Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Masa Depan Subsidi Energi: Tantangan dan Harapan bagi Mahasiswa di Era Prabowo
29 Oktober 2024 11:14 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Wilda Marshofi Hidayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2024, kebijakan energi Indonesia akan memasuki babak baru. Salah satu perubahan besar yang di rencanakan untuk diterapkan oleh pemenang pemilihan presiden, Prabowo Subianto, adalah meningkatkan tujuan dari program subsidi energi. Rencana perubahan ini mencangkup bagaimana cara orang mampu dapat menerima subsidi energi; sebelumnya, subsidi ini dianggap sebagai bentuk bantuan yang tidak adil bagi yang miskin. Banyak perdebatan muncul tentang bagaimana dan untuk siapa subsidi ini berubah; siapa di kalangan mahasiswa yang akan merasakan dampaknya?
ADVERTISEMENT
Subsidi Energi: Apa itu dan Mengapa Itu Seharusnya?
Kebijakan ekonomi Indonesia, selama beberapa dekade terakhir, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui subsidi energi yang meluas. Bahan bakar minyak, LPG 3 kg, dan listrik adalah beberapa sektor yang didukung oleh subsidi. Pada tahun 2024, subsidi energi diharapkan dialokasikan sebesar Rp189,1 triliun. Angka-angka ini mungkin tampak luar biasa bagi mahasiswa yang belum memahami dampak subsidi ini terhadap kehidupan sehari-hari, mulai dari transportasi hingga harga kebutuhan pokok.
Sebagai contoh, kendaraan pribadi dan transportasi umum akan terpengaruh oleh BBM yang disubsidi dalam proporsi yang signifikan. Kenaikan harga BBM akan langsung membuat harga transportasi naik tajam. Selain itu, ketika harga LPG 3 kg dinaikan, yang banyak digunakan di kos-kosan mahasiswa untuk memasak, biaya hidup mahasiswa yang tinggal jauh dari rumah akan meningkat.
ADVERTISEMENT
Perubahan Skema: Efek pada Kehidupan Mahasiswa
Mahasiswa pasti akan merasakan dampak negatif dan positif hal dari rencana Prabowo, seperti perubahan skema dari program subsidi energi menjadi bantuan langsung tunai kepada masyarakat miskin.
1. Positif: Subsidi Ditargetkan dengan Lebih Baik
Salah satu kritik besar terhadap subsidi energi saat ini adalah bahwa orang juga sering menikmati subsidi ini. Sebagai contoh, kendaraan pribadi kelas atas pun menggunakan bensin bersubsidi. Padahal, sebenarnya subsidi ini ditunjukan bagi mereka yang benar-benar membutuhkanya! Dalam skema baru, subsidi akan diberikan secara langsung kepada masyarakat yang kurang mampu dalam bentuk tunai. Ini akan menaikan pengeluaran negara, namum diharpkan lebih tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
Langkah ini tidak hanya berpotensi memperhitungkan kesejahteraan ekonomi masyarakat miskin, tetapi juga dapat menyalurkan subsidi dengan lebih efektif. Generansi muda yang peduli pada keadilan sosial tentunya akan menyambut baik inisiatif ini.
2. Masalah: Kenaikan Harga Energi
Namun, jika harga energi naik, kita mungkin akan menghadapi kesulitan dalam menemukan alternatif pendapatan yang tidak beresiko. Biaya hidup sehari-hari pun bisa melonjak jika subsidi BBM, LPG, tenaga listrik dikurangi. Bagi mahasiswa yang bergantung pada transportasi umum, kenaikan harga BBM dapat mempengaruhi biaya jasa angkutan yang mereka gunakan dan ini akan menambah beban, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan biaya hidup tinggi atau luar kota.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa yang tinggal di kos-kosan biasanya menggunakan tabung gas LPG 3 kg yang disubsidi. Jika harga LPG meningkat, biaya memasak juga akan naik. Hal yang selama berlaku untuk listrik; ketika tarif listrik naik, mahasiswa yang menggunakan perangkat elektronik seperti komputer, ponsel atau alat lainya untuk belajar juga akan berdampak. Dalam jangka panjang, mahasiswa mungkin terpaksa mengubah gaya hidup mereka agar lebih hemat energi.
