Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Psikosomatis: Sebuah Percakapan Antara Tubuh dan Pikiran
11 Desember 2023 17:58 WIB
Tulisan dari Willy Riziq Canaha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa, tentu kita sering mengalami stres karena beban tugas dan pekerjaan yang menumpuk dengan deadline yang hanya beberapa hari atau bahkan jam. Tapi pernahkah kalian jatuh sakit saat mengerjakan tugas-tugas tersebut? Kemudian ketika sudah selesai cek ke dokter, tidak ada tanda-tanda spesifik penyebab kita sakit. Apa mungkin kita diguna-guna oleh teman kita karena tidak mau nilai kita lebih bagus darinya? Ternyata ada penjelasan secara sains loh terkait fenomena tersebut. Fenomena tersebut disebut dengan gangguan Psikosomatis. untuk penjelasan lebih jelasnya, simak artikel berikut sampai akhir, ya!
ADVERTISEMENT
Kenalan dengan Psikosomatis
Psikosomatis berasal dari kata “Psyche” yang artinya jiwa atau pikiran dan “Soma” yang artinya tubuh, jadi secara bahasa, psikosomatis adalah gangguan yang melibatkan pikiran dan tubuh. Gangguan Psikosomatis atau somatoform disorder adalah gangguan yang terjadi akibat gangguan mental emosional yang bermanifestasi dengan gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis. Intinya, gangguan psikosomatis adalah gangguan penyakit fisik yang terjadi karena pikiran dan emosi kita yang sedang tinggi-tingginya. Emosi yang tinggi bisa muncul dengan gejala stres, depresi, cemas, dll.
Kenapa Pikiran dan emosi bisa mempengaruhi tubuh? Ketika kita mengalami rasa cemas, takut, atau terancam, otak kita akan mengeluarkan hormon-hormon stres, diantaranya hormon adrenalin, kortisol, dan Norepinefrin. Hormon-hormon tersebut akan membuat tubuh kita dalam kondisi alert. Dalam kondisi ini, tubuh akan berada dalam respon fight or flight. Respon ini menjadi penyebab utama timbulnya perubahan atau gejala fisik dalam tubuh, seperti detak jantung yang lebih cepat, napas pendek, peningkatan tekanan darah, ekskresi keringat di telapak tangan dan telapak kaki, dsb. Gejala-gejala tersebut bisa muncul karena hormon-hormon stres tersebut masuk ke dalam darah dan menyebabkan sistem imun dan kekebalan tubuh kita menurun.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana kita bisa meredakan psikosomatis dan stres yang berkepanjangan ini? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyebab utama dari psikosomatis sendiri adalah emosi dan pikiran yang tinggi, stress. Lalu ketika kita sudah merasa tubuh mulai sakit-sakitan, mungkin kita harus menuntaskan stres itu sendiri.
Coping Stress
Stres bisa disebabkan karena banyak hal dan banyak keadaan, biasanya muncul saat dalam masa-masa ujian atau karena masalah personal yang berkepanjangan. Untuk itu, kita perlu tahu bagaimana mana mengenali dan mengatasi stres yang kita alami. Di sini akan dijelaskan tiga tahapan untuk mengatasi stres.
Pertama adalah mengenali dan mengetahui gejala stres yang kalian rasakan. Gejala stres dapat muncul dalam berbagai macam keluhan di tubuh seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bisa muncul dengan batuk, nyeri di beberapa bagian tubuh, peningkatan denyut jantung, keringat dingin, dll.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah dengan mengenali sumber stres tersebut. Tentu stres datang dan muncul dengan beberapa penyebab, penyebab tersebut kita sebut dengan stresor. Stresor datang dari luar atau dari jangkauan tubuh kita atau bisa disebut dari eksternal. Bisa datang dari kerjaan yang menumpuk, masalah-masalah dalam kehidupan yang tak kunjung selesai, dan banyak hal lain yang membuat kita merasa terbebani.
Terakhir adalah dengan mengatasi sumber masalah yang dihadapi. Mengatasi masalah atau coping mechanism dibagi menjadi beberapa macam, disini akan saya jelaskan 2 macam coping yang sering digunakan banyak orang dalam mengatasi atau sekedar meredakan pikiran yang memanas, emotion-focused dan solution-focused.
Emotion-focused adalah begaimana kita mengatasi stres kita dengan menenangkan emosi kita. Stres datang karena emosi kita yang sedang tidak stabil, untuk itu, menangani stres dari dalam diri perlu dilakukan. Emotion-focused bisa dilakukan dengan bercerita kepada orang-orang yang kita percaya dengan mengeluarkan beban-beban pikiran kita atau dengan melakukan teknik-teknik meditasi untuk jiwa yang lebih tenang. Walaupun emotion-focused hanya bersifat sementara, namun hal ini cukup efektif untuk mengembalikan semangat kita menjalani rutinitas.
ADVERTISEMENT
Solution-focused atau problem-focused adalah bagaimana kita mengatasi masalah tersebut dari sumber masalahnya. Tentu masalah bisa datang dari berbagai macam hal, tetapi ketika kita mampu dan tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut, kita akan bisa terbebas dari stres dan pikiran yang mengganggu pikiran kita. Namun, saat masalah tersebut datang di luar jangkauan kita, tidak apa-apa untuk meminta bantuan dari psikiater atau psikolog untuk jalan keluar yang bijak.
Simpulan
Psikosomatis muncul sebagai respon tubuh terhadap pikiran dan emosi yang terus bekerja. Tubuh seakan menghadirkan rasa sakit agar pikiran dan emosi kita istirahat sejenak. Stres yang berkepanjangan menjadi penyebab utama dari psikosomatis. Untuk itu, penting bagi kita, apalagi mahasiswa, untuk mencegah datangnya stress dengan melakukan preventif seperti journaling, membuat jadwal harian, atau hal lain agar kegiatan kita terjadwal dan tidak menumpuk di akhir.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika kita dihadapkan dengan situasi yang membuat kita terpuruk, tidak apa-apa untuk meminta bantuan kepada psikolog atau psikiater yang lebih berpengalaman. Ketika dokter umum tidak bisa menjelaskan kenapa kita sakit yang tidak bisa dijelaskan secara medis, disitulah tanda bahwa kita memerlukan bantuan psikolog.
Referensi
Andri. (2010). Konsep Bipsikososial pada Keluhan Psikomatik. Indon Med Assoc. 61 (9).
Manjie, Wabf., Saudino, J., Kimberly. (2011) Emotion Regulation and Stress. Journal of Adult Development. 18:95-103. https://doi.org/10.1007/s10804-010-9114-7
Apriyani, Ratih., Faktor-Faktor Penyebab Psikosomatis Pada Orang Dengan Kecenderungan Psikosomatis. Psikoborneo. 6 (3). 425-430
Ashfarina, Zahrawanda., Maulina, Nora., & Cut, Khairunnisa. (2023). Gambaran Gejala Psikosomatik pada Mahasiswa Universitas Malikussaleh sebelum Mengikuti Ujian Blok. GALENICAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Universitas Malikussaleh. 2(6). 80-90.
ADVERTISEMENT
Persen, satu., (2020, August 14). Ketika Stress Memicu Penyakit Fisik (Psikosomatis). [Video]. https://youtu.be/l9DSm5SXmjo?si=rAv295gxpBB-ekox
Agustin, Sienny., (2021, July 20). Gangguan Psikosomatik, Ketika Pikiran Menyebabkan Penyakit Fisik. https://www.alodokter.com/gangguan-psikosomatis-ketika-pikiran-menyebabkan-penyakit-fisik