RI Punya 463 Titik Harta Karun Bawah Laut

10 Januari 2017 19:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pulau Sembilan. Disini, kamu bisa ketemu ubur-ubur  (Foto: Instagram @betadiosylvar)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Sembilan. Disini, kamu bisa ketemu ubur-ubur (Foto: Instagram @betadiosylvar)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendata ada 463 titik harta karun bawah laut atau yang biasa dikenal Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT). Ke 463 titik harta karun tersebut tersebar di 4 kawasan perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Itu ada di Selayar, Kelarik, Cirebon, ada Anambas. Jumlahnya 463 titik yang teridentifikasi," kata Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmatya Satyamurti Poerwadi saat ditemui di Gedung Mina Bahari III, Gambir, Jakarta, Selasa (10/1).
Pengawasan secara intensif tetap dilakukan KKP dengan melibatkan TNI AL. Cara ini dilakukan untuk menghindari perampasan secara ilegal oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Pengawasan sudah kita lakukan. Sementara ini belum ada laporan ilegal tapi kalau ada kita telusuri dan tindak," imbuhnya.
Sementara itu, Brahmantya juga menjelaskan bila Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti masih menutup izin pengangkatan harta karun di dasar laut atau di perairan Indonesia. Moratorium perizinan pengangkatan BMKT mulai dijalankan sejak akhir tahun 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
"Moratorium kan pada Peraturan Presiden No. 44 2016 sudah masuk itu. Tidak, sekarang negara dan itu tertutup untuk investasi," imbuhnya.
Dengan adanya Perpres tersebut, Brahmatya menegaskan perusahaan swasta atau asing dilarang mengangkat BMKT. Saat ini pengelolaan BMKT sepenuhnya ada di tangan KKP.
Brahmantya menyebut bila KKP berniat untuk mengangkat sendiri BMKT yang tersebar di 463 titik. Namun saat ini KKP masih menghitung berapa investasi yang diperlukan untuk sekali mengangkat BMKT.
"Yang jelas kami ingin belajar mengangkat itu biaya berapa sih, kita akan coba hitung. Belum ada anggarannya artinya belum kita anggarkan khusus," sebut Brahmatya.