Konten dari Pengguna

Songah: Melodi dari Dapur, Kreasi Seni yang Menginspirasi

Wilda Nabila
Mahasiswa Fikom Unpad Angkatan 2022
1 Agustus 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wilda Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampilan Songah | sumber: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Songah | sumber: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Sumedang yang digadang-gadang sebagai “Puseur Budaya Sunda” atau pusat budaya Sunda tentunya memiliki berbagai macam kebudayaan dan adat yang masih terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Salah satu wilayah yang masih melestarikan kebudayaan-kebudayaannya yaitu daerah Citengah, Sumedang Selatan. Citengah dipenuhi oleh beragam adat dan kebudayaan, salah satu kebudayaannya yang paling signifikan yaitu alat musik Songah.
ADVERTISEMENT
Tentang Songah
Songsong Citengah atau yang biasa dikenal sebagai songah merupakan alat musik khas daerah Citengah, Sumedang Selatan. Songsong sendiri merupakan sebuah alat dapur berbentuk bambu panjang yang digunakan untuk meniup tungku. Alat musik ini tidak hanya terdiri dari songsong, akan tetapi juga terdiri dari alat rumah tangga lainnya seperti hatong (alat pemanggil burung), dan kokoprak (alat pengusir burung). Selain itu, Songah juga dilengkapi dengan alat musik melodis lainnya seperti suling dan kecapi.
Ketiga komponen Songah ini terdiri dari berbagai ukuran bambu yang berbeda-beda. Songsong kecil memiliki ukuran 75cm dengan diameter 3cm, sementara Songsong besar berukuran 125cm dengan diameter 5cm. Untuk Hatong kecil berukuran 10cm, sedangkan Hatong besar berukuran 20cm dengan diameter 4cm.
ADVERTISEMENT
Asal Usul Songah
Masyarakat Jawa Barat, khususnya Kabupaten Sumedang Selatan terbiasa melestarikan budaya yang menjadi ciri khas suku budayanya masing-masing dalam rangka menerima amanat Sang Pencipta untuk menjaga, mengelola, serta memelihara kekayaan alam. Songah pertama kali dicetuskan pada tahun 2013. Namun, jauh sebelum itu, sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Citengah untuk melestarikan adat dan budaya Desa Citengah melalui pagelaran Milangkala Desa untuk memperingati hari ulang tahun Desa Citengah sejak tahun 2008. Ki Madhari selaku tokoh adat masyarakat setempat mengatakan bahwa awal mula adanya Songah ini yaitu pada pagelaran Milangkala tahun 2013. Saat itu, saung dan tenda acara Milangkala Desa kebetulan menggunakan material yang berasal dari bambu tamiang. Berangkat dari situlah masyarakat Desa Citengah terinspirasi untuk membuat alat musik Songah. “Tenda pada acara tersebut menggunakan Bambu Tamiang, dan terinspirasi dari sana kita potong-potong ternyata menghasilkan suara seperti melodi. Muncul ketertarikan dan digabung antara bambu panjang dan pendek ditiup membentuk harmonisasi”. Ujar KI Madhari.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya seperangkat alat musik Songah ini hanya terdiri dari dua songsong (kecil dan besar), dan hatong. Namun, seiring berjalannya waktu, Songah terdiri dari lebih banyak alat musik lagi di antaranya seperti Kokoprak. Curulung, dan Suling serta Kecapi sebagai pelengkap.
Dampak Songah bagi Masyarakat
Songah di Desa Citengah telah memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat dengan cara memperkuat warisan budaya dan membangkitkan kembali minat terhadap seni musik tradisional. Berkat dukungan dari pelaku seni lokal dan keterlibatan aktif masyarakat, Songah kini tidak hanya dianggap sebagai alat musik tradisional, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan lokal yang terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Inisiatif ini secara substansial berkontribusi pada pelestarian budaya lokal, sekaligus mempromosikan identitas unik Desa Citengah kepada masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian, Songah memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian warisan budaya sambil menghubungkan tradisi dengan modernitas, yang pada gilirannya meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap kekayaan budaya desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Prestasi dan Penghargaan Songah
Dalam perjalanannya mengenalkan songah pada dunia luar songah telah mendapatkan berbagai macam penghargaan mulai dari tingkat kabupaten sampai tingkat nasional, dibuktikan melalui penghargaan di kancah nasional dengan meraih juara 2 pada acara Kemilau Nusantara pada tahun 2013. “Kami juga sempat di undang oleh kementrian Aparatur Negara di Jakarta pada tahun 2013” Ujar Ki Madhari. Songah juga mendapatkan sertifikat penghargaan dalam kegiatan Lomba Kreativitas pelajar (LKP) IX Tingkat Nasional STKIP Sebelas April Sumedang yang diselenggarakan pada tanggal 22-23 Oktober 2016. Songah juga gencar berkolaborasi dengan musisi modern di kancah Nasional salah satunya dengan Tim Indonesiana dalam acara Tepa Slira yang diselenggarakan oleh Kuaetnika pada tanggal 18 Agustus 2022 di Yogyakarta. Selain itu, mereka juga banyak mengisi acara di stasiun-stasiun televisi nasional, serta masih banyak prestasi dan pencapaian yang dicapai kelompok Songah dari Citengah.
ADVERTISEMENT
Penulis: Andini Putri Lestari, Anisa Azzahra, Wilda Nabila Yoga