Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Ketidakpastian Ekonomi Menyebabkan Pecahnya Startup Bubble
19 Juni 2022 10:42 WIB
Tulisan dari Wildan Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dunia dihantam dengan keras oleh alam pada awal 2020. Kita semua masih dengan jelas mengingat apa yang terjadi pada saat itu, virus COVID-19. Virus ini dimulai dari Wuhan, China, hingga menyebar ke seluruh China, hingga seluruh dunia. Di China sendiri, pemerintah mereka memerintahkan lockdown ketat di seluruh negaranya hingga memaksakan berbagai industri untuk menghentikan operasinya sementara. Penyebaran virus COVID-19 di luar China juga menyebabkan lockdown di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, India, hingga Inggris.
ADVERTISEMENT
Ekonomi dunia benar-benar hancur. Angka pengangguran di Amerika Serikat meningkat tajam hingga 14,7% pada April 2020, tertinggi sepanjang masa. Indeks saham Amerika, Dow Jones Industrial Average (DJI), turun 34,7% hanya dalam jangka waktu satu bulan. Di Indonesia sendiri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun 30% dalam kurun waktu yang sama.
Pada akhirnya, dunia berhasil melawan pandemi tersebut dengan usaha bersama-sama dari negara, perusahaan, maupun masyarakatnya. Kita dapat mampu kembali ke situasi ekonomi yang cukup baik untuk dapat melanjutkan hidup, mungkin tidak sebaik sebelumnya, namun tidak juga seburuk saat pandemi pertama kali melanda dunia ini. Kita semua sudah siap untuk menerima dan menyambut bright future yang sudah terlihat di depan mata.
ADVERTISEMENT
Walaupun kita semua percaya dengan adanya bright future, namun semuanya tetap berhati-hati dalam melakukan manuver, terutama apabila perlu untuk mengeluarkan uang. Ketidakpastian ekonomi ini membuat semua mulai berhati-hati dan ingin melakukan efisiensi serta berorientasi pada profit. Hal tersebut juga terjadi pada startup-startup yang ada di berbagai negara.
Venture capital di Amerika Serikat telah memulai pendanaan mereka kepada startup-startup bahkan sebelum pecahnya “Dotcom Bubble”. Tahun 2000, saat “Dotcom Bubble” pecah, merupakan salah satu tahun di mana total investasi mencapai titik tertinggi daripada sebelum-sebelumnya, 119.2 milyar USD. Setelah pecahnya “Dotcom Bubble”, iklim investasi ke startup cenderung menurun namun tak pernah hilang, hingga pada akhirnya sekitar tahun 2011 ke atas nilai yang diinvestasikan kembali meningkat.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 tidak pernah mengurangi minat dari venture capital untuk melakukan investasinya. Total investasi yang dilakukan oleh venture capital di Amerika Serikat pada 2020 saja berjumlah 166.6 milyar US Dollar. Pada tahun 2021 lebih luar biasa besar lagi, nilainya hampir dua kali lipat daripada tahun 2020, yaitu 329.9 milyar USD. Para venture capital seakan-akan tidak takut dengan adanya kejatuhan ekonomi, dan para startup menikmati kucuran uang dari para investor dan terus-menerus melakukan ekspansi.
Tahun 2022 masih dimulai dengan usaha untuk menghentikan pandemi COVID-19. Berbagai vaksin yang dikeluarkan khusus mulai disebarkan ke negara-negara lainnya. Kita seakan-akan sudah siap untuk pemulihan ekonomi. Namun di sisi bumi yang lain, Ukraina dan Russia terus bersitegang mengenai kondisi di Donetsk dan Luhansk. Pada 24 Februari 2022, Russia melancarkan serangannya ke Ukraina dan mencoba untuk menaklukkan mereka.
ADVERTISEMENT
Perang ini merupakan perang yang mengagetkan seluruh dunia. Dunia sepakat untuk menjatuhkan berbagai sanksi kepada Russia, terutama sanksi dalam ekonomi. Russia sendiri merupakan negara yang banyak mengekspor hasil-hasil alamnya, terutama kepada negara-negara di Eropa. Dengan demikian, sanksi yang dijatuhkan tadi membuat ketidakstabilan supply dan mengakibatkan kenaikan harga-harga komoditas. Harga batu bara (Newcastle Coal) berlipat ganda dalam satu minggu. Harga minyak bumi juga meningkat hampir 30% dalam jangka waktu yang sama.
Pada belahan dunia yang lain, inflasi di Amerika Serikat terus meningkat tinggi. Pada Mei 2022, dilaporkan tingkat inflasi di Amerika Serikat adalah 8,6%, naik 0,3% dari April 2022. Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai ketidakpastian ekonomi di Amerika maupun di belahan dunia lainnya. Dengan ketidakpastian ekonomi ini, tiap orang, perusahaan, venture capital, dan berbagai korporasi lainnya, semuanya berhati-hati dalam beroperasi untuk tetap memastikan semuanya berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Y Combinator, salah satu venture capital yang berfokus dalam memberikan pendanaan kepada startup-startup muda, mengirim sebuah email kepada para founder mereka untuk berhati-hati di dalam masa sulit ini. Y Combinator juga berkata apabila startup ingin mencari pendanaan dari venture capital lain, maka bersiaplah untuk ditolak pada masa-masa sekarang ini.
Dengan keadaan ekonomi ini, setiap startup mulai untuk berhati-hati dalam menentukan jalan mereka. Startup-startup diminta oleh para venture capital mereka untuk dapat mendapatkan profit secepatnya atau mereka mungkin tidak akan mendapatkan pendanaan selanjutnya dan mungkin perlu untuk gulung tikar.
Banyak startup diberbagai negara seakan-akan sepakat untuk melakukan satu hal, PHK kepada karyawan mereka. Hal ini mereka lakukan sebagai rangka efisiensi kerja di dalam startup mereka untuk menekan cost yang dikeluarkan. Di Indonesia sendiri, beberapa startup yang tercatat melakukan PHK seperti Zenius, LinkAja, JD.ID, dan berbagai startup lainnya.
ADVERTISEMENT
Masa ini merupakan masa-masa yang sulit bagi startup-startup yang belum mencapai profitnya. Model bisnis yang tidak sustainable dan juga tidak cocok di masa pasca-COVID-19 ini pasti akan sulit untuk beradaptasi, bahkan mungkin perlu untuk berubah ataupun pivot ke industri yang lainnya. Oleh karena itu, PHK bisa jadi hanyalah salah satu dari beberapa langkah yang akan dilakukan startup-startup tersebut untuk menekan cost.
Penulis merupakan mahasiswa semester empat di Universitas Airlangga. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Logika dan Pemikiran Kritis kelas D-1.15.