Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Punya Lemari Es Raksasa, Laba Perusahaan Ini Melonjak 852 Persen
1 Juni 2017 17:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT

Perusahaan perikanan terintegrasi, PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM) mengumumkan kinerja yang impresif sepanjang kuartal I-2017. Sepanjang tiga bulan pertama ini, DPUM meraih laba bersih Rp 49,25 miliar, atau melonjak 852,8 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 5,17 miliar.
ADVERTISEMENT
Laba bersih ini didukung oleh pendapatan perseroan yang mencapai Rp 441,08 miliar atau tumbuh 158,5 persen dibandingkan kuartal I-2016 sebesar Rp 170,62 miliar.
Direktur DPUM I Made Satyaguna menyebut melonjaknya pendapatan perseroan karena telah beroperasinya cold storage dan pabrik baru di Pati, Jawa Tengah. Dengan fasilitas baru ini, kapasitas cold storage yang dimiliki DPUM menjadi 25.000 ton dari sebelumnya 4.000 ton. Sedangkan produksi ikan berbentuk olahan atau added value dari pabrik bertambah dari sebelumnya 8 ton per hari menjadi 50 ton per hari.

"Pabrik dan cold storage ini resmi beroperasi Agustus 2016, tapi dampaknya memang terasa sekali di kuartal I-2017. Karena kan di kuartal terakhir tahun lalu masih trial and error untuk fasilitas ini," ujar Made kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (1/6).
ADVERTISEMENT
Dari hasil penjualan juga melonjak yaitu dari hanya 6.011 ton di kuartal I-2016 menjadi 15.637 ton di kuartal I-2017 atau tumbuh 160,1 persen. Berdasarkan produk, ikan masih mendominasi kontribusi terhadap pendapatan mencapai 80.59 persen, sisanya produk udang yakni 19,41 persen.
Menurut Made, cold storage dengan kapasitas jumbo ini memang membantu dalam bisnis ikan. Karena ikan bisa disimpan hingga 2 tahun dan kesegarannya tetap terjaga seperti saat ditangkap. Adapun biaya perluasan pabrik dan cold storage seluas 11 hektare ini mencapai Rp 200 miliar, yang diambil dari dana IPO (penawaran saham perdana) DPUM tahun lalu.

"Secara natural bisnis ikan ini pada saat suplai ikan banyak, harganya murah, sehingga kita beli banyak dan butuh cold storage besar untuk menyimpannya. Tapi memang dampak dari kebijakan Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti) ini gila-gilaan, sekarang ikan melimpah, dan permintaan baik lokal dan internasional juga melonjak," terang Made.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, penjualan DPUM pada kuartal I-2017 sebanyak 87,3 persen didominasi lokal dan 12,7 persen untuk ekspor. Negara-negara tujuan ekspor yang paling besar untuk ikan di antaranya Thailand, China, sampai Bahrain. Lalu untuk udang paling banyak ke Jepang, lalu Korea Selatan dan Malaysia.
Produk unggulan perseroan di antaranya ikan kembung, cakalang, red snapper, barramundi, dan yellow fin tuna. Lalu ada udang black tiger, vannamei, cumi, dan baby octopus.