Perempuan Menjadi Objek Utama dalam Iklan

Wildan Nasrulloh
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Anggota Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
6 Januari 2023 15:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wildan Nasrulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perempuan, Desain Visual, Doc Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan, Desain Visual, Doc Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Budaya populer bisa memengaruhi bagaimana perempuan dianggap dan diakui di masyarakat, termasuk bagaimana perempuan dianggap menarik atau menarik, bagaimana perempuan dianggap cocok atau tidak cocok untuk melakukan pekerjaan tertentu, dan bagaimana perempuan dianggap memenuhi peran-peran tertentu dalam masyarakat. Dalam beberapa budaya, perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki dan mungkin tidak memiliki hak yang sama atau tidak diakui secara sama. Dalam budaya lain, perempuan dianggap setara dengan laki-laki dan memiliki hak yang sama.
ADVERTISEMENT
Perempuan sering muncul dalam iklan untuk mempromosikan produk atau jasa. Perempuan yang digunakan dalam iklan umumnya dipilih karena dianggap menarik atau cantik menurut standar kecantikan yang berlaku di masyarakat tersebut. Perempuan yang muncul dalam iklan seringkali dianggap sebagai simbol atau lambang dari produk atau jasa yang dipromosikan, dan mungkin tidak memiliki kaitan langsung dengan produk atau jasa tersebut.
Banyak iklan menggunakan perempuan sebagai "gaya hidup" atau "pemandu emosi" untuk menarik perhatian konsumen dan membangun hubungan emosional dengan produk atau jasa yang dipromosikan. Beberapa iklan juga menggunakan perempuan sebagai "pembuktian diri" atau "penguji" untuk menunjukkan kepada konsumen bagaimana produk atau jasa tersebut bisa membantu mereka mencapai tujuan atau meningkatkan kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT
Pandangan masyarakat terhadap perempuan yang menjadi objek iklan dapat bervariasi tergantung pada konteks iklan dan bagaimana perempuan tersebut digambarkan dalam iklan tersebut. Dalam beberapa kasus, masyarakat mungkin menganggap perempuan yang menjadi objek iklan sebagai selebriti atau model yang diakui kecantikannya dan dianggap menjadi simbol atau lambang dari produk atau jasa yang dipromosikan. Dalam hal ini, masyarakat mungkin tidak merasa terganggu oleh perempuan tersebut muncul dalam iklan.
Namun, dalam beberapa kasus, masyarakat mungkin merasa tidak nyaman dengan perempuan yang menjadi objek iklan karena iklan tersebut menggunakan perempuan sebagai objek seksual untuk menjual produk atau menggambarkan perempuan dalam cara yang tidak sesuai dengan norma-norma gender yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat mungkin merasa terganggu oleh iklan tersebut dan merasa bahwa iklan tersebut merugikan perempuan atau memperpetuasi stereotip gender yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Pandangan masyarakat terhadap perempuan yang menjadi objek iklan juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti latar belakang budaya, agama, dan pandangan politik seseorang. Beberapa masyarakat mungkin lebih toleran terhadap iklan yang menggunakan perempuan sebagai objek seksual, sementara masyarakat lain mungkin lebih memprotes iklan tersebut. Pandangan masyarakat terhadap perempuan yang menjadi objek iklan juga bisa berubah seiring dengan perubahan norma-norma dan standar di masyarakat.
Realitas yang memperlihatkan bahwa zaman sekarang sudah hampir sama seperti zaman dahulu di mana perempuan tak dihargai lagi dalam beberapa iklan dan kesempatan sangat mengeksploitasi keindahan yang dimiliki perempuan. perempuan yang menjadi objek iklan mempengaruhi keindahannya, tergantung bagaimana iklan tersebut menggambarkan perempuan tersebut dan bagaimana masyarakat merespons iklan tersebut.
ADVERTISEMENT
Jika iklan tersebut menggambarkan perempuan dalam cara yang sesuai dengan norma-norma gender yang sehat dan tidak memperpetuasi stereotip gender yang tidak sehat, maka iklan tersebut mungkin tidak mempengaruhi keindahan perempuan tersebut secara negatif. Namun, jika iklan tersebut menggambarkan perempuan dalam cara yang tidak sesuai dengan norma-norma gender yang sehat atau memperpetuasi stereotip gender yang tidak sehat, maka iklan tersebut mungkin mempengaruhi keindahan perempuan tersebut secara negatif.
Pada tingkat yang lebih umum, bagaimana masyarakat merespons iklan tersebut juga dapat mempengaruhi bagaimana perempuan tersebut dianggap oleh masyarakat. Jika masyarakat memprotes iklan tersebut atau menganggap iklan tersebut tidak sesuai dengan norma-norma yang sehat, maka iklan tersebut mungkin tidak mempengaruhi keindahan perempuan tersebut secara negatif. Namun, jika masyarakat membeli produk atau jasa yang dipromosikan dalam iklan tersebut atau menganggap iklan tersebut sesuai dengan norma-norma yang sehat, maka iklan tersebut mungkin mempengaruhi keindahan perempuan tersebut secara positif.
ADVERTISEMENT
Meskipun seringkali tidak disadari, iklan yang menggunakan perempuan dapat memengaruhi pandangan masyarakat tentang perempuan dan bagaimana perempuan harus berperilaku. Beberapa iklan dapat mempromosikan stereotip gender yang tidak sehat atau tidak adil, atau menggunakan perempuan sebagai objek seksual untuk menjual produk.. Perempuan mungkin menjadi objek dalam sebuah iklan untuk menjual produk atau jasa, itu tidak berarti bahwa perempuan tersebut tidak layak dihargai atau diakui sebagai individu yang memiliki kepribadian dan kontribusi yang unik. Penting untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan mempromosikan standar yang sehat dan realistis terkait dengan kecantikan dan peran perempuan dalam budaya populer, agar perempuan dapat dihargai dan diakui sebagaimana layaknya. Oleh karena itu, penting bagi pembuat iklan untuk memperhatikan bagaimana perempuan digambarkan dalam iklan mereka dan memastikan bahwa iklan tersebut tidak mengandung pesan yang merugikan perempuan atau memperpetuasi stereotip gender yang tidak sehat
ADVERTISEMENT