Representasi Kesetaraan Gender dalam Film Mulan (2020) Live Action

Wildah Aminah Mahsan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
5 Januari 2022 21:16 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wildah Aminah Mahsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster film live action 'Mulan' Foto: Instagram @mulan
zoom-in-whitePerbesar
Poster film live action 'Mulan' Foto: Instagram @mulan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Masa modern sekarang ini, isu gender menjadi pembahasan yang penting. Isu gender diartikan sebagai masalah yang menyangkut ketidakadilan yang berdampak negatif bagi perempuan maupun laki-laki, terutama terhadap perempuan. Contohnya seperti anggapan bahwa perempuan itu lemah, tidak mampu memimpin, dan cengeng.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengakibatkan perempuan menjadi nomor dua setelah laki-laki. Perlakukan ketidakadilan dan diskriminasi itu dapat menimbulkan kerugian dan menurunkan kesejahteraan hidup bagi pihak-pihak yang tersubordinasi dan termarginalisasi. Untuk mengatasi isu gender ini diperlukan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender.
Dalam penyampaian makna pentingnya kesetaraan gender ini dilakukan melalui media massa yaitu film. Film merupakan karya seni audio visual yang banyak digunakan sebagai media hiburan bagi masyarakat. Film selalu mempengaruhi masyarakat atau penonton berdasarkan muatan pesan di baliknya.
Sekarang ini, film Hollywood semakin banyak diminati oleh sebagian kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Salah satu perusahaan film yang mengeluarkan film Hollywood terkenal adalah Walt Disney Pictures.
Seperti yang kita ketahui, film garapan Walt Disney Pictures di dominasi oleh film animasi dengan target anak-anak, selalu menampilkan berbagai nilai-nilai penting dalam kehidupan dengan tujuan agar anak-anak yang menonton dapat mempelajari sesuatu yang penting untuk kemudian dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Salah satu film garapan Disney yang memunculkan nilai-nilai penting di dalamnya adalah film live action berjudul "Mulan". Saya tertarik dengan film ini karena Film ini bukan hanya sekadar film anak-anak yang sederhana, tetapi dalam film ini ada cerita yang lebih besar dan lebih dalam yaitu tentang kesetaraan gender.
Film "Mulan" menyajikan bagaimana seorang perempuan juga dapat menjadi seorang prajurit perang sekaligus pahlawan yang biasanya selalu identik dengan karakter laki-laki.
Pada film "Mulan" ditemukan adegan-adegan yang mengandung simbol-simbol atau tanda-tanda mengenai kesetaraan gender baik melalui adegan maupun dialog. Kesetaraan gender dalam film Mulan direpresentasikan dalam empat aspek, pertama adalah akses yakni peluang atau kesempatan dalam memperoleh sumber daya tertentu.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah partisipasi yakni keikutsertaan seseorang atau kelompok dalam pengambilan keputusan, ketiga adalah kontrol yakni penguasaan, wewenang atau kekuatan untuk mengambil keputusan, dan yang keempat adalah manfaat yakni keputusan yang diambil dapat memberikan manfaat yang adil dan setara atau tidak.
Kesetaraan gender yang direpresentasikan dalam aspek akses adalah mengenai keresahan Hua Zhou akan kekuatan Chi dalam diri Mulan. Hua Zhou merasa seharusnya Mulan bisa menggunakan kekuatannya tanpa takut akan diasingkan.
Lalu aspek partisipasi adalah mengenai Mulan yang melawan Bori Khan untuk menyelamatkan Raja. Dalam aspek kontrol adalah Mulan yang diberikan wewenang oleh Komandan Tung untuk memimpin prajurit Kekaisaran dalam misi penyelamatan Raja. Dan dalam aspek manfaat adalah mengenai Raja yang mengapresiasikan perjuangan Mulan yang telah berhasil menyelamatkan kerajaan.
ADVERTISEMENT
Tindakan Mulan mencerminkan pandangan wanita yang tidak bisa diterima secara sosial dalam ikut serta berperang, bahkan itu dianggap sebuah aib. Sisi positif yang dapat diambil ialah karakter Mulan memberi energi untuk menginspirasi, khususnya untuk kaum perempuan. Derajat manusia tidak hanya bisa dinilai berdasarkan gender. Sementara manusia tidak bisa memilih terlahir sebagai perempuan atau laki-laki.
Seperti yang dikatakan oleh seorang pakar asal Amerika, Margaret Seed menyatakan bahwa dunia akan lebih baik jika laki-laki dan perempuan mengakui kelebihan masing-masing dalam bidang yang berbeda-beda. Peran laki-laki maupun perempuan dalam kehidupan sehari-hari saling melengkapi satu sama lain.
Dari sosok karakter Mulan, mengingatkan saya dengan seorang pejuang wanita asal Indonesia yaitu ibu Kartini yang ratusan tahun memperjuangkan emansipasi perempuan dalam hak-hak yang harus mereka dapatkan terutama hak pendidikan.
ADVERTISEMENT
Hingga kini gerakan emansipasi terus digaungkan agar keadilan selalu dapat dirasakan secara merata. Karakter Mulan dan Kartini menjadi sosok yang memperjuangkan isu kesetaraan gender. Meskipun film Mulan hanyalah karangan fiktif, namun Mulan merupakan karakter yang menginspirasi yang memberikan kita arti makna sebuah perjuangan keadilan dalam kesetaraan gender.