Kolaborasi Potensi Anggota Koperasi

Wildanshah
Komisaris Perkumpulan Warga Muda. Direktur Utama PT Gerakan Masa Depan. CEO Gorengin. Deputi Riset dan Manajemen Pengetahuan Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation. Anggota Asosiasi Ilmu Politik Indonesia.
Konten dari Pengguna
4 Januari 2022 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wildanshah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolaborasi Potensi Anggota Koperasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagaimanapun koperasi bisa menjadi hebat ketika kesempatan dan kinerja bertemu sesuai rencana kita. Saat tantangan dan ancaman menghantam koperasi, baru terujilah kegigihan anggota-anggota kita.
ADVERTISEMENT
Koperasi kita perlu membuka diri untuk berlajar dari koperasi-koperasi di luar negeri seperti The Co-operative Group di Inggris, Coop Norden di Skandinavia dan Fonterra di Selandia Baru.
Jika diperhatikan dengan seksama, koperasi-koperasi dengan visi yang agresif seringkali kinerjanya buruk dalam jangka panjang daripada koperasi-koperasi yang mencoba konsisten untuk membangun potensi anggotanya mengejar target secara bertahap.
Nyatanya, koperasi yang benar-benar tumbuh sangat terkait dengan anggota-anggota yang displin, fokus, dengan mencicil kemenangan-kemenangan kecil secara konsisten.
Intinya adalah memastikan proses pertumbuhan koperasi berjalan baik, dimana para anggota juga mengikuti prosesnya dengan sangat baik pula. Karena yang lebih penting bagi koperasi yang hebat adalah kemampuan lembaga memandu potensi-potensi para anggota.

Pilih Anggota Yang baik, Pilah Anggota Yang Buruk

Koperasi-koperasi besar di Indonesia, tentunya memiliki anggota yang baik dan yang buruk. Namun koperasi yang buruk, terlalu tersita perhatiannya untuk mengurus anggota yang buruk, ketimbang mengembangkan anggota yang baik.
ADVERTISEMENT
Dengan terlalu mengurus anggota-anggota yang buruk, koperasi kita sangat menyia-nyiakan anggota-anggota yang memiliki kinerja baik. Akhirnya, kita banyak kehilangan peluang, kesempatan dan potensi yang dimiliki oleh koperasi kita.
Koperasi yang hebat, memilih jalan untuk mengoptimalkan anggota yang baik untuk mencapai target, dan menghindari menyalahkan anggota yang buruk setiap hari.
Satu-satunya cara mewujudkan langkah ini dengan memastikan pengurus koperasi berinventasi pengetahuan kepada para anggota yang potensial dan mau mengembangkan diri.
Kegagalan besar dalam koperasi adalah ketidakmampuan untuk membuat perencanaan pengembangan anggota koperasi agar tetap relevan di masa depan.
Tanggung jawab ini berada di manajemen puncak, koperasi yang sekarat tidak semata-mata karena kalah dalam persaingan usaha, penyebabnya bisa jadi akibat manajemen sumber daya manusia yang buruk.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun juga anggota adalah bagian terpenting bagi koperasi. Kemajuan sebuah koperasi sangat tergantung dari kinerja anggotanya.
Kualitas anggota yang meningkat berujung pada produktivitas koperasi yang semakin progresif, yang artinya kesalahan, pemborosan dan kegagalan dapat diminimalisir. Karena sebuah koperasi tidak bisa mencapai kualitas terbaiknya hanya dengan mengeluarkan “gaji” untuk anggota.
Jika ini terus terjadi, mindset ya tertanam pada seluruh anggota, mereka akan “bekerja untuk dirinya sendiri”. Kehidupan berkoperasi hanya menjadi sarana mencari nafkah, menjilat atasan, dan persaingan antar anggota untuk berebut jabatan.
Iklim koperasi semacam itu, membuat para anggota tidak pernah sekalipun memikirkan masa depan bersama.
Pengurus koperasi perlu melatih para anggota terbaiknya untuk memiliki rasa memegang kendali atas apa yang mereka kerjakan untuk kemajuan bersama.
ADVERTISEMENT
Sehingga para anggota terbaik ini mulai memikirkan masa depan koperasi mereka sendiri, tidak hanya mengejar kepentingan pribadi semata.
Masalahnya berada pada sistem, bukan para anggotanya. Pengurus koperasi seharusnya juga memikirkan untuk memperbaiki tata kelola SDM, tidak hanya fokus untuk mengembangkan produk dan layanan saja.
Merujuk pada pakar manajemen, W Edwards Deming, untuk meningkatkan kualitas organisasi, sebaiknya kita menghapuskan rasa takut antara manajemen dengan pekerja, mendobrak penghalang antar divisi, mengorientasikan ulang ekspetasi anggota pada tujuan besar organisasi, dan melakukan seleksi yang ketat untuk memastikan orang-orang terbaik bergabung.
Membangun potensi anggota koperasi tidak akan pernah berhasil jika para pengurus koperasi hanya bekerja untuk mengejar laba jangka pendek.