Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Apakah Jokowi Titisan Raden Puntadewa ?
21 Agustus 2017 0:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari William Parlindungan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah Jokowi Turunan Raden Puntadewa?
Kalangan publik di Indonesia mungkin masih sebagian kecil yang pernah mengenal salah satu tokoh yang melegenda dalam dunia perwayangan yakni Raden Puntadewa. Raden Puntadewa adalah putra sulung dari Prabu Pandudewanata dan Dewi Kuntinalibrata.
ADVERTISEMENT
Raden Puntadewa adalah salah satu anggota pandawa lima , lima tokoh yang diidolakan orang Jawa karena dikenal sebagai tokoh protagonis di setiap cerita pewayangan.Raden Puntadewa memiliki watak suci, suka mengalah, tenang, sabar, cinta perdamaian, tidak suka marah meskipun harga dirinya diinjak-injak dan disakiti hatinya. Oleh para dalang ia digolongkan dalam tokoh berdarah putih dalam pewayangan bersama Begawan Bagaspati, Antasena dan Resi Subali sebagai perlambang kesucian hati dan dapat membunuh nafsu-nafsu buruknya.
Nah apabila kita hubungkan Raden Puntadewa dengan Presiden Jokowi, sedikit banyak ada kemiripan. Sebelum membahas hal tersebut, kita kembali dengan romantika Pemilihan Presiden Republik Indonesia tahun 2014 yang lalu.
Ir. H. Joko Widodo bersama pasangannya Jusuf Kalla meraup 71.107.184 suara (53,19 persen) dan unggul di 23 provinsi, mengalahkan pasangan Prabowo - Hatta hanya mampu meraih 62.578.528 suara (46,81 persen) dan menang di 10 provinsi.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Jokowi – JK sangat dinanti – nantikan oleh rakyat Indonesia lewat program unggulannya Nawa Cita dan Reformasi Mental. Kemenangan Jokowi – JK tersebut merupakan buntut dari kekecewaan masyarakat dari perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang secara jor – joran dipertontonkan oleh para oknum legislator dan politikus di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat. Rakyat pasti ingat dengan mega korupsi Hambalang yang telah menjebloskan menteri dan anggota DPR RI di era SBY ke “Hotel Prodeo”.
Kalau kita lihat Pilpres 2014 yang lalu, peran Jokowi sebagai tokoh sentral yang dianggap sebagai pemimpin masa depan diharapkan mampu mendobrak kebobrokan mental para birokrat dan legislator yang dikelilingi oleh budaya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dengan mengusung jargon revolusi mental.
ADVERTISEMENT
Kala itu Jokowi menyatakan bahwa revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa.Indonesia, merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Dia mengatakan, karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera.Akan tetapi menurut Jokowi sedikit demi sedikit karakter itu berubah dan kita ndak sadar. Yang lebih parah lagi ndak ada yang nge-rem. Yang seperti itulah yang merusak mental.
Perubahan karakter bangsa tersebut, kata Jokowi, merupakan akar dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidaksiplinan. Kondisi itu dibiarkan selama bertahun-tahun dan pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa. Dan jalan satu – satunya merobah semuanya itu adalah revolusi mental. Sehingga Jokowi menawarkan konsep revolusi mental. Terminologi "revolusi", tidak selalu berarti perang melawan penjajah. Jokowi mengatakan revolusi merupakan refleksi tajam bahwa karakter bangsa harus dikembalikan pada aslinya.
ADVERTISEMENT
Kemudian dalam menjalankan pemerintahnya, Jokowi telah membuat agenda prioritas program kerja pemerintahnya dalam beenintuk Nawa cita, yaitu 9 program prioritas. Program Nawa Cita ini lah yang digodok dan diramu oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) untuk disinergikan keseluruh Kementrian dan Lembaga pemerintahan saat ini yang hasilnya lambat – laun telah kita rasakan, terutama dalam bidang konektivitas dan infrastruktur.
