Corona Tak Halangi Anak Muda Berinovasi

Winarni
ASN di Badan Riset dan Inovasi Nasional
Konten dari Pengguna
25 November 2020 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Winarni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia." ungkapan presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, ini benar adanya. Pemuda kreatif dan solutif merupakan harapan kemandirian dan kesejahteraan bangsa.
ADVERTISEMENT
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kunci kekuatan bangsa dalam bersaing di kancah dunia. Penghargaan dan apresiasi terhadap para pemuda dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu cara agar pemuda bersemangat berkontribusi dalam inovasi dan semakin siap dalam persaingan dunia.
Youth Science Week LIPI
LIPI sebagai Lembaga penelitian di Indonesia menyelenggarakan Youth Science Week yang dilaksanakan dari tanggal 16-20 November 2020. Rangkaian acara yang diadakan diantaran National Young Inventor Award (NYIA) ke 13, Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke 53, LIPI Young Scientis Award (LYSA) dan Meet The Student (MTS). Mengusung dari laman LIPI, NYIA adalah ajang bagi para pelajar untuk berkompetisi dalam inovasi dan invensi di bidang teknologi.
ADVERTISEMENT
Peserta yang mendaftar dalam lomba NYIA 2020 sebanyak 380 peserta dan hanya 41 peserta yang lolos hingga tahap penjurian. Dari 41 kontestan yang mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil inovasinya kepada dewan juri, didapat 3 pemenang.
Juara 1 diraih oleh siswa dari SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Mukhammad Sholikhuddin dan Nabil Nasruddin Al Mutawakkil yang membuat alat SADforest, yaitu Smart Alert Detect for Deforestation yang dapat mendeteksi penebangan liar dan kebakaran hutan sebagai solusi terhadap deforestasi yang terjadi di Indonesia.
Juara kedua diraih siswa dari MAN 2 Kudus, Ginaris Sekar Arum Pinasti dan Almas Fauziyah yang membuat alat pendeteksi borax, formalin dan pewarna sintetis bernama Detective Pen. Sebagai solusi maraknya penggunaan zat berbahaya tersebut dalam makanan yang diperjual belikan di masyarakat sehingga mudah dideteksi dan mengurangi resiko penyakit di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Juara ketiga diraih oleh siswa dari SMA Averos, Sorong Papua Barat, Muhammad Lutfi Usman dan Ratna Juwita Salensehe dengan inovasi berupa Communication Gloves Device yaitu Sarung tangan komunikasi bebas pulsa berbasis Arduino Wireless bagi para pendaki. Harapannya dengan sarung tangan ini, maka resiko kecelakaan yang sering terjadi di area pendakian dapat ditekan.
Penyelenggaraan lomba NYIA diselenggarakan setiap tahun dan tahun ini telah memasuki tahun ke 13. Penyelenggaraan NYIA tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, dimana seluruh rangkaian kegiatan dilakukan secara virtual karena dampak pandemi.
Pandemi di Indonesia
Virus corona dilaporkan menginfeksi manusia pertama kali di Wuhan China pada Desember 2019. Hingga saat ini telah menyebar ke seluruh belahan dunia dan per 23 November 2020 telah memakan korban sebanyak 58.425.681 jiwa dan membunuh 1.385.218 jiwa (https://covid19.who.int). di Indonesia sendiri, sejak pertama kali dilaporkan pada Maret 2020 lalu, jumlah pasien terinveksi corona di Indonesia mencapai angka 497.668 jiwa, dan sebanyak 15.884 orang meninggal (BNPB, 22/11). Walaupun angka rata-rata kesembuhan Indonesia lebih tinggi daripada angka kesembuhan dunia, yaitu 84,02 persen dimana rata-rata kesembuhan dunia hanya 69,62 persen (@jokowi/Joko Widodo), hal tersebut tidak boleh membuat kita lengah dan tidak memathui protocol kesehatan yang dapat mencegah kita terinveksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Proses Penilaian Lomba NYIA Secara Virtual
Melihat kondisi dunia, khususnya Indonesia yang saat ini sedang berjuang melawan virus tersebut, membuat panitia lomba NYIA maupun LKIR memutuskan untuk melakukan rangkaian kegiatan lomba sekaligus penjurian secara virtual. Walaupun demikian, hal tersebut tidak mengurangi semangat para peserta yang lolos ke babak semifinal untuk mempresentasikan hasil inovasinya kepada dewan juri.
Peserta dikelompokkan berdasarkan hasil inovasi ke dalam beberapa bidang penelitian, yaitu bidang manajemen bencana, pangan dan pertanian, keamanan, keselamatan dan kesehatan, teknologi informasi dan komputasi, edukasi dan rekreasi, teknologi ramah lingkungan dan teknologi bagi penyandang disabilitas dan kebutuhan khusus.
Pelajar Kreatif Harapan Bangsa
Melihat hasil inovasi dari para pemenang lomba National Young Inventor Award, baik tahun ini maupun tahun-tahun sebelumnya, membuat saya yakin bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang siap bersaing dengan bangsa lain. Indonesia akan menjadi bangsa besar karena memiliki pemuda-pemuda hebat yang kreatif dan inovatif.
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip dari laman bppt.go.id, pemuda yang penuh inovasi adalah kunci sebuah bangsa bisa maju. Hal tersebut senada dengan ungkapan dan harapan Presiden pertama Indonesia, Soekarno terhadap pemuda Indonesia.
Peserta dan pemenang lomba NYIA adalah masa depan dan harapan kemajuan bangsa. Mereka mempunyai karya solutif untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Kepala LIPI dalam sambutannya pada penutupan kegiatan ISE tahun ini, menyampaikan bahwa sebagai anak muda harus menjadi kreatif dan solutif untuk menyelesaikan masalah di lingkungan sekitarnya.
Sejak pertama kali dilaksanakan, NYIA telah menjaring berbagai inovasi hebat karya anak bangsa. Sebagai bentuk penghargaan kepada para pemuda yang telah menghasilkan karya-karya inovatif, LIPI akan membantu para inventor muda ini untuk dapat mematenkan hasil inovasinya. Selain agar karya tersebut dapat langsung dimanfaatkan masyarakat juga agar generasi muda terus berinovasi menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Karya pemuda Indonesia patut kita hargai. Ditengah pandemi yang tak kunjung berakhir ini, masih ada harapan untuk menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing. Pemuda-pemudi terus berpacu dalam kompetisi, terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti ajang kompetisi ilmiah NYIA maupun LKIR tahun ini. Pandemi tak seharusnya membuat kita malas beraktifitas dan berinovasi, justru harus tetap produktif untuk meningkatkan kualitas hidup. Sudah seharusnya pemuda Indonesia mempunyai daya saing agar tidak lagi tertinggal dari negara lain.
Winarni
Pranata Humas LIPI