Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dari Insecurity ke Percaya Diri: Mengatasi Ketakutan Remaja pada Seleksi PTN
4 Juli 2024 6:16 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Wilsya Azzahroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika seorang pelajar telah memasuki periode akhir dari masa sekolahnya, maka akan terjadi peningkatan pada aktivitas kognitif yang selalu berkaitan dengan pandangan siswa itu sendiri mengenai impian dan masa depannya. Beberapa pertanyaan mulai bermunculan dalam dirinya, seperti apa yang harus dia lakukan setelah lulus, apakah akan langsung bekerja atau kemana dia akan melanjutkan pendidikannya. Siswa yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan dihadapkan dengan berbagai seleksi untuk menuju kampus impiannya, dimana proses seleksi tersebut menjadi momen krusial dalam hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi proses tersebut seringkali menyebabkan gangguan kecemasan dan rasa insecure yang tinggi pada para siswa. Ketakutan akan ditolak oleh kampus impian, tidak percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, serta khawatir karena banyaknya pesaing untuk mendapatkan satu kursi di kampus dan jurusan yang mereka minati. Pikiran-pikiran tersebut seringkali muncul pada siswa yang tengah mengikuti proses seleksi masuk PTN di Indonesia, bahkan dapat memicu gangguan kecemasan hingga stres berkepanjangan jika terjadi terus-menerus.
Gangguan Kecemasan dan Insecurity pada Pelajar SMA dalam Menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
Kecemasan merupakan sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan atau perasaan yang menyakitkan. Kecemasan timbul ketika seseorang merasa khawatir atau takut akan sesuatu. Kecemasan dapat menjadi sumber motivasi untuk mengarahkan hidup pada kesuksesan dan bahkan dapat melindungi diri dari bahaya jika terjadi dalam batas normal. Namun, jika kecemasan terjadi secara berlebihan dan tidak terkendali, maka dapat menimbulkan gangguan kecemasan yang dapat mengganggu kestabilan diri dan keseimbangan hidup penderitanya.
ADVERTISEMENT
Insecure merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan perasaan tidak aman, cemas, dan ragu terhadap kemampuan diri sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang merasa cemas dengan tujuan hidup, hubungan, serta kapabilitasnya dalam menghadapi suatu masalah. Perasaan insecure dapat mereda dan hilang dengan sendirinya, Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, insecure justru berisiko memicu kecemasan berlebihan, kehilangan kepercayaan diri, serta depresi. Perasaan insecure dapat berdampak pada produktivitas perkembangan yang tidak optimal dan akan berakibat negatif jika dilakukan terus-menerus.
Kecemasan pada siswa yang menghadapi seleksi masuk PTN dapat berupa ketidakpastian hasil yang akan diterima, sehingga ketidakpastian tersebut mengganggu ego dan memunculkan kecemasan. Proses seleksi masuk PTN seringkali menimbulkan tekanan tinggi pada siswa. Mereka dihadapkan pada persaingan ketat dan ekspektasi yang tinggi, baik dari diri mereka sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Kondisi ini dapat memicu gangguan kecemasan, di mana siswa merasa tertekan, khawatir, dan tidak mampu mengatasi tekanan tersebut. Selain itu, rasa tidak aman atau insecurity juga dapat muncul, membuat siswa meragukan kemampuan dan nilai diri mereka.
ADVERTISEMENT
Dampak Kecemasan dan Insecurity pada Pelajar SMA dalam Menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
Kecemasan dalam bentuk ekstreem dapat mengganggu fungsi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kecemasan yang berlebih dapat menimbulkan perasaan gelisah atau gugup dan dapat memberikan efek negatif yang berkaitan dengan perhatian, daya ingat, dan strategi dalam belajar (Schunk, Meece, & Pintrich, 2014).
Gangguan kecemasan dan insecurity dapat memengaruhi prestasi akademik siswa selama proses seleksi masuk PTN. Siswa yang mengalami kecemasan cenderung sulit berkonsentrasi, kemampuan mengingatnya terganggu, mengalami kesulitan memahami materi, serta tidak mampu menunjukkan potensi sebenarnya, hingga mangalami kesulitan dalam menghadapi seleksi. Perasaan insecure dapat membuat siswa meragukan jawaban mereka sendiri, bahkan jika mereka sebenarnya memiliki pengetahuan yang cukup.
ADVERTISEMENT
Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fausiah & Widury, 2005) mengemukakan dampak kecemasan yang terjadi pada kadar tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki tingkat kecemasan sangat tinggi cenderung sulit atau bahkan tidak bisa menjawab soal ujian dan akan berdampak pada hasil seleksi yang diperoleh.
Solusi Menghindari Kecemasan dan Insecurity
Untuk mengatasi gangguan kecemasan dan insecurity pada siswa selama seleksi masuk PTN, perlu adanya pendekatan holistik. Program konseling dan dukungan psikologis dapat membantu siswa mengidentifikasi dan mengelola kecemasan mereka. Selain itu, pelatihan keterampilan mengatasi stres dan strategi coping yang sehat dapat memperkuat ketahanan mental siswa.
Adanya dukungan sosial dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, guru, dan teman juga dapat menjadi salah satu faktor untuk menghindari rasa cemas dan insecure berlebih pada siswa. Dukungan sosial bisa menjadi peredam akan kecemasan dan ketidakpercayaan diri siswa. Baik yang diberikan oleh orang tua dalam bentuk kasih sayang maupun guru melalui kegiatan konseling yang dilakukan di sekolah.
ADVERTISEMENT
Terapi kognitif perilaku (CBT) juga bisa menjadi solusi efektif, karena membantu siswa mengenali dan mengubah pola pikir irasional mereka. Dengan memahami kesalahan berpikir yang mungkin muncul selama proses seleksi, siswa dapat mengembangkan perspektif yang lebih seimbang dan rasional. Jika kecemasan dan insecure berlanjut hingga pada tahap gangguan depresi, sebaiknya para siswa segera menemui psikolog atau psikiatri untuk memperoleh penanganan yang layak serta solusi atas masalah yang sedang dihadapinya secara terpercaya. Rasa insecure terlihat biasa-biasa saja di beberapa kalangan, akan tetapi ketika hal tersebut di alami diri kita sendiri, jangan sungkan untuk berkonsultasi dan berbagi cerita terhadap orang terdekat agar rasa insecure tersebut bisa dilawan dan di psikoterapi dengan cepat.
Kecemasan yang dialami siswa ketika mempersiapkan diri seperti takut gagal dan ditolak dipengaruhi oleh rasa insecure terhadap kemampuan, perasaan menyalahkan diri sendiri ketika tidak mampu mencapai target dalam belajar, serta kurangnya dukungan dari orang-orang sekitar. Insecure karena pernah mengalami kegagalan pada seleksi sebelumnya serta ketatnya persaingan juga dapat menjadi salah satu penyebab dari kecemasan yang berlebih.
ADVERTISEMENT
Gangguan kecemasan dan insecurity yang muncul pada siswa selama seleksi masuk PTN di Indonesia memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental dan prestasi akademik mereka. Hubungan dengan konsep kesalahan berpikir menyoroti pentingnya intervensi psikologis dan pendekatan kognitif perilaku untuk membantu siswa mengatasi tantangan ini. Dengan memberikan perhatian lebih terhadap aspek kesejahteraan mental, pendidikan tinggi di Indonesia dapat menciptakan lingkungan seleksi yang lebih mendukung dan memastikan pertumbuhan siswa yang holistik.