Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tingginya Harga Lahan Jadi Tantangan Program Satu Juta Rumah
27 September 2017 20:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB

ADVERTISEMENT
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono membeberkan, alasan utama realisasi program satu juta rumah yang dimulai tahun 2015 belum pernah mencapai target setiap tahunnya. Salah satu alasannya adalah lantaran harga lahan yang kian mahal.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, realisasi program satu juta rumah di tahun 2015 hanya sebanyak 667.668 unit dengan anggaran Rp 5,1 triliun. Sedangkan di tahun 2016 dengan dana Rp 12,5 triliun, realisasinya sebanyak 805.169 unit rumah yang terbangun. Sementara di tahun ini, anggaran yang disediakan sebesar Rp 14 triliun.
"Harga lahan kan sudah mahal, kalau mau bangun kan harus bebaskan lahan. Yang utama itu," ujar Basuki saat ditemui di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Rabu (27/9).

Namun demikian, dia mengaku optimistis target membangun satu juta rumah dalam setahun dapat tercapai, baik di tahun ini maupun tahun selanjutnya. Basuki menilai, progres pembangunan rumah murah setiap tahunnya semakin baik.
"Optimistis bisa tercapai kok. Tahun lalu sudah 800.000, tahun lalu lebih baik dari setahun sebelumnya. Tahun ini harusnya lebih dari 800.000-an," katanya.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui dalam merealisasikan satu juta rumah rumah, Kementerian PUPR memiliki beberapa program. Mulai dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), pembangunan rumah susun, pembangunan rumah swadaya, pembangunan rumah khusus, subsidi selisih bunga, dan selisih bantuan uang muka.
"Secara umum program ini baik signifikan, apalagi pengembang rumah murah sudah diberi kemudahan perizinan. Ketersediaan rumah murah ini kita genjot," jelas Basuki.
Reporter: Muchammad Resya Firmansyah