Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pandangan Islam Dalam Hubungan Posesif
4 Juli 2024 8:25 WIB
·
waktu baca 1 menitTulisan dari Wildani Faqih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia, kita cenderung memiliki naluri posesif dalam setiap hubungan yang kita jalani. Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana pandangan Islam terhadap naluri ini? Sejauh mana kita bisa dan seharusnya memperlihatkan posesivitas?
ADVERTISEMENT
Dalam konteks Islam, posesivitas dalam hubungan, seperti pernikahan, harus dilihat melalui prisma kasih sayang dan rasa hormat. Islam mengajarkan kita untuk menghargai dan menghormati kebebasan pribadi pasangan. Kita tidak boleh mengikat pasangan kita dalam belenggu posesivitas.
Sebaliknya, Islam meminta kita untuk percaya dan menghormati satu sama lain. Seorang suami atau istri tidak boleh mengontrol setiap aspek dalam kehidupan pasangan mereka. Seharusnya ada ruang bagi individu untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu.
Posesivitas berlebihan dapat menumbuhkan rasa tidak aman dan merusak trust yang dibangun dalam hubungan. Jika pasangan merasa ditekan, ini bisa mendorong mereka menjauh, bukan mendekat.
Sebaliknya, rasa sayang yang tumbuh dari rasa percaya dan rasa saling menghargai satu sama lain, itu adalah kunci utama dalam mempertahankan hubungan dalam Islam.
ADVERTISEMENT
Jadi, mungkin posesif dalam batas-batas tertentu diperbolehkan dalam Islam, sebagai bentuk kasih sayang dan perlindungan. Namun, perlu diingat bahwa kebebasan pribadi pasangan harus dihargai dan dihormati.