Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kebun Raya Cibodas, Tak Kenal Maka Tak Sayang
12 Oktober 2020 12:54 WIB
Diperbarui 6 Mei 2024 10:19 WIB
Tulisan dari Winarni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kalian pernah berkunjung ke Kebun Raya Cibodas? Apa yang kalian lakukan di sana? Piknik dan makan bersama keluarga? Atau berkumpul bersama teman mencari spot untuk berfoto? Atau sekadar menghirup udara segar dan melepaskan kepenatan setelah seminggu penuh bekerja?
ADVERTISEMENT
Yuk kenali lebih jauh tentang kebun raya. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 93 tahun 2011, kebun raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex situ yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa lingkungan.
Tanaman koleksi di kebun raya ditanam berkelompok berdasarkan tema, jenis, sukunya atau asal dari tanaman tersebut (fungsi konservasi, penelitian). Tanaman koleksi dipelihara dan dimanfaatkan secara berkelanjutan agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran, menjadi penghasil oksigen dan menyimpan cadangan air tanah (fungsi konservasi, penelitian, pendidikan, dan jasa lingkungan). Penataan tanaman koleksi diatur dengan memperhatikan nilai estetika agar indah dipandang dan menarik orang untuk datang menikmati keindahannya (fungsi pariwisata). Fungsi penting lain dari kebun raya adalah sebagai sarana untuk menambah kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan tumbuhan serta mengenalnya dari ciri, klasifikasi dan manfaatnya bagi kehidupan manusia (fungsi pendidikan).
ADVERTISEMENT
Kebun Raya Cibodas yang disingkat menjadi KRC berada di Kabupaten Cianjur. Bersebelahan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang merupakan tempat konservasi tumbuhan secara in situ, sementara KRC sebagai tempat konservasi tumbuhan secara ex situ. keduanya memiliki fungsi konservasi.
Tidak banyak orang yang tahu tentang hal tersebut, termasuk fungsi dari KRC. Kebanyakan pengunjung mengetahui KRC hanya sebagai kawasan wisata berupa taman wisata yang memiliki pemandangan indah, luas, sejuk dengan polusi udara sangat minim, banyak spot foto yang tidak ada duanya dan lokasinya dekat dari Jakarta. Sebagian besar pengunjung datang ke KRC untuk berwisata dan sedikit sekali yang melakukan kunjungan untuk belajar, melakukan kuliah lapangan atau penelitian. Berdasarkan penelitian dari Winarni dan Andes Hamurabi Rozak (2017) hanya sebanyak 0,1 pengunjung datang ke kebun raya cibodas untuk belajar mengikuti program pendidikan lingkungan/perkebunrayaan yang ditawarkan KRC.
ADVERTISEMENT
Merupakan hal wajar kegiatan wisata dilakukan untuk mendapatkan pengalaman baru dan menghibur. Menurut Undang-undang nomor 90 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan dari ke suatu tempat secara sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Menurut Nurdin Hidayah wisata adalah kegiatan perjalanan untuk mendapatkan pengalaman baru di suatu tempat. Wisatawan melakukan kegiatan wisata untuk menikmati keindahan objek dan daya tarik tempat yang dikunjunginya dan mengetahui apa yang terdapat di dalam objek tersebut.
Tak kenal maka tak sayang
Tantangan besar bagi pengelola agar masyakarat terutama pengunjung menyadari dan memahami hal tersebut. Menjadi tanggung jawab pengelola kawasan konservasi sekaligus sebagai kawasan wisata untuk menjalankan seluruh fungsi yang diembannya. KRC memerlukan usaha lebih untuk menyebarluaskan peranan dan fungsi besar yang dilakukan oleh KRC maupun kebun raya di Indonesia kepada pengunjung.
ADVERTISEMENT
Tugas besar konservasi tumbuhan di Indonesia merupakan upaya penyelamatan keanekaragaman hayati di Indonesia yang perlu mendapatkan dukungan dari seluruh komponen masyarakat. Dukungan tersebut dapat diberikan apabila masyarakat mengetahui tugas kebun raya tersebut. Dengan kata lain “tak kenal maka tak sayang”. Oleh karena itu, pengelola harus mengenalkan apa itu kebun raya dan apa saja yang dilkaukan oleh kebun raya agar masyarakat memberikan dukungan terhadap upaya konservasi tumbuhan Indonesia.
Apa yang perlu dilakukan
KRC perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas. Pertama, Sosialisasi melalui media sosial lembaga. Perlu sosialisasi secara konsisten dan kontinyu di media sosial lembaga yang mengulas peranan kebun raya dan fungsinya. Media sosial adalah media yang sangat efektif untuk menyebarluaskan informasi tentang apa pun saat ini. Seperti kita tahu pengguna media sosial di Indonesia saat ini sangatlah besar. Menurut Hotsuite pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 175,4 juta dan pengguna media sosial mencapai 160 juta pengguna (januari 2020). Merupakan peluang besar bagi KRC tanpa biaya besar tetapi tujuan penyebarluasan informasi dapat tercapai. Yang perlu dilakukan adalah konsisten dan kontinyu membuat konten informasi perkebunrayaan.
ADVERTISEMENT
Kedua melakukan sosialisasi melalui media cetak dan papan informasi di KRC. Papan informasi dapat di pasang di sepanjang jalur jalan utama menuju KRC dan lokasi yang banyak dikunjungi oleh pengunjung. Dengan sering melihat maka hal tersebut akan terekam dan tertanam dalam benak dan memori setiap pengunjung.
Ketiga, perlu sebuah program siaran informasi dengan cakupan kawasan kebun raya. Informasi tersebut berisi segala hal tentang KRC. Pengunjung dapat mendengar informasi yang diberikan walaupun berada di berbagai tempat baik yang dekat maupun yang jauh dari pusat informasi, mengingat luasan KRC yang lebih dari 84 hektar.
Keempat, membuat program-program kegiatan menarik dan atraktif yang dapat diikuti oleh pengunjung. Salah satu program pendidikan dengan konsep pertunjukan di area penerimaan pengunjung. Sambil menunggu pembelian tiket, pengunjung dapat menikmati pertunjukan tersebut. Tawarkan program pendidikan ekowisata perkebunrayaan yang dapat diikuti oleh pengunjung, tawarkan program magang bagi mahasiswa maupun siswa khusus di bagian penelitian, konservasi dan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Program-program tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih dari pengelola agar dapat berhasil. Dukungan pengelola untuk terus memantau kinerja penyebarluasan informasi perlu dilakukan terus menerus dan jangan kasih kendor.
Winarni, Pranata Humas LIPI