Pesawat R80 dan N245 Masuk Proyek Strategis Nasional 2017

10 Februari 2017 15:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pesawat Japan Airlines. (Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Kementerian Perindustrian mengusulkan pengembangan dua pesawat, yaitu R80 dan N245 sebagai proyek strategis nasional 2017. Masing-masing pesawat tersebut berkapasitas 80 dan 50 penumpang.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Telekomunikasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, pesawat R80 akan dikerjakan oleh PT Regio Aviasi Industri, milik mantan Presiden BJ Habibie dan putranya, Ilham Akbar Habibie. Sementara untuk N245 akan dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) dan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).
"PTDI kembangkan dari CN235, jadi N245 yang tadinya ada ramp door pintu buat barang, itu diubah semuanya untuk penumpang. Kalaupun untuk barang, itu di bagasi-bagasi," ungkap I Gusti Putu saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (10/2).
Sementara itu, dana pengembangan yang digunakan untuk kedua proyek pesawat tersebut diperkirakan sebesar 180-200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun.
ADVERTISEMENT
"Kalau pesawat prototype, kalau dari nol itu bisa 500-600 juta dolar AS untuk ukuran pesawat kecil. Biaya pengembangan enggak semahal kalau dari nol. Kemarin kami hitung-hitung sekitar 180-200 juta dolar AS," jelasnya.
Pesawat Shaanxi Y-8 - KJ200. (Foto: Dok. Wikimedia)
Dengan masuknya pengembangan pesawat N245 dan R80 ke dalam proyek strategis nasional 2017, maka diharapkan industri pesawat di dalam negeri kembali bergairah. Permintaan kebutuhan pesawat terbang di Indonesia terbilang cukup besar tiap tahunnya.
"Untuk kurangi risiko itu, ini dimasukan ke dalam PSN. Karena demandnya besar sekali ukuran 30-60, demand dunianya 800-an, demand domestiknya bisa mungkin 120-an setahun," papar Putu.
Dia juga mengatakan, proyek tersebut bisa dimulai secepatnya setelah usulan tersebut disetujui oleh Presiden Joko Widodo. Diharapkan pada 2020, kedua pesawat tersebut selesai dikerjakan dan dapat diuji coba.
ADVERTISEMENT
"Jadi diharapkan 2020 sudah bisa terbang, kalau sudah bisa terbang kan tinggal diurus sertifikasi. Tinggal dijadiin Perpres saja," jelasnya.