Tarif Listrik Tak Naik, Jonan Perkirakan Pendapatan PLN Turun Rp 5 T

27 September 2017 17:53 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo memutuskan tidak akan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) hingga akhir tahun 2017. Pertimbangan TDL tidak naik yaitu untuk menjaga daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Bapak Presiden sudah memutuskan, sampai akhir tahun, yakni 1 Oktober sampai 31 Desember 2017 tarif listriknya tetap sama, tidak naik," tegas Menteri ESDM Ignasius Jonan usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/9).
Namun Jonan mengakui kebijakan ini akan berdampak kurang baik bagi PT PLN (Persero) sebagai penyedia dan pemasok listrik. Misalnya pendapatan PLN yang jauh berkurang.
"Bahwa yang pertama pertimbangan daya beli masyarakat. Kalau misalnya bagaimana PLN? Jadi begini, kalau dari analisa kemungkinan kalau tarif listrik enggak naik sampai akhir tahun, mungkin PLN akan kehilangan pendapatan, jadi bukan rugi loh ya, pasti masih untung," lanjut dia.
Jonan memperkirakan PLN akan kehilangan pendapatan sekitar Rp 5 triliun. Jumlah tersebut dianggap masih ideal dan nilainya tidak terlalu besar dibandingkan jumlah pendapatan total PLN.
Gedung PLN (Foto: wikimapia.org)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung PLN (Foto: wikimapia.org)
"Kehilangan pendapatan itu mungkin sekitar Rp 5 triliun lah. Rp 4-5 triliun. Jadi enggak apa-apa. Kan pendapatannya PLN Rp 300 triliun lebih setahun. Itu saja," ucap Jonan.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana dengan kondisi keuangan PLN? Jonan menegaskan masih cukup baik. Tetapi Jonan menyarankan agar PLN terus meningkatkan efisiensi guna menghasilkan tarif listrik yang lebih terjangkau oleh rakyat.
"Masih oke lah. Ya memang yang kita minta itu PLN harus bisa lebih efisien dalam biaya-biaya perawatan. Kalau energi primer kan itu campur tangannya pemerintah masih besar. Kalau gas kan sudah diatur. Kalau ngatur batu bara ya kita mesti rapat dengan asosiasi produsen batu bara," terangnya.
Sementara itu, mengenai target pembangunan pembangkit listrik sebesar 35 ribu Mega Watt dimana 10 ribu Mega Watt adalah yang dibebankan ke PLN, Jonan mengatakan bila proyek tersebut dapat diselesaikan hingga tahun 2024 mendatang. Peran swasta juga akan dilibatkan lebih besar untuk pembangunan mega proyek pembangunan pembangkit listrik ini agar tidak membebani PLN.
ADVERTISEMENT
"Kalau memang PLN investasinya dirasa berat, ya sudah, diserahkan ke swasta lah. Nanti kita evaluasi PLN. Demand itu biasanya 6-7% kenaikannya tapi ini semester pertama kenaikannya baru mungkin sekitar 2,3% sampai 2,5%. Kan baru setengah tahun Januari-Juni. Nanti kita lihat," ungkapnya.