Budaya Custom Otomotif Sepeda Motor di Indonesia

Wildan Jatnika
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang.
Konten dari Pengguna
14 Desember 2021 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wildan Jatnika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Latar belakang adalah Foto Motor Presiden Joko Widodo yang sedang mencoba langsung Sirkuit Mandalika dengan motor balap pribadinya di Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tengggara Barat (NTB), Jumat, 12 November 2021. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Agus Suparto)
zoom-in-whitePerbesar
Latar belakang adalah Foto Motor Presiden Joko Widodo yang sedang mencoba langsung Sirkuit Mandalika dengan motor balap pribadinya di Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tengggara Barat (NTB), Jumat, 12 November 2021. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Agus Suparto)
ADVERTISEMENT
Pada Jum’at 12 November 2021, Presiden Joko Widodo meresmikan Sirkuit Mandalika yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam peresmian tersebut Pak Jokowi terlihat mengendarai sepeda motor kustom atau sepeda motor yang telah dimodifikasi. Dan budaya kustom ini umumnya disebut dengan bahasa keren dengan ‘kustom kultur’ atau Custom Culture, dan budaya kustom ini sudah terdengar tidak asing di dunia otomotif Indonesia.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Custom Culture Terbentuk?

Custom Culture atau Kustom Kultur adalah sebuah neologisme atau bentukan kata baru yang pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika untuk menggambarkan karya seni, kendaraan gaya rambut dan mode orang-orang yang mengendarai dan membangun mobil ataupun motor di Amerika pada tahun 1950. Skena ini mengalami perkembangan yang pesat dan menyebar di Asia, khususnya di Jepang dan hal ini di perkuat dengan acara Kustom Kultur yang ada di Jepang.
Untuk perkembangan Kustom Kultur di Asia Tenggara secara khususnya yang sebenarnya sudah berkembang cukup lama. Bahkan di beberapa negara, Kustom Kultur sudah ada sejak taun 70-an. Kustom kultur sebenarnya sudah tumbuh berkembang di tanah air sejak lama. Kita dapat melihat bukti tersebut dengan tersebarnya dua cover majalah Aktuil terbitan early 70’s yang menampilkan "Gito Rollies possing gracefully on a 70’s style Yamaha XS650 chopper" dan “couple of girls on approver Volkswagen Buggy”.
Cover majalah aktuil; Gito Rollies possing gracefully on a 70’s style Yamaha XS650 chopper (lawlessjakarta.com)
Perkembangan Kustom Kultur yang terjadi di Asia Tenggara membuat Indonesia menjadi salah satu negara dari beberapa negara yang memiliki perkembangan Kustom Kultur yang signifikan. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Brunei dan Singapore yang menjadikan Jepang sebagai referensi atau kiblat dalam pembuatan sebuah karya.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Trend Motor Custom di Indonesia?

