADVERTISEMENT
Seperti biasa, Melki tiap harinya bermain dan berlari dengan dua saudara kandungnya. Dia merupakan kucing periang sekaligus manja. Namun di balik periangnya dia saat itu, ternyata FPV mulai menyerangnya.
Tanda-tanda Melki terserang virus ini terjadi di hari kedua. Nafsu makannya menurun drastis dan geraknya agak melemah. Melki mulai mengalami muntah dengan warna dominan kuning. Bibirnya yang sebelumnya merah terang berubah menjadi merah pucat. Saat itu, Saya menduga Melki hanya masuk angin biasa.
Mengenal FPV, Virus Paling Mematikan pada Kucing (1)
zoom-in-whitePerbesar
foto: Choti dan Melki yang menempel dengan sang induk, Junet.
Di hari ketiga, kondisi Melki justru tambah parah. Dia tidak bisa bergerak dan cenderung duduk diam sambil menundukkan kepalanya ke bawah. Frekuensi muntah yang dikeluarkan juga sangat banyak. Dalam sehari itu, saya mencatat Melki muntah sebanyak delapan kali. Warna dominan muntahannya adalah kuning. Ada yang tidak beres dengan Melki.
ADVERTISEMENT
Saya lalu mengambil obat flu untuk kucing yang memang sudah saya siapkan jauh-jauh hari. Melki lalu saya paksa untuk makan-makanan basah dengan kadar protein tinggi. Harusnya dengan kadar protein tinggi sekali ecap, kucing akan ketagihan untuk makan. Namun hal ini tidak terjadi pada Melki.
Saya pun sudah ancang-ancang untuk membawa Melki ke Rumah Sakit Hewan pagi harinya. Namun Allah SWT berkata lain, Melki yang memiliki daya imun sangat rendah karena sang induk tidak divaksin akhirnya meninggal dunia. Jika dihitung, virus mematikan ini melumpuhkan Melki dalam waktu 2 hari atau 48 jam.
Ternyata bukan hanya Melki yang terserang, salah satu saudara kandungnya bernama Choti juga terinfeksi. Ciri-cirinya hampir sama, nafsu makan berkurang, badan panas, hingga muntah berwarna kuning. Tidak mau bernasib sama seperti Melki, saya bersama istri pergi dan bawa dia ke Rumah Sakit Hewan.
ADVERTISEMENT
Sampai di RS Hewan, ternyata pasien penuh. Saya ikut antre dengan Cat Lovers lainnya. Umumnya, kucing sakit yang mereka bawa memiliki ciri-ciri yang sama dengan Choti. Dari beberapa pertanyaan yang saya ajukan pun ada kesamaan, kucing yang sakit ternyata belum divaksin.
Mengenal FPV, Virus Paling Mematikan pada Kucing (2)
zoom-in-whitePerbesar
foto: Choti yang sedang dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Hewan
Choti pun masuk dan langsung diperiksa dokter. Kebetulan, saat masuk ruang perawatan Choti kembali muntah. Ini adalah muntahan keempat yang terjadi hari itu. Saya segera meminta muntahan Choti untuk uji lab. Hasilnya positif, Choti terserang FPV.
Penanganan pertama yang dilakukan dokter terhadap Choti adalah dengan memasang cairan infus. Ini penting agar Choti mendapatkan cairan yang cukup. Maklum, segala apapun yang masuk ke mulut Choti baik makanan, vitamin, maupun air mineral, dia akan muntahkan lagi. Infus adalah satu-satunya cara memberikan kecukupan mineral pada Choti.
ADVERTISEMENT
Dokter lalu bertanya, Choti mau dirawat inap atau rawat jalan? Dengan berbagai pertimbangan, saya pilih rawat inap. Choti pun masuk ruang inap yang berisi sekitar enam kucing yang mengalami nasib yang sama.
Dokter Hewan yang merawat Choti itu bilang bahwa musim hujan ini adalah masa puncak penyebaran FPV. Penyebaran virus mematikan ini sangat cepat. Bisa lewat udara, pasir tempat kucing buang air, makanan, hingga sentuhan tangan manusia.
Mengenal FPV, Virus Paling Mematikan pada Kucing (3)
zoom-in-whitePerbesar
foto: Santi dan Sinta yang tengah bermain di halaman rumah.
Kenali ciri-ciri kucing yang terinveksi FPV:
1. Nafsu makan berkurang drastis,
2. Mengalami panas tinggi (demam),
3. Muntah berwarna dominan kuning,
4. Mulut berlendir.
Sebagai antisipasi penyebaran virus ini, Anda perlu menyiapkan obat antibiotik. Obat antibiotik bisa dibeli di RS Hewan terdekat. Berikut ini saya berikan tips lain untuk mencegah penularan FPV:
ADVERTISEMENT
Upaya pencegahan:
1. Minumkan obat antibiotik 2 kali sehari,
2. Beri makanan basah yang mengandung banyak protein,
3. Rutin membersihkan pasir dan rumah kucing,
4. Segera vaksin kucing kamu ke dokter hewan,
5. Terakhir sebelum menyentuh kucing lain pastikan kamu steril.
Catatan: Tulisan ini berasal dari pengalaman pribadi. Hanya untuk berbagi agar kita tetap bisa bermain dan bercanda dengan kucing yang kita cintai. Salam.
18 fakta unik tentang kucing (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
18 fakta unik tentang kucing (Foto: Pexels)