Gaya Hidup hemat Energi: Kebutuhan atau Peluang?
Setiap kesulitan menciptakan peluang untuk berubah dan beradaptasi. Kenaikan harga energi bisa menjadi momentum bagi mahasiswa untuk memulai menghemat energi. Ini tidak hanya berkaitan dengan mengurangi biaya, tetapi juga bagian dari tanggung jawab kita terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi muda yang tumbuh di tengah isu perubahan iklim, kita dapat melihat pengurangan subsidi energi sebagai dorongan untuk beralih ke penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, mahasiswa dapat mempertimbangkan untuk menggunakan peralatan listrik yang hemat energi atau beralih ke cara transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti bersepeda atau berbagi kendaraan. Di negara-negara maju, tren ini sudah populer, dan ini mungkin kesempatan bagi kita untuk memulainya di Indonesia.
Potensi Kreativitas: Energi Terbarukan untuk Masa Depan
Dengan semakin berkurangnya subsidi energi konversional, ini juga dapat menjadi peluang untuk mendorong inovasi di bidang terbarukan. Mahasiswa di kampus dapat memulai berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi energi terbarukan seperti panel surya dan teknologi baterai yang lebih efesien. Universitas adalah tempat penting untuk mempersiapkan generansi muda untuk menghadapi tantangan energi di masa depan
ADVERTISEMENT
Jika mahasiswa sadar akan pentingnya energi terbarukan, kita akan mengurangi ketergantungan kita pada energi bersubsidi dan berkontribusi terhadap keberlanjutan bumi. Bayangkan jika kita suatu hari kita bisa memasang panel surya di kos-kosan atau di kampus untuk menghasilkan energi sendiri! Dengan kesadaran akan pentingnya energi hijau, kita dapat mewujudkan mimpi ini menjadi kenyataan.
Mahasiswa sebagai Agen Perubahan: Suara Kita Sangat Penting!
Mahasiswa memiliki kewajiban etis untuk berpartisipasi dalam diskusi tentang kebijakan publik, seperti subsidi energi, karena mereka memiliki akses ke pendidikan dan informasi. Kebijakan ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya sektor ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya diam, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam mengkritik dan memberikan masukan.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa dapat menyuarakan pendapat mereka melalui berbagai media, termasuk diskusi di kampus dan media sosial. Kami dapat meminta pemerintah untuk memastikan bahwa perubahan pada program subsidi benar-benar tepat sasaran dan tidak berdampak negatif pada masyarakat yang paling rentan. Untuk memastikan subsidi tepat guna, sangat penting bahwa data disimpan dengan aman dan akurat.
Kesimpulan: Membangun Masa Depan yang Lebih Baik
Meskipun upaya Prabowo Subianto untuk mengubah program subsidi energi memiliki tujuan yang baik, beberapa tantangan masih perlu diatasi. Sebagai kelompok yang terkena dampak kebijakan ini, mahasiswa harus memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Dengan subsidi yang lebih tepat sasaran, kesenjangan sosial diharapkan dapat berkurang. Namun, tantangan kenaikan harga energi masih harus diatasi.
ADVERTISEMENT
Dibalik kesulitan ini, terhadap peluang besar untuk meningkatkan kesadaran efisiensi energi dan mendukung inovasi energi terbarukan. Sebagai agen perubahan, mahasiswa memiliki peran penting dalam menjamin masa depan energi Indonesia yang lebih dil dan berkelanjutan.
Bagaimana menurutmu? Apakah subsidi ini solusi atau malah menciptakan masalah baru?Satu hal yang pasti: kita tidak bisa tinggal diam. Kita harus berpartisipasi aktif, baik melalui diskusi, penelitian, mamupun tindakan nyata untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.