Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Resensi Buku: Cinta yang Tulus dari Seorang Lelaki
25 November 2021 11:58 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Wildan Hidayatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Judul Buku : Garis Waktu
Pengarang : Fiersa Besari
Penerbit : mediakita, Jakarta
ADVERTISEMENT
Tahun Terbit : 2021
Jumlah Halaman: 211 Halaman
Harga Buku : Rp. 85.000,-
Peresensi : Wildan Hidayatullah
Fiersa Besari akrab disapa “Bung” ini merupakan seorang penulis, musikus, sekaligus aktif sebagai pegiat alam. Berbagai karya tulisannya sangat populer di kalangan kaum remaja karena tulisan-tulisannya sanggup mewakili apa yang sedang dirasakan mereka. Tulisannya juga sering kali bernuansa cinta yang dikemas dengan kata-kata yang enak dibaca. Kini para remaja disuguhi kembali dengan karya tulisannya Garis Waktu edisi spesial yang merupakan tanda perayaan lima tahun rilisnya buku pertama Bung. Hal ini tentunya menjadi kabar baik bagi kaum remaja yang ingin menikmati dan megambil hal-hal positif dalam tulisan-tulisannya.
Garis Waktu berisi peristiwa penting dan uraian perasaan tokoh sang “aku” (Fiersa besari sendiri) dengan kamu (wanitanya). Buku ini menggunankan sudut pandang pertama, yaitu dinarasikan oleh sang tokoh “aku”. Secara garis besar buku ini memuat curahan dari mulai perkenalan, kasmaran, patah hati, hingga pengikhlasan melepasnya, dan berakhir dengan kenangan yang disajikan dalam 49 bab dengan format surat-surat pendek termasuk epilog dan prolognya dan tersusun secara kronologis mulai dari April tahun pertama hingga Maret tahun kelima.
ADVERTISEMENT
Dunia Hidup “aku” sangatlah monoton dan membosankan. Hari-harinya hanya berisi kegiatan yang sama setiap harinya. “aku” tidak tahu bagaimana caranya bersyukur atas segala yang dimilikinya, tidak tahu bagaimana cara menikmati indahnya segala ciptaan Tuhannya, serta tidak tahu bagaimana indahnya jatuh cinta. Hingga pada akhirnya, “kamu” datang dalam hidup “aku” dan mengubah dunia hidupnya menjadi lebih bermakna, berwarna dan membuat “aku” lebih semangat menjalani hidupnya. Akhirnya, “aku” bisa merasakan apa yang keindahan segala ciptaan-Nya dan bisa mensyukuri segala sesuatu didapatkannya.
Fiersa Besari menceritakan keduanya berjumpa secara sederhana, namun tidak jelas dimana mereka bertemu, entah di taman kota, halte bus, terminal, atau di tempat lainnya dan tidak jelas juga apa yang mereka lakukan, namun jika memperhatikan setiap kata dan kalimatnya secara detail dapat disimpulkan bahwa mereka sedang duduk bersebelahan dan mereka berkenalan dengan saling berjabat tangan.
ADVERTISEMENT
Setelah perkenalan mereka berdua, “aku” tumbuh benih-benih cinta kepada “kamu”. Hari demi hari, “aku” sama sekali tidak pernah bosan memikirkan dan merindukan “kamu”. Semakin waktu berlalu, cinta “aku” semakin besar, ditambah lagi ketika "aku" menjadi tempat curhat “kamu”, akan tetapi “aku” masih tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya. Hingga pada akhirnya, harapan besar “aku” hancur berkeping-keping, setelah “dia” datang di hidup “kamu” dan berhasil mendapatkan cintanya.
Hukum karma memang berlaku di dunia ini. sosok “kamu” yang sudah menyakiti “aku”, disakiti juga oleh “dia”. "kamu" dikhianati dan ditinggalkan oleh orang yang dicintainya, yakni “dia”. Hal ini membuat “kamu” sakit hati dan sangat terpukul. Perbuatan yang patut dicontoh dalam cerita-cerita ini ketika “aku” sebagai orang yang pernah disakiti oleh “kamu” tidak semakin membuat “kamu” semakin larut dalam kesedihan, namun “aku” membantu “kamu” untuk bisa bahagia Kembali walaupun “aku” sadar bahwa hal ini akan melukainya kembali. semakin lama berlalu “aku” mendapatkan suatu pelajaran hidup yang sangat bermakna, “aku” menyadari ada beberapa hal yang harus memang selesai, baik suka, tidak suka atau rela, tidak rela hal tersebut harus berakhir demi kebaikan mereka sendiri untuk mendapatkan hidup yang lebih baik lagi. Akhirnya, “aku” meninggalkan “kamu”.
ADVERTISEMENT
Garis Waktu memang buku yang lebih bernuansa cinta, namun Fiersa Besari juga dalam buku ini menyampaikan banyak pesan humanisme dan sosial. Pesan yang terdapat dalam buku ini, seperti pesan tentang ibu merupakan tempat kasih bermuara dan merupakan manusia terkuat di muka bumi ini. Ibu lebih mengutamakan kebahagian anaknya daripada dirinya, tidak peduli berapa kali mereka menerima pukulan atau rintangan asalkan anaknya bisa berbahagia. Ibu akan melakukan hal apa pun agar anaknya tidak merasakan hal pahit yang pernah dirasakannya dan agar anaknya bisa meraih mimpi yang lebih baik daripada mimpinya, oleh karena itu wajib untuk menghormati dan menyayangi ibu untuk membalas jasanya, walaupun sampai kapanpun kita tidak bisa membalas jasa ibu.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga Fiersa Besari berpesan untuk melakukan segala sesuatu sesuai hati nurani. Jangan pernah takut dan ragu untuk mengikuti kata hati nurani, jangan pernah menyesal dengan apa yang sudah dilakukan dan jangan selalu menyalahkan diri sendiri. Setiap orang memiliki keunikan masing-masing, tidak semua orang itu sama. Setiap orang memiliki kisah yang berbeda, oleh karena itu jangan pernah membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan abaikan perkataan merendahkan orang lain. Percaya diri kepada keputusan sendiri. Hidup hanya sekali, manfaatkan sebaik mungkin. Rezeki sudah Allah atur.
Fiersa Besari dalam buku ini menyajikan kata, kalimat, dan paragraf yang mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca, ditambah lagi penulis menggunakan sudut pandang pertama sehingga para pembaca bisa merasakan apa yang dirasakan tokoh. Quotes yang disajikan secara singkat dan padat pada setiap akhiran surat mampu menghipnotis hati pembacanya dan tidak jarang membuat para pembacanya baper, oleh karena itu, Buku ini sangat cocok bagi kalangan remaja yang suka dengan kata-kata puitis dan sering mengalami patah hati.
ADVERTISEMENT
Buku ini selain mempunyai kelebihan, buku ini juga memiliki kelemahan. Buku ini banyak mengandung kosa kata yang sulit pembaca pahami (seperti contoh konstelasi, stagnasi, repetisi, dan lain-lainnya) sehingga tidak jarang banyak pembaca yang sulit menangkap maksud yang Fiersa Besari Maksud dalam tulisannya. Pembaca harus membuka KBBI untuk mengetahui arti kata tersebut dan memahami apa yang dimaksud Fiersa Besari sendiri.
*)Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang
Nama : Wildan Hidayatullah
Gmail : [email protected]
Alamat : Jln. Embong Anyar 2 Blok F No.10, Dau, Malang