Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Waspadai Peredaran Daging Celeng saat Ramadhan
8 Juni 2017 14:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT

Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan) mewanti-wanti masyarakat agar tetap waspada terhadap peredaran daging babi hutan atau celeng. Biasanya, penyelundupan daging celeng merebak saat Ramadhan dan menjelang Lebaran.
ADVERTISEMENT
"Enggak hanya Ramadhan saja ramainya, memang begitu, dan kelihatannya ada demandnya. Makanya kenapa terus itu (penyelundupan) terjadi," ungkap Kepala Barantan Banun Harpini saat jumpa media di kantornya, kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (8/6).
Untuk menekan sekaligus menggagalkan upaya penyelundupan daging celeng, Banun telah berkoordinasi bersama Satgas Pangan. Mereka akan melakukan pengawasan terutama di wilayah Cilegon yang menjadi pintu masuk daging celeng selundupan dari Sumatera.
"Paling banyak Cilegon. Paling banyak wilayah buruannya (babi hutan) itu wilayah Jambi, Padang, Sumatera Selatan lalu ke Jawa dan dicegatnya di Cilegon," jelasnya.

Pihaknya juga akan rutin menggelar sidak guna mengecek daging yang dijual di pasar tradisional. Banun mengatakan, masyarakat harus teliti dan cermat untuk membedakan mana daging celeng dengan sapi atau kerbau. Perbedaan yang utama bisa dilihat dari ciri fisik dagingnya.
ADVERTISEMENT
"Menghindarinya jangan hanya kita memilih barang yang murah, dalam arti ketelusurannya tidak bisa diyakini. Temu kenali ciri daging yang sehat, warnanya yang sedikit cerah kemerahan, baunya segar. Bukan anyir, kalau anyir proses penyembelihannya enggak bener," jelasnya.
Banun juga meminta masyarakat untuk tidak tergiur dengan daging yang dijual dengan harga murah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan. Dia mengimbau masyarakat agar mengkonsumsi bahan pangan yang jelas dan pasti.
"Itu kalau masyarakat yang enggak tahu bentuknya dan itu masih fresh biasanya enggak bisa tahu, karena seratnya itu mirip semuanya kalau masih fresh karena masih segar. Tapi kalau memang sudah agak lama lain itu, bau nya kan itu hasil buruan jadi tidak higienis," sebut Banun.
ADVERTISEMENT