Presiden Jokowi juga secara perlahan – lahan mulai melakukan pembenahan di bidang penegakkan hukum dan ketertiban nasional dengan memilih Jenderal Polisi Tito karnavian sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Jenderal Polisi Tito diharapkan oleh Jokowi mereformasi total POLRI yang mendapatkan penilain yang buruk dalam masyarakat, terutama budaya “86” baik dalam sistem perekrutan personil maupun dalam proses tilang dalam masyarakat. Polri juga dinilai kurang tanggap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu Tito juga diharapkan dapat membersihkan menjamurnya gerakan terror dalam masyarakat yang memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
ADVERTISEMENT
Jokowi orang Solo yang lemah lembut, santun, tenang, tetapi bijaksana dan tegas juga perlahan – lahan mulai menjinakkan lawan politiknya. Kasus besar penistaan agama yang merupakan blunder politik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang karena pernyataannya hampir menyebabkan disintegrasi bangsa dan mengancam pemerintahan Jokowi secara ciamik dapat dikendalikan oleh Jokowi. Banyak orang yang menilai Ahok dan Jokowi adalah pasangan pemimpin yang serasi, dengan perbedaan karakter yang bertolak belakang tetapi mampu bersinergi dalam mengambil keputusan. Banyak orang mengira Jokowi pasang badan untuk Ahok, tetapi hal tersebut terpatahkan, dengan sikap Jokowi yang diam seribu bahasa atas kasus Ahok, hingga Ahok diputus bersalah dan dijatuhi hukuman pidanan penjara selama 2 tahun.
Publik juga dibuat terperangah dengan strategi politik Jokowi yang membungkam gerakan alumni 212 dimana dedengkotnya Habib Riziek masih berada di luar negri. Selain itu Perpu no. 2 tahun 2017 Tentang Ormas yang melarang eksistensi Ormas – Ormas Radikal yang tidak patuh akan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI ramai – ramai didukung oleh tokoh yang selama ini ingin menjungkalkan Jokowi lewat issue AHOK sang Penista.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi juga mengalah dan tidak sakit hati terhadap doa politik yang disampaikan oleh anggota DPR RI TIfatul Sembiring dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berdoa agar Tuhan menggemukkan Presiden Jokowi.
Dalam Perayaan HUT RI ke 72 di Istana Merdeka, kembali Jokowi mempertontonkan kepada publik pertemuan fenomeal 2 tokoh nasional yang selama ini berseteru Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono hingga kedua tokoh tersebut saling bertegur sapa dan bersalamaan.
Apakah Jokowi turunan Raden Puntadewa? Penulis berpendapat bahwa karaketer Puntadewa telah melekat pada diri Jokowi. Buktinya, Jokowi telah berperan sebagai tokoh sentral dalam republik ini yang mempunyai cita – cita merevolusi secara total kepribadian, mindset dan pola pikir anak bangsa ini kembali ke khitoh awalnya hidup rukun, damai, ramah, sopan santun dan budaya gotong royong dan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan. Ciri bangsa itu lambat laun mulai luntur. Jokowi mulai merasakan hal tersebut, dan Jokowi menyadari bahwa bangsa ini akan terpecah belah seperti Uni Soviet, Irak, Suriah, Afganistan dikarenakan disintegritas bangsa oleh sebab persoalan horizontal.
ADVERTISEMENT
Sifat Raden Puntadewa yang menjunjung tinggi keadilan dan tidak pilih kasih, sabar, rendah hati,m dan tenang menghadapi setiap persoalan dan bijaksana dalam mengambil keputusan sepertinya diwariskan kepada Jokowi. Dalam kurun ke -3 tahun pemerintahannya Jokowi sudah bersikap adil dengan membuka keterbelakangan propinsi paling ujung di Indonesia Papua dengan membangun konektivitas infrastruktur jalan, sehingga hara semen dan bahan bakar minyak nyaris sama dengan harga di Pulau Jawa. Konektivtas diberbagai pulau, seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi mulai dikerjakan, juga mengkonektivitas jalan tol Jakarta hingga Surabaya juga mulai dikerjakan adalah salah satu contoh konkret Jokowi untuk mempermudah akses rakyatnya untuk saling bersilaturahmi, terutama disaat hari raya Idul Fitri.
Reinkarnasi Raden Puntadewa sudah menjalar diseluruh tubuh Jokowi, semangat dan karakter Puntadewa sudah bergelegar di segenap sanubari Jokowi, Nawacita sudah bergerak di jalankan, Revolusi Mental terutama birokrasi dan kepolisian sudah mulai dirasakan oleh setiap rakyat Indonesia, tinggal bagaimana rakyat Indonesia yang mencintai Joko Widodo mendoakan beliau agar tetap sehat dan tegar dalam menghadapi gelombang yang setiap saat akan menerjangnya. Bisa saja Jokowi akan menjelma sebagai raksasa seperti Raden Puntadewa yang mengalahkan para musuh – musuhnya, demi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Semoga saja ya….
ADVERTISEMENT
Merdeka..
Andy William Sinaga
Penulis Lepas/Aktivis
Sumber bacaan ;
www.antaranews.com/berita/.../sejumlah-tokoh-samakan-jokowi-dengan-parikesit