Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Heboh!!! Pecinan Glodok Ramai Dikunjungi Mahasiswa Universitas Mercu Buana
24 November 2024 17:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Wildan Dafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kawasan Pecinan Glodok dianggap sebagai pusat budaya Tionghoa dengan nilai sejarah yang tinggi. Selama kunjungan, mahasiswa diajak untuk mengunjungi berbagai tempat bersejarah, termasuk Vihara DHARMA JAYA TOA SE BIO, Gereja Katolik ST. MARIA DE FATIMA, Wihara DHARMA BHAKTI dan pasar tradisional yang menjual berbagai produk unik, mulai dari makanan hingga obat-obatan herbal.
Dosen pendamping yang turut serta dalam kunjungan ini menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk membangun kesadaran mahasiswa terhadap keberagaman budaya Indonesia. "Kami berharap kunjungan ini dapat membuka wawasan mahasiswa tentang pentingnya menjaga dan menghormati budaya lokal, sekaligus memotivasi mereka untuk ikut melestarikan kekayaan budaya bangsa," ucap Romaswaty Hilderiah.P. Dr, S.Sos.,MT selaku dosen mata kuliah Komunikasi Antar Budaya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengan warga lokal dan bisnis kecil di daerah tersebut. Dialog ini memberikan wawasan tentang bagaimana kearifan lokal, tradisi, dan kebiasaan dapat dilestarikan di tengah modernisasi. Selain itu, mereka juga belajar tentang berbagai aspek budaya Tionghoa, seperti seni arsitektur Tionghoa, filosofi yang terkandung dalam ornamen klenteng, dan arti perayaan tradisional yang masih dirayakan oleh orangorang di daerah tersebut.
Tak hanya itu saja, mereka juga mempelajari Sejarah awal terbentuknya Kota Jakarta yang awalnya memiliki tiga daerah besar yaitu Sunda Kelapa, Kota Tua, dan Glodok. Pada zaman dulu di daerah Glodok bukan berupa jalanan yang seperti sekarang kita lihat, melainkan sebuah kanal-kanal yang bisa dilalui menggunakan rakit / perahu kecil. Namun karena sering terjadi banjir, dibangunlah kanal yang bernama Molenvliet oleh kapiten Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Selain mempelajari tentang Sejarah Kota Jakarta, mahasiswa juga dapat merasakan kehidupan sehari-hari di Pecinan Glodok melalui kegiatan ini. Mereka dapat mencicipi makanan lokal, yang merupakan daya tarik utama tempat tersebut. Selain itu, mereka diberi kesempatan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang harmoni kehidupan lintas budaya dan antarumat beragama yang telah berlangsung selama berabad-abad di wilayah ini.
Kawasan Glodok Pancoran, yang dikenal sebagai pusat budaya Tionghoa di Jakarta, kini semakin menarik perhatian berkat kehadiran Gapura Chinatown. Terletak di pintu masuk utama Jalan Pancoran, gapura ini tidak hanya menjadi ikon estetika kawasan tetapi juga melambangkan harmoni budaya yang terjalin di ibu kota.
Gapura Chinatown memiliki desain arsitektur khas oriental yang mencerminkan keindahan dan kedalaman budaya Tionghoa. Dibangun dengan perpaduan warna merah dan emas yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran, gapura ini juga dihiasi ornamen naga yang melambangkan kekuatan serta lampion merah yang melambangkan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
“Setiap elemen desain gapura ini memiliki filosofi mendalam yang berakar dari tradisi Tionghoa,” ujar Ko Andre, seorang Tourguide Pecinan Glodok sekaligus warga lokal. “Naga yang membelit di bagian atas gapura, misalnya, melambangkan keberanian dan pelindung dari roh jahat ” tuturnya
Proyek pembangunan gapura ini dimulai pada tahun 2019 sebagai bagian dari program revitalisasi kawasan Glodok oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Proses pengerjaannya melibatkan komunitas Tionghoa di Jakarta untuk memastikan desain dan elemen yang digunakan sesuai dengan tradisi. Gapura ini akhirnya diresmikan pada tahun 2020 oleh Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Rasyid Baswedan.
Terletak di Jalan Pancoran, gapura ini menjadi pintu masuk utama ke kawasan Chinatown Glodok. Lokasinya yang strategis membuatnya menjadi titik awal bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi berbagai kekayaan budaya dan kuliner Tionghoa di kawasan ini.
ADVERTISEMENT
Keberadaan gapura ini tidak hanya meningkatkan daya tarik wisata kawasan Glodok tetapi juga menjadi simbol penting bagi harmonisasi budaya di Jakarta. Sebagai kota dengan keberagaman suku dan agama, Jakarta membuktikan bahwa warisan budaya bisa hidup berdampingan dengan modernitas.
“Gapura Chinatown adalah bukti nyata bahwa keberagaman di Jakarta dapat menjadi kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial dan budaya kita,” tambah Ko Andre.
Kini, Gapura Chinatown menjadi salah satu ikon Jakarta yang wajib dikunjungi. Selain sebagai penanda kawasan, gapura ini menyimpan makna mendalam tentang sejarah, budaya, dan harapan masyarakat Tionghoa di Jakarta. Bagi Anda yang ingin merasakan suasana khas Tionghoa sambil menikmati ragam kuliner dan suasana Chinatown, jangan lupa menyempatkan diri untuk berkunjung ke kawasan Glodok Pancoran.
ADVERTISEMENT
Dengan keindahan dan maknanya yang mendalam, Gapura Chinatown tidak hanya menjadi tempat berfoto, tetapi juga tempat untuk belajar dan menghargai keberagaman budaya Indonesia.
Diharapkan Mahasiswa Universitas Mercu Buana tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis melalui kunjungan ini, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian mereka terhadap kebudayaan Nusantara. Kawasan Pecinan Glodok diharapkan semakin dikenal sebagai tempat wisata budaya dengan nilai edukasi dan sejarah yang luar biasa.