Di Indonesia tidak hanya jepang yang dijadikan referensi untuk membangun atau memodifikasi sepeda motor. Jenis modifikasi sepeda motor di dunia otomotif ini di bedakan menjadi tiga, yaitu American style, British style, dan Japanese style. Ketiga negara ini memiliki karakter dan jenis yang berbeda pada modiifikasi motor. Sehingga ketiga negara ini umumnya disebut sebagai kiblatnya para pecinta kustom sepeda motor.
American style memiliki karakter gaya yang lebih klasik di antara yang lainnya. American style yang sering digunakan masyarakat Indonesia adalah gaya aliran Chopper, Bobber, Cruisser Bike, dan lain-lain. American style adalah Motor bergaya retro ala Amerika lawas yang dulu terkenal oleh Pabrikan Indian & Harley-Davidson.
Chopper Bike. Source: Unsplash.com/@trenthaaland
Bobber bike. Source: unsplash.com/@arthuredelmans_
Selanjutnya, British Style adalah motor yang bergaya lawas seperti motor Inggris pabrikan Norton, BSA, Triumph, Royal Enfield, dan lain-lain. Jenis British style ini memiliki konsep lebih ke gaya aliran Café Racer, Scrambler dan Tracker.
Ryan Waring with Royal Enfields motorcycle. Source: unsplash.com/@revolt
A Honda CB 750 with Café Racer style. Source: unsplash.com/@leonseierlein
Kemudian Jepang memiliki dua aliran yang lebih unik, yaitu Japanese Style dan Brat Style yang memiliki perpaduan kedua negara ini, sehingga Konsep Japanese Style adalah konsep motor pabrikan Jepang yang memiliki gaya klasik dan referensinya adalah American Style dan British Style.
Brats style motorcycle. Source: unsplash.com/@gijsparadijs
Saat ini Indonesia memiliki minat yang tinggi terhadap modifikasi motor khususnya Kustom Kultur ini. Walaupun sebelumnya kustom kulture ini sempat dipandang sebelah mata karena dianggap merusak fungsional motor padahal tidak sama sekali. Sebelumnya modifikasi ini sering sekali dicemooh oleh masyarakat karena bentuk motor yang menjadi imitasi dari bentuk lain. Namun berbeda dengan masa sekarang, mereka yang tadinya awam dan tidak memahami dunia kustom, mulai menerima diri dengan budaya rancang bangun sepeda motor. Industri yang tadinya 'ekslusif' untuk anak motor ini pun, mulai dilirik banyak orang dengan beragam latar belakang, terutama dikalangan anak muda.
ADVERTISEMENT
Dalam Kustom Kultur ini terdapat dua hal penting dalam memodifikasi sepeda motor, yaitu Biker dan Bulider. Biker atau pengendara adalah skema penting dalam modifikasi ini, dengan aliran kustom kultur merupakan kegiatan memodifikasi motor dengan wujud lain dari karakter pribadinya. Motor yang dimilikinya pasti akan berbeda dengan motor orang lain karena mereka menciptakan sendiri motor tersebut. Setelah memiliki beberapa ide-ide untuk mendesain motor tersebut maka mereka akan pergi ke bengkel custom dengan bantuan dari custom builder untuk mewujudkan ide-ide dan kreativitas. Dan Builder adalah skema kedua kustom kultur memegang peranan yang sangat penting. Karena di tangan custom builder inilah ide-ide serta konsep modifikasi motor custom dapat direalisasi. Mereka bekerja dalam sebuah bengkel motor yang memiliki kemampuan untuk membuat motor sesuai dengan selera biker dan perlu diingat bahwa Bulider berbeda hal dengan mekanik.
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah salah satu negara yang skena Kustom Kultur berkembang cukup pesat, hal ini di tunjukan banyak karya-karya yang berasal dari Indonesia yang mengikuti lomba-lomba yang berada di luar negeri seperti di jepang dan di eropa. Indonesia sendiri dalam hasil karya tidak kalah dengan luar negeri namun masih ada beberapa orang yang masih meragukan hasil karya yang di hasilkan oleh dalam negeri, hal ini di sebabkan kurangnya informasi mengenai bengkel atau builder.
Bahkan saat ini, pemerintah sangat mendukung dengan kustom kultur di Indonesia. Pada akhir tahun 2018, kepala badan pertama Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, mendukung 8 motor kustom pada Indonesian Attack 2018 dan turut berpartisipasi di Yokohama Hot Rod Custom Show, Jepang adalah 3 merek asal Indonesia yaitu Elders Company, Unionwell, dan Dinggo. Pemerintah mendukung langkah para pelaku dan penggiat industri kreatif Indonesia khususnya sub sektor desain produk di bidang otomotif untuk tampil mendunia. Apa yang dilakukan oleh mereka adalah sebuah langkah masif dan terstruktur dalam upaya memperkenalkan dan mempromosikan desain produk kreatif di level dunia, berupa rancang bangun kendaraan roda dua karya anak bangsa berbasis modifikasi. Sehingga hal ini memberikan pengaruh terhadap kustom kultur yang di Indonesia untuk lebih terus maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.
ADVERTISEMENT